2 Juli 2025

DM UB Beri Edukasi Penguatan biosecurity Peternak Sapi Daging Pasca Penyebaran PMK di Pesantren Kab Pamekasan

IMG_20221221_080319_resize_14

Universitas Brawijaya Melalui program Doktor Mengabdi (DM) melakukan edukasi Penguatan biosecurity Peternak Sapi Daging Pasca Penyebaran PMK di Pesantren Kab Pamekasan.( Ist)

Rabu, 21 Desember 2022

Malangpariwara.com – Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada ternak sapi sedang menjadi topik pembicaraan di Indonesia, hingga saat ini kasus PMK dilaporkan terjangkit di 18 propinsi.

Hal inilah yang memantik Universitas Brawijaya Melalui program Doktor Mengabdi (DM) melakukan edukasi Penguatan biosecurity Peternak Sapi Daging Pasca Penyebaran PMK di Pesantren Kab Pamekasan.

DM UB diketuai M. Sasmito Djati dengan
Anggota: Kuswati,
Tri Eko Susilorini,
Wike Andre Septian,
Rini Dwi Wahyuni dan
Widi Nurgroho.

M. Sasmito Djati mengatakan, PMK menyebar dengan cepat antar ternak sapi, walaupun tidak menular pada manusia. Kejadian ini cukup mengejutkan bagi dunia peternakan mengingat setelah 40 tahun dinyatakan bebas dari PMK.

Kejadian pertama kali yang dilaporkan adalah kejadian di Mojokerto Jawa Timur, berdasarkan press release dari Dinas Peternakan Jawa Timur beberapa hari sebelum Hari Raya Idul Fitri 2022. Penyebarannya relatif sangat cepat, mengingat saat ini beberapa kasus telah dilaporkan di 16 provinsi di Indonesia.

“Kerugian dari kasus ini tidak hanya sakitnya ternak, namun berdampak ekonomi dan sosial dari peternak,” ungkap Sasmito.

Ternak yang terjangkit PMK akan mengalami erosi di sekitar mulut, sehingga menyebabkan nafsu makan ternak berkurang drastis, selain itu erosi juga terjadi pada kuku kaki, sehingga membatasi pergerakan ternak tersebut.

“Pada saat ini dengan penanganan yang cepat virus PMK dapat terkendali dan pencegahan dapat dilakukan dengan vaksinasi yang sedang dilakukan dalam upaya pengendalian dan pencegahan agar tidak terjadi reinfeksi, maka diperlukan penguatan biosecurity yang ketat di tingkat peternakan rakyat maupun industri peternakan,” timpal Widi Nugroho selaku team.

Selain itu juga telah di introduksi bubur PMK untuk menambah dan mengembalikan energi saat ternak tidak mau makan saat terpapar PMK.

Dikatakan Widi, Kabupaten Pamekasan merupakan salah satu lumbung ternak di Pulau Madura, dan juga merupakan kabupaten yang terdampak PMK, sehingga perlu dilakukan kegiatan pemberdayaan masyarakat guna meningkatkan potensi dan SDM.

Pemberdayaan SDM dapat dilakukan pada pondok pesantren yang terintegrasi dengan usaha pertanian dan peternakan.

“Kegiatan ini dilakukan di Pondok Pesantren Al Fatih di dusun Sumber Papan, desa Klampar Kecamatan Proppo, Kabupaten Pamekasan Pulau Madura, dimana Pondok tersebut terintegrasi dengan peternakan dan pertanian Al Fatih Farm yang digagas oleh pengasuh pesantren,” terangnya.

Usaha ini tidak hanya berorientasi bisnis tetapi juga untuk kesejahteraan pondok pesantren dan peternak mitra pondok dijelaskan Kuswati selaku anggota dan koordiantor lapang.

“Tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk meningkatan kualitas pengelolaan usaha peternakan sapi pedaging, peran dan fungsi pondok pesantren sebagai pendidikan non formal guna mendukung ketahanan pangan serta penguatan penerapan biosecurity dalam upaya pencegahan PMK yang didukung dengan inovasi teknologi penanganan limbah dan edukasi sumber serat sebagai pakan utama ternak ruminansia.

Metode yang digunakan dalam kegiatan ini melalui observasi lokasi, diskusi dan wawancara, Participatory Rural, Parcipatory Tecknologi Development, Educatif, Focus Group Discussion (FGD), Peserta kegiatan sejumlah 25 orang peternak mitra dari AL-Fatih Farm.

Evaluasi dan monitoring berkelanjutan untuk menjamin tingkat keberhasilan program dan pengembangan selanjutnya. Juga memperkenalkan Teknologi Tepat Guna (TTG) penanganan limbah sapi untuk mencapai penguatan biosecurity.

Hasil kegiatan menunjukkan bahwa peserta sangat antusias saat pelaksanaan. Edukasi yang diberikan pada peserta memberikan peningkatan pengetahuan yang significant, dari nilai pre test 54 point, sedangkan nilai post test 87 point, sehingga terjadi peningkatan 61% Pengetahuan tentang biosecurity PMK, teknologi tepat guna yang di edukasi adalah biosecurity yang didukung oleh penanganan limbah kotoran sapi agar lebih bermanfaat dan edukasi peran pakan sumber serat untuk memaksimalkan produksi ternak sapi pedaging.

Kegiatan ini juga membuka wawasan para santri tentang pentingnya mengelola peternakan dengan baik, sehingga dapat menumbuhkan jiwa enterpreuner dan santri dapat berusaha mandiri di bidang peternakan sapi potong.

Selama ini Al Fatih-Farm memberi pakan sapinya hanya konsentrat tanpa hijauan, sehingga menyebabkan ternak tidak bugar karena kekurangan sumber serat.

DM Um hibahkan mesin grinder untuk feces sapi guna meningkatkan hasil dan added value dari pengolan limbah ternak(ist)

Ketua Tim DM mengatakan, pada saat kegiatan juga dihibahkan mesin grinder untuk feces sapi guna meningkatkan hasil dan added value dari pengolan limbah ternak, serta sprayer untuk sepatu boot yang merupakan salah satu SOP dalam program biosecurity.

“Hasil dari kegiatan ini, peserta mampu memahami materi yang diberikan ditunjukan peningkatan nilai post test, dan dapat mengimplementasikan biosecurity dalam pengendalian PMK dan diharapkan dengan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat di pondok pesantren Al Fatih dan mitra peternak lain dapat membantu memperkecil resiko kejadian reinfeksi PMK dan dapat hidup berdampingan dengan PMK, mengingat untuk bebas PMK memerlukan waktu bertahun-tahun,” tandas Sasmita selaku ketua team kegiatan.

Dalam kegiatan tersebut telah dihibahkan Hammer penghancur feces untuk added value, sprayer untuk sanitasi kandang, sepatu boot dan bahan-bahan untuk pelaksanaan biosecurity.( Djoko W)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *