APK Melanggar Meski Ditempel Sticker Penanda, Pemilik APK Cuek
Senin, 22 Januari 2024
Malangpariwara.com – Keberadaan alat peraga kampanye (APK) semakin menjamur di Kota Malang. Terlebih di masa kampanye pada tahapan jelang Pemilihan Umum (Pemilu) 14 Februari mendatang.
Namun sayangnya, masih banyak APK yang dipasang asal-asalan. Yakni dipasang tanpa memperhatikan estetika kota bahkan hingga tanpa memperhatikan keselamatan pengendara.
Baik APK bergambar calon legislatif (caleg) DPR di tingkat pusat, provinsi hingga tingkat kota. Maupun APK bergambar calon presiden dan calon wakil presiden.
Dalam hal ini, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kota Malang juga telah memberi tanda pada sejumlah APK. Lebih tepatnya pada APK yang sepertinya dinilai dipasang dengan asal-asalan.

Hal tersebut nampak ada di beberapa APK yang terpasang di sekitar Kecamatan Lowokwaru. Sticker penanda tersebut berisi tulisan ‘APK Melanggar’ dengan logo Bawaslu di atasnya.
Namun sayangnya, sepertinya sticker penanda itu tak cukup membuat efek jera. Sebab, ukuran sticker yang hanya sekitar 10 cm x 20 cm itu tak cukup menonjol untuk terlihat bahwa itu adalah penanda pelanggaran.
Dengan ukuran seperti itu, sticker tersebut juga tak nampak terlihat dari kejauhan. Apalagi jika dipasang pada APK liar yang berukuran lebih dari 1 meter dan dipasang dipinggir jalan.
Selain itu, pemasangan sticker itu juga tak cukup merata. Sebab pantauan di beberapa lokasi, masih ada sejumlah APK yang dipasang asal-asalan tanpa ditandai dengan sticker tersebut.
“Kalau sticker begini ya hampir tidak kelihatan. Apalagi kalau sedang berkendara. Ukuran (sticker) nya kecil, kalau berusaha memperhatikan malah membahayakan pengendara,” jelas Akhmad Taufiq (27), warga Kecamatan Sukun.
Taufiq sapaan akrabnya memang merasa bahwa saat ini banyak APK yang pemasangannya dinilai berbahaya. Seperti dipasang di pinggir jalan dengan aktivitas lalu-lintas yang padat dan menggunakan konstruksi yang seadanya.
“Baliho (APK) itu besar mas, nah ini beberapa hari juga cuacanya sedang angin kencang. Kalau tiba-tiba terhempas angin kan bahaya, apalagi di pinggir jalan yang lalu-lintas nya padat,” terang Taufiq yang sehari-hari banyak beraktifitas di wilayah Lowokwaru ini.
Sebagai warga Kota Malang ia sebenarnya juga menyadari bahwa APK menjadi salah satu penanda akan datangnya pesta demokrasi. Terlebih memang terkesan untuk memeriahkan kontestasi politik lima tahunan.
“Ya paham lah, namanya APK pasti untuk kampanye. Tapi kalau dipasang sesuai aturan kan ya lebih bagus. Kalau asal-asalan malah menjadi sampah visual,” pungkas Taufiq.( Djoko W)