Departemen Teknik Pengairan FT UB Gelar Konferensi Internasional CWRDEP 2025, Bahas Solusi Global Krisis Air dan Lingkungan

Foto bareng di acara pembukaan The 6th International Conference of Water Resources Development and Environmental Protection (ICWRDEP 2025), di FT UB.(Djoko W)
Sabtu, 27 September 2025
Malangpariwara.com – Departemen Teknik Pengairan FT UB menjadi tuan rumah The 6th International Conference of Water Resources Development and Environmental Protection (ICWRDEP 2025), konferensi ilmiah dua tahunan yang membahas isu strategis pengelolaan sumber daya air dan perlindungan lingkungan.
Acara ini digelar pada 27–28 September 2025 oleh Departemen Teknik Pengairan Fakultas Teknik UB. Sebanyak lebih dari 70 makalah ilmiah dipresentasikan oleh peneliti dari berbagai negara.
Peserta konferensi berasal dari kampus top dalam negeri seperti UB, ITB, UGM, ITS, Unhas, dan BRIN. Sementara partisipan internasional datang dari Curtin University (Australia), The University of Tokyo, Kyoto University, Yamanashi University, Nagoya City University (Jepang), King Mongkut’s University of Technology Thonburi (Thailand), University of Auckland (Selandia Baru), IHE Delft (Belanda), hingga Universiti Teknologi Mara (Malaysia).

Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerja Sama, dan Internasionalisasi UB, Prof. Andi Kurniawan menyebut forum ini krusial dalam membangun solusi lintas negara terhadap krisis air dunia.
“From local to the global, kata Andi. Umat manusia itu hidup di satu planet, dan satu planet ini adalah satu ekosistem. Maka tidak akan mungkin bisa persoalan di satu tempat diselesaikan locally. Tapi halus dengan perspektif global,” terangnya.
Dijelaskannya, konferensi ini menjadi ruang bertemunya ilmuwan, pemerintah, dan industri untuk merumuskan kebijakan berbasis riset.

Senada dengan Wakil Rektor, Wakil Dekan Fakultas Teknik UB, Dr. Eng. Indradi Wijatmiko, menegaskan hasil riset dalam forum ini memiliki potensi diimplementasikan langsung untuk mitigasi banjir dan perubahan iklim melalui kolaborasi lintas negara.
Konferensi ini juga melibatkan pemangku kepentingan seperti Perum Jasa Tirta I, Kementerian PUPR, serta Global Water Partnership South East Asia.
Usung Enam Isu Strategis
ICWRDEP 2025 membahas enam topik utama, yaitu:
- Rekayasa dan manajemen sungai
- Teknik lingkungan dan sanitasi
- Rekayasa dan manajemen sumber daya air
- Teknik dan manajemen pesisir
- Rekayasa sipil terkait pengelolaan air
- Mitigasi bencana berbasis air
Seluruh makalah akan diterbitkan melalui IOP Conference Series: Earth and Environmental Science yang terindeks Scopus.
Kontribusi bagi SDGs dan Solusi Iklim
Konferensi ini secara khusus mendukung beberapa target SDGs berikut:
• SDG 6 – Air Bersih dan Sanitasi: Mendorong akses yang adil dan terjangkau terhadap air bersih dan sanitasi yang layak bagi semua,
• SDG 13 – Penanganan Perubahan Iklim: Mengedepankan solusi pengelolaan air yang adaptif dan ramah lingkungan dalam menghadapi perubahan iklim.
• SDG 15 – Menjaga Ekosistem Daratan: Mendukung pelestarian ckosistem dan keanekaragaman hayati yang terkait erat dengan keberlanjutan sumber daya air.
• SDG 17 – Kemitraan untuk Mencapai Tujuan: Memperkuat kolaborasi internasional lintas • sektor demi pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan.
Tak hanya itu, konferensi kali ini akan menghadirkan berbagai perspektif. Lima pembicara berasal dari universitas terkemuka dunia dan akan memberikan pandangan mendalam mengenai topik-topik tersebut.
Para pembicara utama itu adalah Prof. Karin Bryan dari University of Auckland, Assoc. Prof. Ranjan Sarukkalige dari Curtin University, Yoshinao Matsuba, Ph.D. dari The University of Tokyo, Dr. Sebrian Mirdeklis Beselly Putra dari Universitas Brawijaya, dan Dr. Chaiwat Ekkawatpanit – King Mongkut’s University of Technology Thonburi.
Kementerian PUPR serta sejumlah perusahaan dan asosiasi teknik sumber daya air memberikan dukungan penuh. Karenanya, ICWRDEP 2025 diharapkan mampu memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain strategis dalam agenda pembangunan berkelanjutan dunia.
Universitas Brawijaya sendiri, menargetkan konferensi ini tidak hanya menghasilkan publikasi ilmiah, tetapi juga rekomendasi konkret yang dapat diterapkan pemerintah untuk menjawab persoalan krisis air, urbanisasi, dan bencana hidrometeorologi di Indonesia.

Sementara itu, Ketua Departemen Tekni Pengairan, Dr. Ir. Runi Asmaranto, S.T., M.T., IPM. menyampaikan, masalah pengelolaan sumber daya itu tantangannya ada tiga asas. Yakni asas equity sosial atau kesetaraan sosial, efisiensi benefit atau ekonomi yang efisien dan lingkungan yang berkelanjutan sustainable environment.
Menurutnya, sekarang ini tantangan yang berat adalah perubahan iklim. Karena dengan adanya perubahan iklim tentunya banyak sekali inovasi-inovasi terutama perguruan tinggi untuk berkontribusi.
Sekarang dengan adanya smart irrigation kemudian juga teknologi tentang IT terkait dengan pendaya gunaan sumber daya air, pengendalian daya rusak dan juga konservasi sumber daya tentunya ini sangat penting.
>”Benefit yang kami dapatkan adalah baik dengan universitas dan juga fakultas dan departemen adalah menjalin networking dengan universitas yang berperingkat bagus. Kemudian juga keberlanjutan di dalam kerjasama,” pungkasnya.( Djoko W)