Prof. Cahyo Prayogo, S.P., M.P., Ph.D. Ciptakan CLIMO 1 Rekam Kondisi Lahan secara Real Time

Jum’at, 13 Oktober 2023
Malangpariwara.com –
Universitas Brawijaya (UB) mengukuhkan empat profesor lintas ilmu dalam bidang ilmu, Teknik Sumber Daya Air , Ilmu Kimia Analitik dan Material, Manajemen Sumberdaya Hutan dan Lahan, serta Ilmu Ekonomi, pada Sabtu (14/10/2023) di Gedung Samantha Krida.
Keempat Profesor yang di kukuhkan hari Sabtu(14/10/23) ini antara lain, Prof. Dr. Ir. Ussy Andawayanti, M.S., IPM. sebagai Profesor aktif ke 21 di Fakultas Teknik (FT) dan Profesor aktif ke 184 di Universitas Brawijaya serta menjadi Profesor ke 343 dari seluruh Profesor yang telah dihasilkan oleh Universitas Brawijaya.
Prof. Akhmad Sabarudin, M.Sc., Dr.Sc. sebagai Profesor aktif ke 26 di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) dan Profesor aktif ke 185 di Universitas Brawijaya serta menjadi Profesor ke 344 dari seluruh Profesor yang telah dihasilkan oleh Universitas Brawijaya.
Prof. Cahyo Prayogo, S.P., M.P., Ph.D. sebagai Profesor aktif ke 32 di Fakultas Pertanian (FP) dan Profesor aktif ke 186 di Universitas Brawijaya serta menjadi Profesor ke 345 dari seluruh Profesor yang telah dihasilkan oleh Universitas Brawijaya.
Prof. Setyo Tri Wahyudi, S.E., M.Ec., Ph.D. sebagai Profesor aktif ke 26 di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) dan Profesor aktif ke 187 di Universitas Brawijaya serta menjadi Profesor ke 346 dari seluruh Profesor yang telah dihasilkan oleh Universitas Brawijaya.
Prof. Cahyo Prayogo, S.P., M.P., Ph.D. dalam orasi ilmiahnya meneliti Konsep Teknologi Cerdas “CLIMO 1” meliputi pemanfaatan dan pengembangan teknologi data sensor (teknologi di bumi) yang dapat merekam kondisi hutan dan lahan di atas permukaan dan pada saat ini (real time), dimana pada saat yang bersamaan dilakukan monitoring data lapangan dari jarak jauh dengan citra satelit atau UAV (Unmanned Aerial Vehichle) (teknologi di angkasa).
“Penggunaan dan penerapan TCHL “CLIMO 1” melalui uji coba di lapangan dapat menghasilkan data yang cukup akurat dan reliable (92% dengan kecepatan 6 Byte per detik) meskipun terdapat ada kendala kontinyuitas transmisi data karena ketidakstabilan koneksi dengan internet,” terangnya.
Pengembangan teknologi ini diikuti dengan analisis komponen pengelolaan hutan dan lahan yang lebih kompleks dengan menggunakan pendekatan analisis statistika multivariate dan pemodelan.
“Proses pengumpulan data-data dari sensor di lapangan dapat digabungkan dan dihubungkan dengan data yang berasal dari UAV dengan tingkat akurasi rata-rata diatas 80 persen,” jelasnya.
Keunggulan teknologi ini adalah pengumpulkan data yang cepat dan akurat yang mendekati kondisi aktual di lapangan sehingga dapat mengantisipasi dampak negatif yang ditimbulkan dari kesalahan pengelolaan hutan dan lahan.
Namun, kelemahannya terdapat pada mahalnya infrastruktur yang harus dibangun dan sistem yang akan dikembangkan serta stabilitas dan kontinyuitas pengiriman data.
Untuk pengembangan teknologi, alat ini siap dikomersialkan sehingga perlu dukungan hibah inovasi produk dan perlu dukungan dari pihak industri atau swasta untuk pembuatan produk skala besar.( Djoko W)