Ilmu Komunikasi UMM Borong Juara di Ajang Internasional SILAT APIK

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UMM Sukses Borong penghargaan di ajang International Competition.(Djoko W)
Malang, 6 Juli 2025
Malangpariwara.com – Kabar membanggakan datang dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Kali ini giliran mahasiswa Ilmu Komunikasi UMM yang sukses borong berbagai penghargaan di ajang International Competition dalam rangka Silaturahmi Asosiasi Pendidikan Ilmu Komunikasi (SILAT APIK) Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah (PTMA).
Adapun kompetisi ini diselenggarakan pada 22-24 Juni lalu di Cirebon. Para peserta yang bersaing berasal dari puluhan prodi komunikasi di bawah naungan APIK PTMA dan beberapa kampus luar negeri. Termasuk dari Filipina, Thailand, Tiongkok, dan Malaysia.
Salah satu mahasiswa yang berhasil meraih juara adalah Salsabila Khairunnisa dan timnya. Ia sukses meraih Juara 1 Digital Content Creator dan Juara 1 Script Writer Internasional.
Ia mengangkat motif batik mega mendung yang ada di uang pecahan Rp50.000 sebagai hook dan visual yang naratif. Ia dan tim mampu menjembatani budaya lokal Cirebon dengan keseharian masyarakat.
“Saya ingin menunjukkan bahwa budaya bisa dikenalkan dengan cara yang dekat dan relevan, kadang, cerita besar tersembunyi di balik benda-benda kecil yang kita bawa setiap hari,” ujar Salsa.
Adapun kompetisi ini mempertandingkan berbagai cabang lomba bidang komunikasi. Mulai dari lomba fotografi, lomba kampanye pr, lomba reportasi, lomba produksi digital content, produksi iklan layanan masyrakat dan lomba-lomba non akademik, seperti fashion show, solo vocal, dan lain-lain.
Selain itu, mahasiswa Ilmu Komunikasi UMM juga berjaya dalam kompetisi fotografi, membawa pulang tiga penghargaan. Wahyu Egi Pratama dan M. Musthofa Kamal mampu meraih juara kategori decisive moment, black and white, dan portrait.
Di cabang PR Campaign, Welly Dwi Fahryan berhasil meraih Juara 1, dan Sabrina Rahmadani Sabaruddin meraih Juara 2.
Dalam kompetisi PR Campaign ini, peserta ditantang menyusun strategi komunikasi berbasis riset tentang dua isu. Termasuk terkait pelestarian Keraton Kasepuhan atau promosi Batik Trusmi.
Materi dipelajari dalam workshop, lalu langsung diterapkan ke dalam rencana kampanye nyata.
Kompetisi reportase menjadi tantangan tersendiri. Para peserta hanya diberi waktu 3,5 jam untuk merancang narasi, merekam visual, dan menyunting video dari objek budaya di Cirebon. Tapi waktu singkat itu justru menjadi panggung ketangkasan dan kekompakan.
Putra Fahreza Aqila Akhmad dan Mutiara Pasca Nanasya mampu memenangi kategori narasi berita terbaik, visualisasi berita terbaik dan video visual terbaik untuk cabang reporter dan news anchor.
UMM melalui mahasiswa ilmu komunikasi telah membuktikan bahwa komunikasi bukan hanya soal kata-kata. Namun mampu merasakan langsung proses kreatif mulai dari riset, produksi, hingga presentasi.
Keberhasilan ini tidak hanya mencerminkan kemampuan individu, tetapi juga menunjukkan semangat communicative, creative, and collaborative yang menjadi karakter unggulan Prodi Ilmu Komunikasi UMM. (Djoko W)