21 Agustus 2025

Delapan Guru Besar UB dari Berbagai Lintas Keilmuan dan Fakultas Resmi di Kukuhkan

img_1755762136142

Universitas Brawijaya (UB) kembali menambah guru besar dari berbagai fakultas dan lintas keilmuan. Para profesor ini dikukuhkan di gedung Samantha Krida UB, hari ini Kamis (21/8/2025). (Djoko W)

Kamis, 21 Agustus 2025

Malangpariwara.com – Universitas Brawijaya (UB) kembali menambah guru besar dari berbagai fakultas dan lintas keilmuan. Para profesor ini dikukuhkan di gedung Samantha Krida UB, hari ini Kamis (21/8/2025).

Ada delapan guru besar yang dikukuhkan, empat diantaranya adalah Prof. Putu Mahardika Adi Saputra, S.E., M.Si., M.A., Ph.D. (FEB), Prof. Ir. Jenny Ernawati, MSP., Ph.D. (FT), Prof. Dr. Budi Santoso S.H., LLM. (FH), dan Prof. Kiki Fibrianto, STP., M. Phil., Ph.D. (FTP).

Dalam pidato ilmiahnya, Prof. Putu Mahardika menggagas tentang model Spatra Dual untuk Analisis Perdagangan Global. Perdagangan internasional merupakan pilar utama pertumbuhan ekonomi global, namun dalam beberapa dekade terakhir, sistem perdagangan dunia mengalami guncangan besar akibat fragmentasi rantai nilai global.

“Perdagangan internasional tidak lagi berjalan dalam sistem global yang stabil dan terintegrasi. Fragmentasi rantai nilai akibat perang dagang, sanksi ekonomi, dan konflik geopolitik menciptakan pola konektivitas perdagangan dunia yang semakin kompleks,” ujarnya, Rabu (20/8/2025).

Untuk mengkaji konektivitas perdagangan internasional, Prof. Putu menawarkan model Spatra Dual. Model ini disebutnya dapat menjawab keterbatasan model-model lama yang belum sepenuhnya menangkap kompleksitas hubungan antarnegara dalam jaringan produksi global dan disrupsi akibat peranf dagang serta sanksi ekonomi.

“Model ini menggabungkan dua lapisan pembobotan spasial, yaitu intensitas keterkaitan Global Value Chain dan bobot berdasarkan tekanan tarif bilateral. Spatra Dual mampu merepresentasikan struktur interdependensi perdagangan yang lebih realistis, dinamis dan sensitif terhadap konteks geopolitik,” kata profesor bidang Ekonomi Internasional dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis ini.

Sementara Prof. Jenny Ernawati dari Fakultas Teknik menggagas tentang Ratap sebagai model rancang kota ramah pejalan kaki.

“Desain kita tidak hanya menyenangkan secara estetika, namun juga harus bermanfaat secara fungsional dan psikologis,” tegas Prof. Jenny.

Sedangkan Prof. Budi Santoso sebagai profesor bidang hukum hubungan kerja memaparkan hasil penelitian berjudul Model Flexicurity sebagai Kerangka Pengaturan Hubungan Kerja dalam Konteks Transformasi Digital.

“Model flexicurity merupakan konsep kebijakan ketenagakerjaan yang memadukan fleksibilitas pasar tenaga kerja dengan perlindungan sosial yang adaptif. Transformasi digital telah merevolusi sistem hubungan kerja secara global, namun regulasi ketenagakerjaan di berbagai negara termasuk Indonesia, belum sepenuhnya mampu mengakomodasi dinamika tersebut,” ujar Prof. Budi.

Kemudian Prof. Kiki Fibrianto mengungkapkan tentang Model Face-DAKO untuk Evaluasi Potensi Relaksan Teh Daun Kopi. Model ini menghubungkan teknologi pangan, ilmu sensori, psikologi, dan ilmu kesehatan untuk mengkaji potensi daun kopi sebagai agen relaksan.

“Kebaruan ilmiahnya terletak pada integrasi teknologi pengenalan ekspresi wajah berbasis AI ke dalam analisis kognisi pangan, memungkinkan pengukuran efek relaksasi secara real time,” pungkasnya.(Djoko W,)