UB Kembali Kukuhkan Dua Profesor FP dan FISIP

Foto: Pelaksanaan Pengukuhan Guru Besar ( Dua Profesor baru)
Jum’at, 18 Maret 2022
Malangpariwara.com –
Universitas Brawijaya (UB) kembali akan mengukuhkan dua profesor baru, yakni Prof. Ir. Didik Suprayogo, M.Sc., Ph.D dari Fakultas Pertanian (FP) dan Prof. Anwar Sanusi, Ph.D dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP).
Pengukuhan ini akan digelar pada Rapat Terbuka Senat Akademik UB, Sabtu (19/03/2022), di gedung Samantha Krida.
Prof. Ir. Didik Suprayogo, M.Sc., Ph.D dikukuhkan sebagai profesor dalam bidang Ilmu Konservasi Tanah dan Air. Ia merupakan profesor aktif ke-29 dari FP, dan ke-165 di UB, serta menjadi profesor ke-291 dari seluruh profesor yang telah dihasilkan UB.
Sementara itu Prof. Anwar Sanusi, Ph.D dikukuhkan sebagai profesor tidak tetap dalam bidang Ilmu Kebijakan Publik (Pengembangan Perdesaan).
Ia merupakan profesor ke-2 dari FISIP, dan profesor aktif ke-166 di UB, serta merupakan profesor ke-292 dari seluruh profesor yang telah dihasilkan UB.

Prof. Ir. Didik Suprayogo, M.Sc., Ph.D, besok akan memaparkan Pidato ilmiahnya dengan judul “Inovasi BioGT-BOT+ untuk Pertanian Konservasi dalam Budidaya Tanaman Semusim Di Lahan Kering”
Menurutnya, degradasi tanah sangat terkait dengan penurunan kualitas tanah dalam mendukung produksi tanaman dan kualitas sumber daya alam, serta penurunan produktivitas ekosistem.
“Penurunan fungsi tanah dapat mengakibatkan hilangnya unsur hara tanah, penurunan bahan organik tanah, pemadatan, erosi tanah, dan hilangnya keanekaragaman hayati,” ujarnya.
Sekitar 60% dari luas daratan dunia mengalami degradasi, termasuk disebabkan karena erosi tanah, yang merupakan salah satu tantangan terbesar bagi pengelola lahan.

Solusi teknologi untuk pengendalian erosi tanah di awal musim tanam adalah pemberian mulsa di permukaan tanah. Namun, penggunaan mulsa kurang disukai oleh petani karena kurang praktis dan mudah berserakan di lahan.
Untuk itu Prof. Didik dan tim mengembangkan penggunaan bahan baku organik yang dimasukkan di antara dua lapisan luar bahan geotekstil. Upaya ini disebut sebagai inovasi BioGT-BOT+, untuk mendukung pertanian konservasi.
“BioGT-BOT+ ini merupakan suatu teknologi rakitan dua lapis bahan rajutan dari bahan organik dengan kualitas rendah yang sering dikenal dengan Biogeotekstil (BioGT-) yang berfungsi sebagai mulsa untuk pengendalian erosi tanah, yang didalamnya diisi bahan organik/seresah/residu pertanian untuk memberikan tambahan (+) bahan organik tanah (BOT) agar terjadi penyehatan kesuburan tanah sehingga diperoleh produksi pertanian yang berkelanjutan di lahan kering,” urainya.

Keunggulan BioGT-BOT+ adalah produk ini dirancang sederhana, ramah lingkungan, efektif, dan aplikatif, mampu menjawab trade-off antara upaya peningkatan produksi tanaman dan perlindungan sumberdaya tanah untuk mencegah degradasi tanah.
BioGT-BOT+ selain dirancang untuk mengendalikan erosi tanah juga dapat menyehatkan tanah melalui penambahan bahan organik, mengendalikan fluktuasi suhu tanah, menjaga kelembaban tanah yang berdampak peningkatan produksi tanaman.
Prof. Didik menyelesaikan studi S1 di Fakultas Pertanian UB, S2 di Wageningen Agriculture University, The Netherlands, dan S3 di Imperial Colllege, London University, UK.
Selain menjadi dosen, saat ini ia menjabat sebagai Sekretaris Lembaga Pengembangan Pendidikan (LPP) UB.(Djoko Winahyu)