TEFLIN ke-71 Terapkan AI dalam Deep Learning pada Pendidikan Bahasa Inggris

Ketua Pelaksana TEFLIN ke-71, Prof. Dr. Zulia Rohmah menjelaskan bahwa konferensi internasional ini mengusung tema besar tentang penerapan AI.(Djoko w)
Jum’at, 10 Oktober 2025
Malangpariwara.com – Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Brawijaya (UB) menjadi tuan rumah pelaksanaan konferensi internasional The association of Teaching English as a Foreign Language in Indonesia (TEFLIN) ke-71. Konferensi Internasional ini digelar di Gedung Samantha Krida, Kamis (9/10/2025).
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti menegaskan pentingnya peningkatan kompetensi guru Bahasa Inggris dalam menghadapi kebijakan baru Kementerian Pendidikan yang akan diterapkan pada 2027 mendatang, yaitu mengenai pembelajaran Bahasa Inggris sejak kelas 3 SD.
“Mulai 2027, Bahasa Inggris akan diajarkan sejak kelas 3 SD. Karena itu, kita membutuhkan lebih banyak guru yang kompeten, baik dari lulusan Bahasa Inggris maupun program studi lain yang telah mendapatkan pelatihan khusus,” kata Abdul Mu’ti, Kamis (9/10/2025).
Menurutnya, program ini tidak hanya berfokus pada pembelajaran bahasa, tetapi juga mendorong penerapan pembelajaran mendalam (deep learning) yang bersifat mindful, meaningful, dan joyful.
Ia menilai, pendekatan ini dapat memperkuat kualitas pendidikan dan membuat proses belajar Bahasa Inggris menjadi lebih relevan dan menyenangkan bagi siswa.
“Kecerdasan buatan kini sudah menjadi bagian penting dari pendidikan,” tambahnya.

Abdul Mu’ti menegaskan bahwa Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan sudah mulai menjadi bagian penting dalam dunia pendidikan. Mulai semester ini, pembelajaran coding dan AI telah diperkenalkan sebagai mata pelajaran pilihan di sejumlah sekolah di Indonesia.
“AI sudah kita terapkan di sekolah, walaupun masih opsional. Banyak sekolah yang sudah mengintegrasikan coding dan kecerdasan buatan dalam pembelajaran. Guru Bahasa Inggris juga perlu menguasai cara memanfaatkan AI untuk meningkatkan metode belajar,” jelasnya.

Sementara itu, Rektor UB Prof. Widodo, S. Si., M. Si., Ph. D.Med.Sc, mengapresiasi langkah kementerian dalam memperkuat pendidikan Bahasa Inggris di tingkat dasar. Menurutnya, kemampuan Bahasa Inggris adalah kunci agar gagasan dan kearifan lokal Indonesia dapat dikenal dunia.
“Indonesia memiliki banyak ide dan lokal wisdom, tapi seringkali tidak bisa didistribusikan secara global karena keterbatasan bahasa. Kalau Bahasa Inggris menjadi bagian keseharian masyarakat, bangsa ini semakin besar,” tegas Prof. Widodo.
Lebih lanjut, Prof. Widodo menegaskan bahwa UB mendukung program tersebut melalui pengabdian masyarakat dan peningkatan guru Bahasa Inggris. FIB UB juga memiliki program studi yang dapat membantu proses upgrading guru Bahasa Inggris agar siap mengajar di seluruh jenjang pendidikan.
Ketua Pelaksana TEFLIN ke-71, Prof. Dr. Zulia Rohmah menjelaskan bahwa konferensi internasional ini mengusung tema besar tentang penerapan AI dan pembelajaran mendalam (deep learning) dalam konteks pendidikan bahasa Inggris.
“Kita mendapat manfaat, tentang dan bagaimana guru bisa tetap mempertahankan critical thinking dan kreativitas dalam pembelajaran berbasis AI,” tegasnya.
Prof. Zulia juga mengungkapkan bahwa konferensi internasional ini juga diikuti oleh 650 peserta dari berbagai negara, menjadikan salah satu penyelenggaraan TEFLIN dengan peserta terbanyak.
“Acara ini berbagai organisasi internasional seperti ALTI, JASET (Jepang), JAL (Jepang), TAITISO (Thailand), MELTA (Malaysia), RELAK (Singapura), dan IATFL (Brazil),” tutupnya.(Djoko W)