2 Juli 2025

Jelang Diresmikan ITN Uji Coba PLTS Berdaya 500 Kilo Watt

IMG20210625101201_resize_52_compress66

Foto: Foto bareng sebelum uji coba Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Kampus dua ITN Malang, Jum'at pagi (25/6/21).(ist)

Sabtu, 26 Juni 2021

Malangpariwara.com
Target Bulan depan di Resmikan sekaligus sertifikasi, Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Kampus dua ITN Malang, Jum’at pagi (25/6/21) dilaksanakan uji coba terlebih dahulu
Trial Test Commissioning (Tes Fungsi).

Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang dibangun diatas lahan seluas setengah hektar, dengan 1.114 panel surya diatas, ditargetkan dapat menghasilkan 500 Kilo Watt. Kampus Biru ini memang getol mengembangkan Energi Baru Terbarukan guna pelestarian lingkungan.

Menurut Ketua Pengawas Proyek PLTS ITN ini, Dr Ir Widodo Puji Mulyanto, Test Commissioning (Tes Fungsi) ini merupakan uji coba internal sebelum ditinjau pihak pemerintah untuk mendapatkan ijin operasi. Jika dalam tahap First Running Test PLTS berjalan sesuai harapan, maka selanjutnya akan mendapat sertifikat langsung dari Jakarta.

“Dalam First Running Test ini akan dilihat performanya. Nanti akan diketahui ukuran efisiensi pembangkit ini, yang nanti jadi bahan evaluasi,” beber Widodo kepada Malangpariwara saat di temui di lokasi PLTS kampus 2 ITN Raya karanglo Km 2 Tasikmadu Karang Ploso Kab Malang.

Lebih lanjut, pria yang keseharian dosen elektro menyampaikan, PLTS ITN ini sudah 90 % dibangun, tinggal pengerjaan penyempurna saja. Ditargetkan dua bulan kedepan sudah bisa dioprasikan. Nantinya sistem yang diterapkan dengan PLN adalah sistem barter.

“Hasil PLTS ITN ini keperuntukan sementaranya untuk kebutuhan listrik di kampus II dan Rusunawa yang ada di komplek ITN ini,” terang Widodo.

Diharapkan melalui pembangkit tenaga surya ini mengurangi kebutuhan listrik ke PLN, dengan PLTS ini kebutuhan listrik kampus pada siang hari tercover.

Andaipun mendung atau kondisi hujan sekalipun, PLTS ini masih memproduksi tenaga listrik, meskipun sedikit. Jika kondisi mendung kecerahan matahari berkurang, dan kebutuhan akan tenaga listrik tinggi, maka kekurangan tersebut dapat diambilkan dari PLN.

Sebaliknya, jika PLTS ITN ini dapat memproduksi listrik secara maksimal dan kebutuhan listrik di kampus II sendiri sedikit. Maka kelebihan daya listrik tersebut dieksport ke PLN, yang akan dikonversi dalam bentuk rupiah untuk mengurangi tagihan listrik.

Dalam uji coba ini, semua sistem dicoba untuk dikonfigurasikan semua agar dapat mengukur produksi PLTS ITN ini. Barangkali ada temuan-temuan baru yang sekiranya dapat dikembangkan oleh kampus biru ini.

Seperti diketahui sebelumnya, ITN merupakan kampus swasta pertama yang mengembangkan PLTS. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) sebagai upaya menekan penggunaan energi berbasis fosil.( JKW)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *