“Limbah Minyak Goreng Jadi Pengganti Solar” Temuan Satu dari Empat Guru Besar UB yang di Kukuhkan Hari ini

Pengukuhan guru besar UB.(Djoko W)
Sabtu, 19 November 2022
Malangpariwara.com
UB Kukuhkan 4 Guru Besar, Salah Satunya Temukan Jelantah sebagai Pengganti Solar.

Universitas Brawijaya (UB) mengukuhkan empat Guru Besar (Gubes) sekaligus. Mereka diantaranya ; Prof Dr Hamidah Nayati Utami SSos MSi, dan Prof Dr Ir Mohammad Mahmudi MS, juga Prof Dr Eng Mega Nur Sasongko ST MT, serta Prof Dr Eng Widya Wijayanti ST MT. Salah satunya meneliti pemanfaatan minyak goreng bekas yang dapat digunakan sebagai bahan baku biodiesel.
Menurut Prof Dr Eng Mega Nur Sasongko ST MT, bahwa dalam penelitiannya ternyata minyak goreng bekas yang dapat digunakan sebagai bahan baku biodiesel. Lewat Resetnya ia berharap masyarakat tidak membuang limbah minyak goreng (migor) bekas sembarangan. Limbah ini masih berguna serta bermanfaat sebagai bahan baku biodiesel bahan bakar kendaraan diesel.
“Bahkan migor atau jelantah ini jika diaplikasikan ke mesin diesel, kelebihannya pembakaran lebih sempurna, dan minim polusi dari pada solar,” ungkap Prof Mega, Jum’at (18/11) saat jumpa Pers.

Sedangkan Prof Dr Hamidah Nayati Utami SSos MSi, dalam penelitiannya mengungkapkan, bahwa banyak perusahaan berdampak pandemi. Apalagi diprediksi tahun depan bakal terjadi resesi, maka Manajamen Sumber Daya Manusia menyingkapinya dengan tata kelolah SDM model baru hasil sintesa sebelumnya.
“Saat ini perubahan situasi sangat cepat, dan cenderung ke arah ketidak pastian, maka kami mengembangkan model Manajemen SDM yang situasional,” ujar Prof Hamidah.
Outcome dari Manajemen SDM ini tidak berdampak pada organisasi saja, namun semua aspek mendapat keuntungan kenyamanan ditengah ketidakpastian. Kinerja perusahaan pun akan bagus dan sustainability.
Sementara itu Prof Dr Ir Mohammad Mahmudi MS, dikukuhkan sebagai profesor Manajemen Sumber Daya Perairan. Ia menilai mangrove punya jasa besar dalam perikanan, yakni dengan menyumbang bahan organik di perairan hingga nutrisi ikan tercukupi.
Sedangkan Dr. Eng. Widya Wijayanti, ST., MT. Dalam pidato ilmiahnya meneliti Konservasi Energi Berbasi Pirolisis Untuk Penguatan Sumber Energi Non Fosil.
Inovasi riset keilmuan dalam bidang konversi energi berbasis pirolisis telah dilaksanakan.
Inovasi ini berupa optimasi desain circulating bed piroliser agar proses konversi bahan bakar non fosil dapat berjalan lebih efisien.
Salah satu teknologi ramah lingkungan yang sangat prospektif untuk penguatan pasokan energi nasional tersebut adalah pirolisis.
Pirolisis merupakan metode konversi energi yang ramah lingkungan, yang dapat mengubah sampah atau senyawa organik menjadi bahan bakar non fosil melalui proses termokimia.
Dalam implementasinya, menurut Widya, pirolisis dapat digunakan untuk mengkonversi sampah organik seperti biomasa maupun sampah yang sulit terurai seperti plastik untuk menghasilkan bahan bakar non fosil.
“Pengembangan teknologi ini telah dibangun sejak 2008 dengan fokus penelitian phenomena transport pada proses pirolisis,” ujarnya.
Hal yang patut dipenuhi dalam suatu proses konversi energi adalah ketersediaan reaktor atau device tempat berlangsungnya proses tersebut.
Reaktor merupakan faktor yang paling penting, sehingga ketepatan desain merupakan cara untuk mengoptimalkan reaksi.
“Untuk itu, kami menganalisis reaktor pirolisis dalam perspektif mechanical engineering dan chemical engineering. Rekayasa reaktor pirolisis merupakan langkah penting untuk mengatur proses mulai dari pemasukan feedsctock hingga keluarnya produk yang diharapkan,” imbuh dosen yang juga mengajar di Fakultas Teknik ini.
Inovasi ini sangat mudah dilakukan. Dengan jumlah feedstcok yang melimpah, teknologi ini sangat potensial untuk di aplikasikan di TPA-TPA. Tidak hanya perolehan bahan bakar yang mempunyai kemiripan dengan komposisi senyawa kimia bahan bakar fosil, namun secara fisik kemiripan hasil bahan bakar juga berhasil didapatkan.
Hasil pirolisis plastik LDPE yang didapatkan menunjukkan kesamaan sifat yang mendekati sifat fisik bahan bakar fosil, baik warna, densitas, nilai viskositas, flashpoint, nilai kalor, dan angka oktan, jelasnya.
Ia berharap adanya dukungan dunia industry dan pemerintah, untuk kolaborasi dalam pemanfaatan teknologi ini.
“Teknologi ini dapat diterapkan pada konversi sampah modern dengan bahan baku biomasa maupun plastik menjadi bahan bakar alternatif yang mempunyai nilai ekonomi tinggi dalam perspektif ilmiah,” pungkasnya.

Mega dan Widya merupakan dosen di Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Brawijaya.
Keduanya adalah Profesor ke 17 dan 18 yang dimiliki oleh Fakultas Teknik. Keduanya resmi menyandang gelar Profesor setelah dikukuhkan oleh Senat Akademik Universitas pada Minggu, 20 November 2022 di Gedung Samanta Krida, Universitas Brawijaya.(Djoko W)