Ini Diskusi Tematik yang Dilakukan Gemasaba Kota Malang, Soroti SILPA APBD
Gemasaba berdiskusi hadirkan salah satu Anggota DPRD Kota Malang Arief Wahyudi
.
MALANG – Jelang Refleksi satu tahun kepemimpinan Walikota Malang Sutiaji, Gerakan Mahasiswa Satu Bangsa ( Gemasaba ) gelar diskusi tematik menyoroti terkait Serapan APBD.
.
Diskusi tema Politik Anggaran ini digelar di Teras Panglima Café, jalan Simpang Ijen, Kota Malang. ( 29/09/2019)
.
Ketua Gemasaba Kota Malang Beny Yusman menyampaikan diskusi ini biasa digelar dengan tema-tema yang berbeda namun tetap fokus pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
.
Sebelum tema Politik Anggaran, GEMASABA Kota Malang sudah mengadakan diskusi dengan tema Ngaji APBD beberapa bulan sebelumnya.
.
“Diskusi tematik ini memang masih mencoba membaca APBD. Dulu kami angkat tema Ngaji APBD, sekarang sudah lebih fokus ke soal politik anggaran yang biasa dimainkan dalam APBD oleh pemerintah daerah. Tiap tema dengan narasumber yang berbeda.” katanya.
.
Kenapa fokus dalam pembahasan APBD ?, Beny menjelaskan, APBD adalah area dimana uang rakyat dikelola pemerintah. Dari melihat komposisi didalamnya kita akan tahu bagaimana pemerintah mengelola anggaran dan kemana anggaran itu diprioritaskan.
.
Ketua Himpunan Mahasiswa Pengusaha Muda Indonesia (HIMAPINDO) Malang Raya Ali Yafi yang turut hadir dalam diskusi menambahkan, diskusi membahas politik anggaran sangat penting. Darinya akan diketahui kinerja pemerintah dalam mengoptimalkan anggaran.
.
“Kita kan harus tahu kemana anggaran ini disalurkan, dalam bentuk apa. Termasuk apakah pemerintah optimal dalam mengelola anggaran.
.
Salah satu contoh kasusnya, tiap tahun, Sisa Lebih Penggunaan Anggaran (SILPA) Kota Malang selalu tinggi, dikisaran 400 hingga 500 miliar. Ini menunjukkan lemahnya serapan anggaran.” Ujar pria yang tercatat sebagai mahasiswa pascasarjana di UNISMA ini.
.
Pemantik diskusi, Arief Wahyudi sekertarsi Komisi B DPRD Kota Malang menuturkan, SILPA secara hukum tidak bermasalah. Akan tetapi ini menjadi salah satu indikator gagalnya pemerintah dalam mengelola anggaran.
.
Seharusnya menurut Arief Wahyudi ( AW) angka SILPA tidak membengkak. SILPA bisa dimaklumi jika merupakan hasil dari efisiensi anggaran, bukan dari gagalnya program dilaksanakan.
.
“Politik anggaran lagi-lagi pelajaran yang sangat berat. Sebab sulit membaca politik anggaran yang biasanya menurut hukum benar tapi salah menurut teori yang lain, teori kebutuhan masyarakat serta akutansi.” pungkas Arief Wahyudi.
.
Pagi tadi, Senin (30/09/2019) Arief wahyudi kembali meyoroti kenerja Walikota dalam Refleksi Satu Tahun Kepemimpinan Sutiaji dan Sofyan Edi Jarwoko di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya (FISIP UB) yang di gagas Persatuan Wartawan Indonesia ( PWI ), Senin (30/9/2019).
Arief wahyudi meminta kepada Pemerintah kota Malang untuk segera melaksanakan komitmen dan janjinya kepada masyarakat saat kampanye dulu.
.
“Saya sangat senang mendengar komitmen Walikota yang berjanji hanya satu periode sehingga kepentingannya hanya satu mewujudkan
kota produktif dan berdaya saing berbasis ekonomi kreatif, keberlanjutan dan keterpaduan,” tukas Politisi Partai Kebangkitan Bangsa ( PKB ) ini.
.
Arief Wahyudi akan mendukung Pemerintah Kota Malang dalam menyelesaikan pekerjaan yang terbengkalai sudah lama, seperti ; Masalah Pasar Blimbing, Pasar Induk Gadang, Pasar Comboran, Jembatan kedungkandang. ” Ini harus menjadi skala prioritas diantara kepentingan lainnya,” tutup Arief Wahyudi SH.(*) ( JKW )