Festival Kuliner Sanan Manfaatkan Limbah Tempe Jadi Produk Unggulan
Minggu, 17 Oktober 2021
Malangpariwara.com –
Kampung Sanan mempunyai keistimewaan khusus utamanya kuliner. Kampung Sanan atau dikenal sebagai Sentra Industri Tempe dan Keripik Tempe telah menjadi daya tarik wisatawan untuk berburu oleh-oleh khas Kota Malang.
Selama pandemi masyarakat Kampung Sanan tidak hanya tinggal diam, tetapi terus berinovasi membuat berbagai olahan dari tempe agar dapat terus bertahan.

Berbagai inovasi olahan tempe tersebut menyemarakkan Festival Kuliner Tempe Sanan yang di gelar secara virtual, Minggu (17/10/2021).
Wali Kota Malang, Drs. H. Sutiaji menyampaikan Festival Kuliner Tempe Sanan ini dapat menguatkan branding Kampung Sanan sebagai pusat oleh-oleh tempe dan ekonomi berbasis tempe.
Menurutnya, Kampung Sanan sangat luar biasa, karena produksi tempenya tidak hanya dikenal secara nasional namun sudah bisa sampai ke mancanegara.
“Saya sangat mengapresiasi festival yang merupakan hasil kolaborasi dari berbagai elemen ini. Diharapkan pergerakan ekonomi di sini bisa semakin bagus. Sehingga gairah ekonomi di Kota Malang juga makin tumbuh. Selain itu kesadaran masyarakat untuk membangun wilayahnya bisa semakin kuat.

Di Kampung Sanan banyak spot-spot yang bagus untuk belanja tempe dan berbagai olahannya. Golnya ke depan spot-spot ini makin mudah diakses, mudah dijangkau informasinya”

Di kampung yang terletak di Jalan Sanan Gang III Kelurahan Purwantoro, Blimbing, Kota Malang ini terdapat sekitar 600 pengrajin yang memproduksi tempe dan keripik tempe. Menurut Ketua PKK sekaligus Pengurus Pokdarwis Kampung Sanan RW 15, Trinil Sriwahyuni ini mengatakan bahwa Festival Kuliner Tempe Sanan ini bertujuan untuk mempromosikan Kampung Sanan sehingga dapat semakin dikenal masyarakat luas.
Kampung Sanan selama pandemi mengalami penurunan yang sangat drastis yaitu penurunan ekonomi baik pengolahan ataupun pembuatan tempe dan kripik tempe.
“Selama pandemi masyarakat Kampung Sanan tidak hanya tinggal diam, tetapi mulai berinovasi baik itu dari olahan limbah seperti kulit kedelai atau tepung dari tempe yang diolah menjadi makanan kekinian. Nantinya harapan kami kedepan bisa dinikmati oleh anak-anak millenial. Jadi tujuan kita bisa masuk ke cafe, bisa masuk ke pusat oleh-oleh dan sebagainya. Kemudian dari limbah rebusan air kedelai bisa dibuat menjadi nata de soya, dari kulit kedelai diinovasi menjadi olahan-olahan kekinian yaitu brownies, pudding silky dan macaroon” jelas Trinil.
Dari tepung tempe, lanjutnya, diolah menjadi aneka olahan stick atau krupuk mulai dari stick tempe, stick mendol, stick bawang yang bahan baku terbesarnya dari tempe itu sendiri.

Ia menambahkan, dari tepung tempe juga bisa menjadi aneka cookies seperti kastengel serta olahan lain seperti burger dan rolade tempe.
Ada juga dari ampas kedelai dari pembuatan susu kedelai yang diolah menjadi krupuk kulit kedelai.
“Pada Festival Kuliner Tempe Sanan berbagai olahan itu kami launching atau diperkenalkan kepada masyarakat agar di Kampung Sanan ini unggulannya tidak hanya tempe dan kripik tempe tetapi juga ada olahan-olahan turunan dari tempe yang siap untuk ikut meramaikan oleh-oleh khas Kampung Sanan. Produk-produk unggulan Kampung Sanan ini, kami olah dengan berbagai inovasi agar bisa tetap bertahan menghadapi pandemi dan meningkatkan ekonomi warga” tutupnya.

Sementara itu Nur Kasianto warga RW 16 Sanan mangatakan bahwa usaha tempe dirumahnya sudah turun temurun dari orang tuanya. Selain menjual sendiri Produksi tempenya ke pasar juga dibuat olahan kripik tempe.
Ketika ditanya Malangpariwara terkait inovasi limbah tempe jadi produk unggulan seperti yang dilakukan warga RW 15, Nur Kasianto mengaku gak sempat karena butuh waktu lama untuk memproses limbah tempe menjadi makanan olahan.
” Waduh gak sempat mas untuk membuat inovasi itu. Memang benar limbah tempe itu tidak ada yang terbuang semuanya bermanfaat. Saya memanfaatkan limbah tempe seperti kulit kupasan kedelai dan air rebusan Kedelai ( putihan ) untuk pakan ternak sapi. Baik sekali untuk penggemukan sapi potong,” ujar Pengusaha tempe asli Sanan ini.

Nurkas biasa dipanggil tak menampik jika Pandemi ini telah merubah segala galanya. Selain penurunan omzet penjualan tempe maupun Kripik buatannya perekonomian juga jadi lesu.
” Saya sangat setuju jika nantinya Sanan ini semakin dikenal karena adanya inovasi olahan lain dari limbah tempe. Harapannya oleh oleh kas Sanan nantinya bukan hanya kripik tempe saja, tetapi ada produk unggulan lainnya,” pungkas Kasianto.( Djoko Winahyu )