Lima Guru Besar Polinema Paparkan Pidato Ilmiah Direktur Polinema Targetkan 50 Profesor dalam Lima Tahun

Kamis, 12 Juni 2025
Malangpariwara.com – Politeknik Negeri Malang (Polinema) mengukuhkan lima guru besar baru dalam acara Pekan Ilmiah dan Pengukuhan Guru Besar yang digelar di Graha Polinema, Kamis (12/6/2025). Para profesor ini berasal dari berbagai jurusan strategis, menandai peningkatan mutu akademik dan riset kampus vokasi tersebut.
Prof. Dr. Dra. Nilawati Fiernaningsih, M.AB dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam bidang Perilaku Organisasi, Jurusan Administrasi Niaga.
Dalam orasi ilmiahnya, Prof. Nilawati menyoroti pentingnya sinergi antara transglobal leadership, dukungan organisasi, dan otonomi kerja dosen dalam meningkatkan kinerja akademik.
“Kinerja dosen perlu mendapatkan perhatian khusus karena berkontribusi langsung pada pencapaian indikator kinerja lembaga. Hasil penelitian saya menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan transglobal, dukungan organisasi, dan otonomi kerja sangat signifikan dalam membentuk kepuasan dan kinerja dosen,” jelasnya.
Prof. Dr. Mochammad Junus, S.T., M.T. sebagai Guru Besar bidang Inovasi Pemanfaatan Energi Baru Terbarukan, Jurusan Teknik Elektro. Prof. Junus memaparkan pentingnya pemanfaatan energi terbarukan di tengah transisi energi nasional.
“Kunci utama pemanfaatan energi baru terbarukan di Indonesia ada pada tiga hal, yaitu sinergi antarpemangku kepentingan, kolaborasi antara akademisi dan industri, serta pengembangan sumber daya manusia yang andal,” tegasnya.
Ia juga menambahkan bahwa penelitian di bidang energi tak hanya bertujuan pada penemuan, tetapi juga aplikasi yang berkelanjutan.
Prof. Dr. Ir. Dwina Moentamaria, M.T. menjadi Guru Besar dalam Mikrobiologi Industri, Jurusan Teknik Kimia. Ia mengusung konsep green technology, Prof. Dwina meneliti pemanfaatan mikroorganisme dan enzim dalam berbagai sektor.
“Mikroorganisme dan enzim tropis memiliki potensi luar biasa untuk dikembangkan sebagai solusi berkelanjutan dalam bidang pangan, energi, dan lingkungan,” ujarnya.
Ia juga menekankan pentingnya bioproses yang ramah lingkungan untuk mendukung ketahanan industri nasional.
Prof. Dr. Akhmad Suryadi, B.S., M.T. dikukuhkan sebagai Guru Besar bidang Ilmu Rekayasa dan Material Beton, Jurusan Teknik Sipil Rekayasa dan Material Beton (Teknik Sipil). Prof. Suryadi mengembangkan model prediktif kuat tekan beton melalui metode Artificial Neural Networks (ANNs).
“Model ANN yang saya kembangkan mampu memperkirakan kuat tekan dan waktu pengerasan self-compacting concrete (SCC) secara lebih akurat. Ini membantu efisiensi di lapangan dan pengambilan keputusan teknik yang lebih cepat,” jelasnya.
Beton SCC dikenal dengan kemampuannya mengisi cetakan secara mandiri tanpa getaran mekanis, namun butuh pemodelan cermat agar performanya optimal.
Sementara itu, Prof. Dr. Eng. Ir. Rosa Andrie Asmara, S.T., M.T. sebagai Guru Besar dalam Implementasi Artificial Intelligence pada Rekayasa Pencitraan, Jurusan Teknologi Informasi. Prof. Rosa Andrie fokus pada pengembangan sistem biometrik pengenalan wajah berbasis AI yang akurat dan efisien.
“Sistem yang saya kembangkan menggunakan metode Deep Learning dengan pendekatan Convolutional Neural Networks. Teknologi ini memiliki akurasi tinggi, kecepatan verifikasi cepat, serta tahan terhadap variasi pencahayaan maupun sudut wajah,” paparnya.
Penelitiannya relevan dalam konteks kebutuhan keamanan digital dan otomasi verifikasi identitas di era industri 5.0.
Kepada wartawan, Direktur Polinema, Supriatna Adhisuwignjo, S.T., M.T., menyatakan bahwa pengukuhan ini menjadi langkah penting untuk memperkuat kontribusi kelembagaan terhadap masyarakat.

“Alhamdulillah, dari tahun 2024 hingga awal 2025 ini, Polinema berhasil mengukuhkan lima guru besar dengan kepakaran yang beragam. Ini tentu menjadi added value yang besar, baik bagi institusi, mahasiswa, maupun masyarakat luas,” ujarnya.
Menurut Direktur, penambahan guru besar ini bukan semata pemenuhan akademik, tetapi juga bentuk kontribusi nyata untuk pembangunan.
“Kami berharap para guru besar ini memberikan kontribusi nyata, tidak hanya pada kampus, tapi juga bagi masyarakat dan bangsa. Karena jabatan ini membawa tanggung jawab keilmuan yang lebih besar,” katanya.
Saat ini, Polinema memiliki 15 guru besar, dan tengah menunggu dua Surat Keputusan (SK) baru, serta pengajuan lima calon guru besar. Target jangka menengah kampus adalah mencapai 50 guru besar dalam lima tahun ke depan.
“Dengan lebih dari 100 dosen bergelar doktor, kami optimistis target ini bisa dicapai. Sekitar 20 orang sudah berada di pangkat 4C dan sedang kami dorong untuk segera mengajukan gelar profesor,” pungkas Supriatna. (Djoko W)