2 Agustus 2025

UMM Launching Tim Mekatronik Siapkan Kapal Cepat Tak Berawak dan Mobil Hemat Energi di Ajang KMHE

c1_20231020_11235474

Kamis, 19 Oktober 2023

Malangpariwara.com
Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) melaunching tim Mekatronik untuk mengikuti kompetisi Kontes Kapal Cepat Tak Berawak (KKCTB) nasional 2023 dan Kontes Mobil Hemat Energi (KMHE) di Universitas Indonesia (UI), Kamis (19/10/2023).

Nur Subeki, Wakil Rektor III UMM memberi semangat tim agar meraih prestasi di ajang yang diadakan Kemendikbudristek ini.(Foto : Djoko W)

Saat melaunching mewakili Rektor Prof Fauzan yang sedianya melepas Tim, berhalangan hadir karena di hari yang sama menerima penghargaan dari Gubernur Jawa Timur kategori lembaga pendidikan dengan dukungan terhadap pemulihan dampak pandemi terbaik itu di Surabaya di hari yang sama, Nur Subeki, Wakil Rektor III UMM memberi semangat tim agar meraih prestasi di ajang yang diadakan Kemendikbudristek ini.

“Ini bagian dari implementasi adik-adik di pentas umum. Bahwa kalau belajar sungguh-sungguh dan dosen memberikan pembelajaran dengan benar, maka kegiatan akademik bisa menunjang kegiatan ko kurikuler,” kata Nur Subeki.

Diajang KMHE ini, UMM siapkan mobil jenis urban dengan bahan bakar yang berbeda. Yaitu gasoline dan etanol. Tim terus berlatih agar mencapai performa terbaik saat di lomba.

Menurut Manajer dari Tim Proto Etanol, Naufal Wicaksono, untuk persiapan di KMHE untuk proto etanol sendiri sudah melakukan riset pada pertengahan tahun 2022.

“Berhubung saat ini konsep mobil urban di conversi ke gasoline, kita menambahkan mesin yang baru untuk yang di proto etanol,” jelas Naufal saat menjawab pertanyaan Malangpariwara.

Untuk venue lomba sendiri di Jakarta epric sirkuit di Ancol pada 28 Oktober sampai 3 November 2023.

Di kelas proto etanol sendiri ada dari ITB, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo dan lainnya.

“Saya hanya fokus dalam riset pada mobil ini agar mendapatkan efisiensi yang lebih baik dari tahun kemarin,” jawabnya.

Targetnya adalah mencapai efisiensi. Dimana di proto etanol, tim mematok ditarget 700 km per liter.

“Sejauh ini kami masih berusaha untuk menstabilkan mesin agar hasilnya maksimal konstan. Pasalnya Kadang berubah kadang lebih tinggi kadang lebih rendan. Kita latihan seharian di area UMM Dome dan Jl Jakarta,” jawabnya.

Sedang Febrianto Ramadani, manager tim ERC untuk kompetisi kapal cepat tak berawak nasional sudah 90 persen menjelaskan kalau tim saat ini fokus latihan diperbanyak untuk persiapan di kompetisi itu.

Rekor sebelumnya, tahun lalu di kontes ini meraih juara 2 untuk tim engine.

“Untuk tahun 2023 ini, insyaallah kita siap menjuarai kontes kapal cepat tak berawak nasional,” katanya.

Tim biasanya latihan di danau kampus dan di Sengkaling. Sedang Bara Bakti, Manajer tim urban gasoline mengatakan hasil latihan bisa dikatakan 70 persen mendekati dari target. ” Untuk target tahun ini, kami 600 km/liter,” kata dia.

Di KMHE adalah kontes hemat-hematan energi atau dalam pemakaian bahan bakar.

Manajer Kapal Sengkaling Evo 5, Abin Fitavius menjelaskan jika kapal ini berbahan bakar minyak gas seperti pertalite, pertamax dan lainnya.

“Untuk kapal Sengkaling Evo 5 kami menggunakan upgrade pada hole kami menggunakan fiber berjenis karbon. Dimana fiber ini masih dipakai di UMM di tahun inj, daripada di kampus lain. Karena di kampus lain menggunakan jenis fiber glass atau map,” jawabnya.

Persiapan tim ini sudah 100 persen. “Sebab kami melakukan latihan secara intens. Kami melakukan upgrade setiap harinya. Seperti mencari settingan yang pas. Karena setiap cuaca, kelembapan itu memiliki settingan yang berbeda. Penilaian di kompetisi ini adalah siapa paling cepat.

“Iya, pertama kapal tambah beban dengan satu ton satu lintasan. Kedua, kapal dalam beban sebesar 3 Kg,” pungkasnya.

Tentang kompetitor, ia merasa semua tim berat termasuk UMM sendiri. Untuk yang jenis seperti ini ada UI, ITS, UGM, Undip, UB dan sebagainya.

“Kami juga sering latihan bersama dengan UB dan UM di danau Sengkaling,” paparnya.

Ditanya wartawan apa tim perlu meriset danau di UI sebagai lokasi lomba, ia menjawab iya.

“Karena di setiap danau, di setiap daerah memiliki cuaca dan intensitas air yang berbeda. Otomatis akan berpengaruh pada ritme kapal. Apabila kita menyeting kapal dalam keadaan panas dan kita bawa pada venue dalam keadaan lembab maka kapal gak akan bisa optimal. Karena dalam keadaan lembab kapal akan mengubah ritme lagi, kita harus adaptasi lagi,” pungkasnya. ( Djoko W)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *