Tiga Tahun Riset, Tim Dosen ITN Malang Buatkan Maket Kampung Wisata Edukasi Heritage Kayoetangan
Senin, 29 November 2021
MALANGPARIWARA.COM
Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang melalui Tim Dosennya kemarin, Minggu(28/11/21) pagi di ketua Prof Dr. Ir. Lalu Mulyadi, MT menyerahkan maket kawasan Kampung Heritage Kayoetangan.
Tim ini terdiri dari Prof. Dr. Ir. Lalu Mulyadi, MT, Ir. Budi Fathony, MTA, dan Ir. Ester Priskasari MT.
Menurut ketua Tim Prof Lalu, bantuan pembuatan maket ini merupakan bagian dari salah satu bentuk pengabdian dan kontribusi kepada masyarakat.
Maket kawasan Kampung Heritage Kayoetangan yang diserahkan ke masing-masing Ketua RW 01, RW 02, RW 09 dan RW 10 itu merupakan hasil akhir dari penelitian mereka selama 3 tahun mulai dari tahun 2019 hingga 2021.
“Keluaran dari hasil penelitian ini pada tahun pertama berbentuk buku Monograf yang sudah kami publish. Kemudian tahun kedua keluarannya adalah buku kebijakan dan di tahun terakhir tahun ke tiga ini berupa maket,” jelasnya di balai RW 09, Minggu (28/11/2021).
Dijelaskan Prof Lalu, maket yang mereka serahkan tersebut bisa menjadi alat peraga informasi awal bagi para wisatawan yang datang ke Kampung Heritage Kayutangan.
Sehingga para wisatawan sebelum masuk ke kawasan bisa melihat secara detail dulu, posisi dari bangunan-bangunan yang sudah kami tentukan sebagai bangunan heritage itu dimana saja.
“Pada maket ini ada dua bangunan heritage yang kita detailkan. Gunanya untuk menunjukkan bahwa di kampung Kayutangan ini memang benar adalah cagar budaya. Karena sesuai teori yang ada, bahwa kawasan Kayoetangan ini sudah layak untuk dijadikan sebagai cagar budaya,” ungkapnya.
Lebih lanjut Budi Fathony menyebutkan bahwa penelitian ini dimulai dengan pengamatan dan pengumpulan data sekunder. Selanjutnya digunakan pendekatan mixed research untuk menentukan potensi-potensi tersebut.
“Tahap akhir yakni pembuatan maket kawasan sebagai kampung heritage yang kami serahkan hari ini,” timpalnya.
Menurutnya penelitian, ini sebagai penunjang penting, karena jangan sampai suatu kawasan disebut kampung tematik hanya visualnya saja, tanpa ada data kajian secara ilmiah.
“Maket ini adalah data ilmiah, yang sementara fokus pada desain arsitektur rumahnya saja,” terangnya.
Sementara itu Ketua RW 09 Eddy Hermanto berharap kedepan semua spot yang ada di wilayahnya dapat dinikmati wisatawan lengkap dengan data-data penunjang, yang akan memudahkan mereka dalam berwisata.
“Kebetulan makam Mbah Honggo ada di wilayah kami, sehingga alangkah baiknya jika ke depan semuanya dapat dibuatkan maketnya juga,” harapnya.(Djoko W/Agus B))