1 Juli 2025

Bakal MoU Mendes PDTT Dukung Program Mahasiswa Membangun Desa UB

c1_20250626_17372480

Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) RI, Yandri Susanto memberikan apresiasi tinggi terhadap program Mahasiswa Membangun Desa (MMD) yang digagas Universitas Brawijaya (UB). (Djoko W)

Kamis, 26 Juni 2025

Malangpariwara.com – Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) RI, Yandri Susanto memberikan apresiasi tinggi terhadap program Mahasiswa Membangun Desa (MMD) yang digagas Universitas Brawijaya (UB).

Hal ini diungkapkannya dalam momen pelepasan 1000 mahasiswa membangun desa di gedung Samantha Krida UB, Kamis (26/6/2025).

Mendes PDTT) RI, Yandri Susanto di dampingi Rektor UB Prof Widodo wawancara bersama sejumlah wartawan usai Lepas MMD UB (Djoko W)

Yandri menilai, semangat program ini sangat selaras dengan misi utama kementerian yang ia pimpin yakni membangun desa sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

“Saya sangat mengapresiasi program Mahasiswa Membangun Desa dari UB. Ini selaras dengan semangat Kementerian Desa dan PDTT. Saya melihat program ini sangat bagus, dan layak untuk kita dukung bersama,” tukas Yandri.

Lebih lanjut Yandri menjelaskan bahwa sejumlah program unggulan di kementeriannya, seperti BUMDes, Koperasi Desa Merah Putih, Desa Ketahanan Pangan, Desa Energi, hingga Desa Wisata dan Desa Ekspor, sangat memungkinkan untuk dikerjasamakan dengan Universitas Brawijaya.

Dalam waktu dekat, Kementerian Desa dan UB berencana menjalin kerja sama resmi melalui Nota Kesepahaman (MoU).

“Kalau kekuatan UB bisa meneropong potensi desa dengan tepat, saya yakin desa-desa di Jawa Timur bisa menjadi kekuatan ekonomi baru. Bahkan pertumbuhan ekonomi nasional bisa terdongkrak hingga 2% dari sektor desa,” ungkapnya.

Yandri juga berkomitmen akan turun langsung ke lapangan untuk melihat secara langsung proses implementasi mahasiswa UB dalam membangun desa.

“Kami siap memfasilitasi berbagai program pengembangan desa bersama mahasiswa dan dosen,” tegasnya.

Menteri Yandri juga menekankan pentingnya peran mahasiswa dalam menciptakan lapangan kerja baru di desa. Menurutnya, dengan masuknya mahasiswa ke desa, potensi ekonomi yang selama ini belum tergarap maksimal dapat ditingkatkan nilainya, bahkan hingga menembus pasar ekspor.

“Setelah tamat kuliah, mahasiswa bisa kembali ke desa dan membangun desa tematik seperti desa cabai, desa bawang, desa ikan nila, dan sebagainya. Semua itu bisa menghasilkan uang karena pasarnya sudah tersedia, melalui Koperasi Desa Merah Putih dan program Makan Bergizi Gratis dari Presiden Prabowo,” jelasnya.

Ia menambahkan, berbagai produk desa yang sebelumnya belum memiliki nilai tambah bisa dikembangkan melalui hilirisasi bersama kampus, sehingga menjadi produk unggulan bahkan ekspor.

“Produk desa itu banyak, tinggal kita upgrade kualitasnya. Dengan kerja sama yang konkret bersama UB, saya yakin nilai produk desa bisa naik dan memberi manfaat ekonomi yang luas,” pungkas Yandri.

Pada kesempatan itu pula para mahasiswa MMD, sebelum di lepas mendapatkan pembekalan dari beberapa narasumber diantaranya Michael Susanto dari Tanoto Foundation.

Michael mengajak mahasiswa untuk mengingat bekal panjang yang telah diberikannya. Agar bisa diingat untuk dipahami saat turun ke desa, mahasiswa melafalkan jargon yang dipandu Michael. “Bukan Desa yang Butuh Mahasiswa, Mahasiswalah yang Butuh Desa”.

Rektor UB, Prof. Widodo sangat mengapresiasi dan mengucapkan banyak terimakasih karena bisa hadir memberi pembekalan kepada mahasiswa UB yang akan di lepas MMD UB 2025.

“Tentu saya mengapresiasi sekali dan terima kasih kepada Pak Menteri. Yang selalu memberikan dukungan kepada perguruan tinggi, khususnya Universitas Brawijaya. Dalam hal untuk melakukan pengabdian kepada masyarakat,”ucapnya

Lebih lanjut Widodo mengatakan bahwa MMD ini menjadi bagian penting juga untuk mendukung ASTACITA dari pemerintah. Dan juga program kerja dari Kementerian Pendidikan Tinggi. Bahwa perguruan tinggi itu harus memiliki dampak langsung kepada masyarakat. Sehingga program mahasiswa membangun desa ini bagian dari perguruan tinggi.

“Untuk turun ke desa, membantu masyarakat. Khususnya memberikan teknologi tepat guna,” terangnya.

Seperti Pak Menteri sampaikan tadi. Dari produk-produk desa yang mungkin awalnya belum terstandart. Harapannya menjadi standart yang lebih baik sehingga acceptable.

“Bisa jadi desa ekspor. Betul, arahnya kita ke situ. Di samping TTG, termasuk manajemen itu bagian penting untuk meningkatkan kualitas dari produk,” tandas Rektor.(Djoko W)