1 Juli 2025

Tren Baru Hilangkan Penat di Masa Pandemi 

Jum’at, 24 September 2021

Malangpariwara.com
Pemerintah Bersiap Melakukan Transisi dari Pandemi Menuju Endemi

Hampir dua tahun masyarakat Indonesia dan seluruh dunia menghadapi pandemi Covid-19. Sebuah kenyataan bahwa Covid-19 tidak akan dengan mudah hilang dari Indonesia dan negara-negara lainnya dalam waktu cepat, merupakan hal yang harus diterima serta disikapi dengan bijaksana oleh pemerintah dan masyarakat Indonesia.

Dengan demikian, pemerintah memberikan himbauan kepada seluruh masyarakat untuk bersiap hidup berdampingan dengan Covid-19.

Hari hari kita seakan disesaki dengan cerita dan berita tentang covid. Dari bangun tidur sampai jelang tidur itu terus memenuhi otak kita. Bahkan setiap gerakan tak akan lepas dari kaitan sang covid. Ini lah laku baru yang akan mengiringi, seperti kata tutur para epidemolog, dari pandemi menuju endemi.

Laku baru dalam pola berbeda coba dihadirkan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang. Seperti diutarakan Kepala DLH, Wahyu Setianto, “kami ingin mengingatkan dan mengajak kembali akan pentingnya penghijauan dan mengasrikan lingkungan. Secara khusus kepada semua awak yang ada di DLH dan umumnya kepada warga kota, “seru Wahyu.

Pria penghobby olah raga tennis dan trail ini juga menekankan gerak bhakti tanam ini (24/9/21) sumbangsih wujudkan lingkungan sehat.

“Kepada jajaran, saya senantiasa mengingatkan agar personil DLH lebih cinta lingkungan. Juga mencitrakan bahwa tugas DLH bukan hanya menangani sampah, pemakaman, UKL UPL saja tetapi penghijauan juga tugas DLH dan minta masyarakat ikut menjaga pepohonan yang sudah ditanam.

Gerakan ayo menanam kali ini menyasar Jl. pasar besar, Jl Sutan Syahrir, dan Jl. Kyai Tamin, menanam pohon jenis tanaman tabepuya sebanyak 33 bibit pohon.

“Keterbatasan lahan bukan berarti tidak bisa menghijaukan lingkungan, “ujar mantan Kadiskopindag tersebut.

Kegiatan di akhiri dengan melakukan pembersihan di taman alun alun Merdeka.

Sementara itu, Walikota Sutiaji mengapresiasi positif kegiatan tersebut. Pak Aji juga mengingatkan bahwa krisis lingkungan akan menjadi bahaya terbesar apabila tidak ada langkah sistemik untuk mengantisipasinya.

Program penghijauan akan menjadi penguat sekaligus penopang bagi terbangunnya “langit biru”.

Ir.H Bambang Irianto Pembina Lingkungan Nasional

Beda lagi pandangan
Pembina Lingkungan Nasional Bambang Irianto yang juga penggagas Kampung 3 G untuk menghilangkan penat di masa Pandemi berkepanjangan ini.

Menurut Bambang,
“Kalau dikaitkan dengan Covid, maka budaya manusia di seluruh dunia ( tidak hanya di Malang) telah berubah menjadi new normal ( kenormalan baru ) yg disebut dengan ” mega shift “tukas Manager rumah Prestasi 3G ini.

Dalam kenormalan baru memunculkan ” laku baru ” yang terdiri 4 hal pokok yaitu :
1 . Stay at home life style atau tinggal di rumah itu menjadi gaya hidup. Hal ini mendorong masyarakat untuk meningkatkan kualitas lingkungan dengan menanam agar menjadi lebih bagus sehingga manusia betah tinggal di rumah atau permukiman.

2. Ketahanan pangan menjadi kebutuhan, maka menanam tanaman pangan ( buah dan sayur) menjadi budaya baru atau laku baru.

3. Social empaty artinya hidup saling membantu, saling gotong royong sudah menjadi laku baru

4. Go virtual artinya hampir semua aspek kebutuhan hidup dilakukan dengan menggunakan teknologi informasi.

”  Empat hal pokok laku baru menuju kenormalan  ini mau gak mau harus dijalani, serta kehidupan baru menjalankan Prokes menjadi prilaku baru yang tak mungkin di abaikan,” tutup penerima penghargaan tertinggi dari Presiden Joko Widodo, KALPATARU kategori Pembina Lingkungan Nasional .(Djoko Winahyu )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *