Simposium dan Konkernas PPHI-PGI-PEGI 2025 Digelar di Kota Malang, Bahas Inovasi Penanganan Penyakit Dalam

Simposium dan Konkernas PPHI-PGI-PEGI 2025 Digelar di Kota Malang resmi di buka .(Djoko W)
Jum’at, 18 Juli 2025
Malangpariwara.com –
Kota Malang dipercaya menjadi tuan rumah forum ilmiah berskala nasional. Selama empat hari, Rabu-Sabtu (16-19/7/2025), tiga organisasi profesi kedokteran Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia (PPHI), Perhimpunan Gastroenterologi Indonesia (PGI), dan Perhimpunan Endoskopi Gastrointestinal Indonesia (PEGI) menggelar Konferensi Kerja Nasional (Konkernas) dan Simposium Nasional secara bersamaan.
Konferensi dan Simposium Nasional tahun ini menjadi semakin istimewa karena diselenggarakan bersamaan dengan Malang Gastroenterology Update ke-14.
Acara yang dihelat di Harris Hotel Kota Malang ini dibuka langsung oleh Wali Kota Malang Wahyu Hidayat, Jumat (18/7/2025). Hadir juga Ketua Umum PPHI Andri Sanityoso, Ketua Umum PB PGI Ari Fahrial Syam, dan Ketua PEGI Achmad Fauzi.

Lebih dari 20 cabang daerah di seluruh Indonesia turut serta dalam agenda ilmiah tersebut. Para peserta terdiri dari dokter spesialis penyakit dalam konsultan gastroenterohepatologi (Sp.PD-KGEH), peneliti, hingga praktisi rumah sakit.
“Forum ilmiah akbar yang sangat dinantikan ini, yang mengintegrasikan tiga pilar penting dalam dunia gastroenterologi dan hepatologi di Indonesia,” ujar Ketua Panitia Penyelenggara Bogi Pratomo Wibowo.
Pihaknya berharap, kegiatan ini dapat menjembatani riset dasar dengan praktik klinis, dari bench to bedside.
Organisasi, Penelitian, dan Edukasi Jadi Fokus Utama
Konkernas tahun ini membahas tiga hal utama yakni tata kelola organisasi, pendidikan, dan penelitian. Salah satu yang menjadi sorotan, pentingnya riset berbasis populasi lokal agar terapi yang diberikan lebih tepat sasaran sesuai karakteristik etnis dan geografi Indonesia.
“Karena kalau kita melakukan riset berdasarkan hasil dari Amerika atau Eropa, tentu tidak 100 persen sesuai dengan situasi di Indonesia. Jadi dengan melakukan penelitian terutama untuk pasien-pasien kita,” kata Bogi saat diwawancara.
Update Ilmiah dan Teknologi Medis Terbaru
Dalam rangkaian MGU ke-14, peserta mendapatkan pembaruan ilmu kedokteran terbaru, seperti teknik deteksi dini penyakit lambung, usus, dan hati, serta pemanfaatan teknologi ablasi microwave untuk terapi kanker hati tahap awal tanpa operasi terbuka.
“Setiap tahun, selalu ada alat dan teknik terbaru. Di sini kita perkenalkan agar para dokter muda dan spesialis tahu tren global dan bisa teraplikasi di dalam negeri,” tambah Bogi.
Pameran alat medis canggih juga menjadi bagian dari rangkaian acara. Di antara inovasi yang dipamerkan seperti endoskopi modern, USG, hingga ablasi tumor.
Sebagian alat sudah digunakan di rumah sakit besar seperti RSUD Saiful Anwar dan Dr. Soetomo, namun masih perlu pemerataan distribusi terutama di luar Jawa.
MGU sendiri telah menjadi tradisi Kota Malang dalam mengangkat pentingnya edukasi publik dan pembaruan keilmuan untuk para tenaga medis.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang, Dr. Husnul Muarif, menyebut forum ini memperkuat sinergi antara pemerintah daerah, akademisi, dan tenaga medis dalam membangun sistem kesehatan yang adil dan berkelanjutan.
Ini kebetulan tuan rumahnya adalah Kota Malang, kata Husnul.
“Tujuan daripada ini kalau lihat daripada temanya. Bagaimana kita bisa menginvestigasi awal gejala-gejala yang ada pada, terutama pencernaan, pencernaan itu terutama pada gastro,” terangnya.
Mengusung tema “Innovations in Gastroenterohepatology and Pancreatobiliary Medicine: Navigating the Future of Digestive Health and Disease Management”, menurut Husnul kegiatan ini jadi penanda jika Malang turut berkontribusi dalam membentuk arah penatalaksanaan penyakit saluran cerna nasional.(Djoko W)