Salah Satu Problem Kebudayaan Diungkap Dirjen Kemdikbud RI di Orasi Ilmiah Wisuda ke-93 UMM
MALANG – Sedikitnya 2461 wisudawan UMM, sebelum diwisuda mengikuti Orasi Ilmiah Dirjen Kemdikbud RI Hilmar Farid.
Hilmar hadir didapuk mengisi orasi ilmiah pada gelaran wisuda ke-93 Periode III Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
Direktur Jenderal (Dirjen) Kebudayan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemdikbud RI) Hilmar Farid menyebut, kunci kemajuan setiap bangsa sesungguhnya terletak pada kebudayaannya. “Percuma saja kita menggunakan teknologi yang maju. Akan tetapi, ketika kebudayaannya tidak maju, tidak ada gunanya kita menggunakan smartphone tercanggih tapi masih percaya kepada hoax. Ini adalah salah satu problem kebudayaan,” kata Hilmar.
“Kita bisa melihat persoalan seperti ini dalam kehidupan sehari-hari banyak fasilitas publik yang dirusak, karena kemungkinan besar penggunanya dan tidak ada informasi yang cukup untuk orang mengupgrade pengetahuannya,” ungkap Hilmar.
Dalam setiap menyelesaikan permasalahan, diperlukan pemimpin di era Industri 4.0 yang punya kemampuan berkomunikasi, kecepatan mengambil keputusan, serta kolaborasi. Dan di tiap tingkatan ini sangat diperlukan kerjasama.
Pemimpin era 4.0 juga harus punya kredibilitas atau kemampuan untuk melaksanakan dan mengeksekusi perencanaan serta kualitas untuk dapat diandalkan, keberanian dan ketabahan dalam memunculkan konsistensi dalam sebuah organisasi, bersikap dan berfikir strategis. Yang terakhir yakni empati. “Karena seorang pemimpin harus memahami perasaan pemikiran, kegalauan, kerisauan di dalam organisasi,” ujar Hilmar di depan 2461 wisudawan.
Sementara itu, Menteri Muhadjir juga turut berpesan kepada para wisudawan. Bahwa yang dibutuhkan saat ini adalah bukan sekadar menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Tetapi juga kemampuan beradaptasi untuk menguasai situasi yang terus berubah dan situasi yang terus berkembang. “Pesan saya kepada wisudawan dan wisudawati agar memiliki kemampuan tingkat adapatasi itu, jangan sampai terdistrupsi karena gagal dalam beradaptasi,” ujar Muhadjir.
Tak kalah penting, Ketua Badan Pembina Harian UMM yang merupakan Anggota Dewan Pertimbangan Presiden RI, Prof. Drs. H. A. Malik Fadjar, M.Sc. juga turut berpesan. Saya harapkan seluruh wisudawan dan wisudawati menjadi sarjana-sarjana di era digital sekaligus, yang mampu menyongsong, mengantarkan bangsa ini menjadi bangsa yang besar. Yang selalu menjaga Bhinneka Tunggal Ika, NKRI, dan selalu teguh berpegang ideologi falsafah Negara Pancasila,” kata Malik.
Wisuda kali ini mengukuhkan kelulusan bagi Program Pendidikan Doktoral, Magister, Sarjana, Diploma III dan Program Pendidikan Profesi. Keputusan ini berdasarkan yudisium serta hasil rapat pimpinan 15 agustus 2019. Jumlah lulusan wisuda 93 periode III sebanyak 2461 orang, terdiri dari 1084 wisudawan 1377 wisudawati. Pada gelaran akhir wisuda juga diserahkan kartu alumni yang diserahkan secara simbolik oleh Rektor UMM Fauzan.
Gelaran wisuda ke-93 Periode III Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) di Hall Dome UMM, Sabtu siang (31/08/2019) dihadiri Dirjen Kemdikbud RI Hilmar Farid, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Prof. Dr. Muhadjir Effendy, M.A.P, Ketua Badan Pembina Harian UMM yang Juga Anggota Dewan Pertimbangan Presiden RI Prof. Drs. H. A. Malik Fadjar, M.Sc., perwakilan Majelis Dikti Litbang Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof. Syafri Syairin, Ph.D. (*) ( JKW )