Dampingi BUMDes Pulotondo Mulyo Polinema dan Institut Asia Kembangkan Aplikasi Keuangan dan Budidaya Maggot

Malang, 26 September 2025
Malagpariwara.com – Tim dosen Politeknik Negeri Malang (Polinema) bersama dengan Institut Asia Malang berhasil melaksanakan program pengabdian kepada masyarakat di Desa Pulotondo, Tulungagung.
Program ini berfokus pada dua inovasi utama, yakni pengembangan aplikasi Si-BUMDes sebagai sistem pencatatan keuangan digital dan pendampingan budidaya maggot sebagai usaha ramah lingkungan dan bernilai ekonomis.
Ketua tim pengabdian, Annisa Fatimah, SST., MSA menjelaskan bahwa kegiatan ini dirancang untuk meningkatkan tata kelola keuangan BUMDes agar lebih transparan dan akuntabel, sekaligus memperkuat unit usaha baru yang mendukung ekonomi sirkular.
“Melalui aplikasi Si-BUMDes, pengelolaan kas masuk, kas keluar, hingga laporan keuangan kini dapat dilakukan lebih cepat dan efisien. Sementara budidaya maggot terbukti memberi manfaat sebagai pakan alternatif sekaligus solusi pengelolaan sampah organik desa,” ungkap Annisa.
Dalam pelaksanaannya, tim pengabdian telah menyelesaikan pengembangan aplikasi Si-BUMDes dengan desain modul dan formulir digital yang siap digunakan oleh pengelola BUMDes.
Dari sisi teknis, Titania Dwiandini, S.Kom, M.Kom., anggota tim yang membidangi IT, menekankan pentingnya pemanfaatan teknologi yang sederhana namun tepat guna.
Ia menjelaskan bahwa aplikasi Si-BUMDes dirancang agar mudah dioperasikan oleh pengelola BUMDes, meskipun mereka tidak memiliki latar belakang IT.
Prinsip utama yang diterapkan adalah kesederhanaan, tampilan yang ramah pengguna dan kemampuan menghasilkan laporan keuangan sesuai kebutuhan desa.
Sementara itu, Fathimatus Zahro Fazda Oktavia, S.ST., M.Sc., anggota tim yang membidangi akuntansi, menambahkan bahwa aspek keuangan menjadi perhatian utama dalam pengembangan aplikasi.
Menurutnya, modul pencatatan disusun mengikuti standar akuntansi sederhana sehingga laporan BUMDes dapat dipahami oleh semua pihak. Hal ini sekaligus diharapkan mampu memperkuat akuntabilitas dan transparansi dalam pengelolaan dana desa.

Sementara itu, uji coba budidaya maggot menghasilkan panen perdana sebanyak { atau 25% dari rak budidaya yang dikembangkan bersama masyarakat.
Ketua BUMDes Pulotondo Mulyo, Muhammad Hanan, menyampaikan apresiasinya atas pendampingan yang dilakukan Polinema.
“Kami merasa terbantu dengan adanya aplikasi keuangan, karena selama ini pencatatan masih manual. Selain itu, usaha maggot memberi harapan baru bagi pendapatan desa sekaligus menjaga kebersihan lingkungan,” ujarnya.
Selama program berlangsung, tim juga menggelar pelatihan, Focus Group Discussion (FGD) dan praktik langsung bersama pengelola BUMDes dan warga desa. Antusiasme peserta terlihat dari partisipasi aktif mereka dalam praktik budidaya maggot maupun simulasi pencatatan keuangan digital.
Lebih lanjut, kegiatan ini juga memberikan dampak positif bagi peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) desa.
Peserta tidak hanya mendapatkan wawasan teknis, tetapi juga pemahaman tentang pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam tata kelola BUMDes.
Penerapan aplikasi Si-BUMDes diharapkan menjadi langkah awal menuju pengelolaan yang lebih profesional, sehingga kepercayaan masyarakat terhadap BUMDes semakin meningkat.
Dari sisi lingkungan, budidaya maggot menawarkan solusi nyata terhadap permasalahan sampah organik yang kerap menjadi tantangan di desa.
Limbah dapur rumah tangga yang sebelumnya tidak termanfaatkan kini dapat diolah menjadi pakan bernilai ekonomi. Dengan demikian, masyarakat mendapatkan manfaat ganda: lingkungan lebih bersih dan terbukanya peluang usaha baru berbasis ekonomi hijau.
Program pengabdian ini sekaligus memperkuat komitmen Polinema dalam melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya pengabdian kepada masyarakat. Melalui keterlibatan dosen dan mahasiswa, kegiatan ini menjadi wahana transfer ilmu pengetahuan sekaligus penerapan hasil riset untuk menjawab kebutuhan nyata di masyarakat desa.
Ke depannya, hasil pengabdian ini akan dipublikasikan dalam bentuk artikel ilmiah serta modul sederhana yang dapat direplikasi oleh desa-desa lain.
Dengan demikian, inovasi yang dikembangkan tidak hanya bermanfaat bagi Pulotondo Mulyo, tetapi juga menjadi inspirasi bagi desa-desa lain di Kabupaten Tulungagung dan sekitarnya.
Hasil pengabdian ini diharapkan dapat menjadi model percontohan dalam mengembangkan tata kelola keuangan yang transparan sekaligus inovasi usaha berbasis ekonomi hijau.
Polinema dan Institut Asia optimistis, sinergi antara perguruan tinggi dan desa akan terus melahirkan terobosan-terobosan baru yang bermanfaat bagi pembangunan daerah.( Djoko W)