Doktor Mengabdi UB, Beri “Sosialisasi Pembentukan BUMDes di Desa Bocek”
Malangpariwara – Pertumbuhan ekonomi suatu wilayah perlu ditopang oleh industri kecil dan menengah. BUMDes (Badan Usaha Milik Desa) berperan penting dalam pengembangan sektor agribisnis dan industri manufaktur (agroindustri), pengembangan kawasan unggulan (OVOP/one vilage one product) yang akan menjadi andalan daerah, serta pengembangan SDM dan SDA.
Sentra klaster pertanian diharapkan tumbuh sebagai embrio perekonomian masyarakat di wilayah Desa Bocek, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang.
Bocek adalah sebuah desa di wilayah Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur.Desa Bocek merupakan sentra penanaman cabe besar selain kecamatan Pujon dan Kecamatan Dau di Kabupaten Malang.
Pada tahun 2020, Program Doktor Mengabdi (DM) yang di selenggarakan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Brawijaya melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat berupa inisiasi dan pendampingan BUMDes sebagai embrio peningkatan ekonomi masyarakat di Desa Bocek, Karangploso, Malang.
Kepala Desa Bocek, Abdul Kodim menyebutkan program pembentukan BUMDes direncakan pada tahun ini. Namun kondisi pandemi yang tidak disangka-sangka ini, menjadikan program pembentukan BUMDes tersebut harus ditunda hingga tahun depan.
Pihaknya sangat bersyukur dengan kehadiran tim dosen UB yang bersedia menyelenggarakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat terkait pendampingan pembentukan BUMDes.
Abdul Kodim berharap keberlanjutan pendampingan BUMDes ini hingga tahun depan dan BUMDes Bocek dapat dapat terbentuk. Terlebih, Universitas Brawijaya memiliki hubungan ikatan yang erat dengan pihak desa, karena keberadaan UB-Forest yang Sebagian wilayahnya berada di Desa Bocek.
Dengan keterbatasan kondisi, sosialisasi pembentukan BUMDes bagi kelompok tani Mekarsari dapat terlaksana pada hari Jumat (17/7/2020) dengan tetap memperhatikan protokol Kesehatan.
Warga dan anggotan Poktan Mekarsari antusias mengikuti sosilisasi BUMDes dan sesi tanya jawab hingga selesai. Moch. Syamsul Hadi, SP.,MP. dan Mofit Jamroni, S.Pt.,M.Si. (dosen FP UB) yang menjadi koordinator kegiatan sekaligus sebagai pemateri menyampaikan sekilas materi terkait pencegahan penyebaran Covid-19 dan konsep New Normal terlebih dahulu. Pembagian sanitizer dan masker juga dilakukan bagi warga yang dapat pada acara tersebut.
Pengetahuan warga tentang BUMDes didapatkan secara tuntas dengan adanya sesi diskusi terkait kendala hasil panen cabai mereka yang terkadang tidak diserap secara maksimal oleh pasar. Permasalahan klasik yang diahadapi petani Desa Bocek adalah jatuhnya harga cabai saat panen. Kendala tersebut dapat disiasati dengan adanya BUMDes yang mampu sebagai penadah sekaligus distributor hasil panen cabai petani untuk dijual ke beberapa segmentasi pasar.
Kegiatan Doktor Mengabdi (DM) UB di Desa Bocek yang diketuai oleh Prof. Drs. Gugus Irianto, MSA.,Ph.D.Ak. ini bertujuan untuk membuka lapangan pekerjaan dan meningkatakan kesejahteraan masyarakat.
Selain Moch. Syamsul Hadi, SP.,MP. dan Mofit Jamroni, S.Pt.,M.Si., anggota DM di Desa Bocek juga terdiri dari Sri Palupi Prabandari, SE., MM., Ph.D. dan Zulfaidah Penata Gama, S.Si,M.Si.,PhD.
“Perguruan tinggi berperan untuk mendiseminasikan hasil-hasil penelitian melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat untuk memajukan ekonomi daerah. Rencana untuk jangka panjang dari pelaksanaan program DM adalah menjadikan Desa Bocek sebagai Desa Mandiri,” terang Sri Palupi Prabandari, SE., MM., Ph.D.
Percepatan ini perlu adanya kerjasama antara Universitas Brawijaya dengan Pemerintah Daerah setempat. Kerjasama tersebut dilakukan secara swadana dan swakelola serta dilakukan terus menerus setiap tahun sesuai dengan animo dan kebutuhan pengembangan sektor pertanian.
“Selain itu, peran yang utama adalah proaktif masyarakat dalam program pemberdayaan ini,” pungkasnya.( JKW )