22 Oktober 2025

Relawan Bencana Maharesigana UMM dan Forum Brantas Malang Inisiasi Susur Sungai Brantas 2025

img_1760955332775

Relawan Bencana Maharesigana UMM dan Forum Brantas Malang Inisiasi Susur Sungai Brantas 2025.(Ist)

Senin, 20 Oktober 2025

Malangpariwara.com – Upaya meningkatkan kesadaran lingkungan dan mitigasi risiko bencana terus digalakkan. Salah satunya dalam kegiatan “Susur Sungai Brantas 2025” yang diinisiasi Mahasiswa Relawan Siaga Bencana (Maharesigana) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) bersama Forum Brantas Malang Raya , Rabu (15/10/202).

Sejak pagi, peserta sudah berkumpul di Heliped UMM. Mereka kemudian menyusuri aliran Sungai Brantas yang membentang dari Kota Batu, Kota Malang, hingga Kabupaten Malang.

Tujuan utamanya untuk mengamati, memetakan, dan mendokumentasikan kondisi Sungai Brantas, sekaligus mengidentifikasi potensi kerentanan lingkungan dan risiko bencana yang dapat timbul akibat aktivitas manusia di sekitar sungai.

Ketua Umum Maharesigana UMM, Rindya Fery Indrawan, menegaskan keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan seperti ini merupakan bentuk nyata dari tema kegiatan tahun ini, yaitu “Mahasiswa Berdampak dalam Pengurangan Risiko Bencana.

“Mahasiswa memiliki peran strategis dalam upaya pengurangan risiko bencana,” katanya.

Melalui kegiatan Susur Sungai Brantas ini, tambah Rindya, tim ingin menunjukkan bahwa mahasiswa dapat turun langsung, belajar dari lapangan, dan memberikan kontribusi nyata untuk lingkungan.

Tak hanya itu, Tim Maharesigana juga mendukung proses pemetaan lapangan, dokumentasi kondisi sungai, serta pengumpulan data pendukung untuk mitigasi bencana seperti wilayah dengan sedimentasi tinggi, sampah padat, dan area rawan longsor.

Melalui pendekatan ini, mahasiswa diajak untuk memahami secara langsung bagaimana perubahan lingkungan dapat berdampak pada potensi bencana alam di masa mendatang.

Sebagai organisasi kebencanaan berbasis mahasiswa, Maharesigana UMM tidak hanya berperan sebagai relawan, tetapi juga sebagai agen edukasi dan perubahan perilaku mitigasi bencana di lingkungan kampus dan masyarakat.

Lebih lanjut, Rindya menambahkan, kegiatan ini menjadi wadah kolaboratif untuk memperkuat kapasitas relawan mahasiswa dalam mengenali potensi risiko bencana berbasis ekosistem sungai.

“Ini bukan sekadar kegiatan lapangan, tapi proses belajar sosial dan lingkungan yang berdampak jangka panjang,” imbuhnya.

Kegiatan ini mendapatkan apresiasi dari Pelaksana Harian (Plh) Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Gamaliel Raymond Hatigoran Matondang. Susur Sungai Brantas dinilai memberikan efek positif terhadap upaya pelestarian Sungai Brantas.

“Tentunya, kegiatan ini memberikan dampak yang luar biasa agar sungai benar-benar dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan oleh masyarakat di sepanjang aliran Sungai Brantas, mulai dari Kota Batu, Kota Malang, hingga Kabupaten Malang,” ujar Raymond.

Kegiatan juga melibatkan kolaborasi lintas sektor. Mulai dari Palang Merah Indonesia (PMI), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dinas Lingkungan Hidup (DLH), TNI AD, TNI AL, serta sejumlah perguruan tinggi.

Di antara perguruan tinggi yang terlibat adalah Universitas Brawijaya (UB), Universitas Tribhuwana Tunggadewi (UNITRI), Politeknik Negeri Malang (POLINEMA), dan UMM melalui Maharesigana, dan beberapa UKM juga HMJ lainnya.

Sebagai organisasi mahasiswa yang berfokus pada penanggulangan bencana Maharesigana UMM akan terus melaksanakan kegiatan serupa yang tidak hanya memberikan dampak bagi lingkungan, tetapi juga menumbuhkan kesadaran generasi muda akan pentingnya menjaga alam dan mempersiapkan diri menghadapi potensi bencana.(Djoko W)