Pendidikan Bahasa Indonesia UMM Sandang Akreditasi Internasional FIBAA

Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia (PBI) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) berhasil meraih akreditasi internasional dari The Foundation for International Business Administration Accreditation (FIBAA). (Istimewa)
Rabu, 25 Juni 2025
Malangpariwara.com – Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia (PBI) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) berhasil meraih akreditasi internasional dari The Foundation for International Business Administration Accreditation (FIBAA).
Akreditasi ini berlaku sejak 5 Juni 2025 hingga 4 Juni 2030. Capaian ini menunjukkan keseriusan prodi dalam meningkatkan mutu pendidikan sekaligus membuka peluang kerja sama internasional dan memperkuat reputasi di tingkat global.
Ketua Program Studi PBI, Arif Setiawan, M.Pd., menyatakan bahwa akreditasi ini merupakan hasil dari proses panjang yang dijalani dengan komitmen tinggi dan kerja kolektif.
Ia mengatakan bahwa akreditasi ini bukan sekadar label internasional, tapi bentuk pengakuan bahwa sistem pendidikan kami telah memenuhi standar global.
Prodi kini berada pada posisi strategis untuk mengambil peran dalam pengembangan bahasa Indonesia secara internasional.
Ia menjelaskan bahwa FIBAA dipilih karena telah diakui oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Lembaga yang berbasis di Bern, Jerman, ini juga telah mengakreditasi berbagai kampus di Eropa dan Asia.
Arif menegaskan bahwa pemilihan FIBAA dilakukan secara selektif karena memiliki kredibilitas tinggi serta pengaruh besar dalam dunia pendidikan tinggi internasional.
Ia juga menyebut bahwa keputusan ini memperkuat posisi UMM dalam jejaring akademik global.
“Akreditasi ini saya kaitkan dengan keputusan UNESCO pada Oktober 2023 yang menetapkan Bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional. Pengakuan itu menjadi momentum penting bagi prodi untuk meningkatkan kapasitas. Kalau Bahasa Indonesia sudah diakui dunia, maka prodi pengampu harus ikut naik kelas. Kita tidak bisa lagi berpikir lokal. Langkah ini adalah bagian dari tanggung jawab intelektual dan budaya,” kata Arif.
Ia juga menekankan pentingnya internasionalisasi prodi melalui penguatan akses informasi dan keterlibatan global.
Prodi kini memiliki situs dalam enam hingga tujuh bahasa asing dan aktif dalam program unggulan seperti BIPA (Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing).
Hal ini menunjukkan kesiapan prodi dalam menyambut mahasiswa dari berbagai negara.
“Terdapat lima aspek utama dinilai dalam proses akreditasi FIBAA, mulai dari kelembagaan, sistem informasi, kurikulum, sumber daya manusia, hingga penjaminan mutu. Kurikulum kami memadukan linguistik, pedagogik, teknologi pembelajaran, serta pendekatan internasional seperti BIPA dan interkultural studies,” ujarnya.
Terkait sumber daya manusia, prodi memiliki 22 dosen aktif dengan latar belakang pendidikan dalam dan luar negeri.
Arif menekankan bahwa seluruh dosen diwajibkan memiliki portofolio akademik terbuka serta aktif dalam jejaring internasional.
Karena menurutnya dosen tidak cukup hanya mengajar. Sekarang dosen harus berperan sebagai duta ilmu dan budaya di level global.
“Sistem penjaminan mutu UMM menjadi salah satu nilai tambah penting dalam proses akreditasi ini. FIBAA sangat mengapresiasi penerapan Audit Mutu Internal (AMI) yang sudah kami jalankan sejak tahun 2010. Mereka ingin tahu bagaimana kami menjamin kualitas dalam jangka panjang. AMI menjadi bukti kesiapan kami dalam menjaga mutu Pendidikan,” ujarnya.
Ia menceritakan bahwa proses menuju akreditasi telah berlangsung hampir dua tahun. Prodi memulainya dengan mengikuti pelatihan FIBAA pada tahun 2023, kemudian menyusun dokumen akreditasi, hingga akhirnya menjalani visitasi pada Januari 2025.
Ia menjelaskan bahwa visitasi dilakukan secara luring dan daring selama tiga hari. Ia juga menambahkan bahwa tim asesor menilai seluruh dokumen serta berdialog langsung dengan dosen, mahasiswa, dan alumni.
“Saya berharap akreditasi ini menjadi awal dari langkah yang lebih besar. Saya ingin pengabdian dan pendidikan kita melintasi batas negara. Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadikan Bahasa Indonesia sebagai kekuatan diplomasi budaya. Kami berkomitmen untuk terus tumbuh sebagai garda depan internasionalisasi bahasa Indonesia,” pungkasnya. (Djoko W)