2 Juli 2025

Cegah Kanker servik Mahasiswa UB Manfaatkan Limbah Agar Agar Jadi Pembalut Wanita

Sabtu, 4 September 2021

Malangpariwara.com – Pembalut wanita sudah menjadi kebutuhan esensial bagi para wanita. Namun, penggunaan pembalut sekali pakai sempat menjadi bahan pembicaraan hangat karena diduga mengandung bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan. Lantas, apakah produk ini tetap aman digunakan?

Setiap wanita yang telah memasuki masa pubertas akan mengalami menstruasi. Pada saat inilah pembalut wanita sangat dibutuhkan untuk menampung darah yang keluar dari vagina.

Meski demikian, pemilihan pembalut sebaiknya tidak dilakukan sembarangan. Hal ini karena penggunaan pembalut yang tidak tepat dapat menyebabkan iritasi atau bahkan masalah kesehatan di area kewanitaan.

Melihat kondisi ini memantik mahasiswa Universitas Brawijaya untuk melakukan penelitian membuat pembalut wanita ramah lingkungan dari limbah.

Lima mahasiswa Fakultas Ilmu Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya (FPIK UB) membuat inti penyerap pembalut wanita yang berasal dari limbah agar-agar untuk mencegah terjadinya kanker servik akibat bahan pembalut yang berbahaya.

Kelima mahasiswa ini adalah Galuh Zhafirah Gafnie, Riska Sulistianti Putri, Rafifa Bunga Jashinta, Nur Amalani Saputri, dan Abdul Gafur yang dibiimbing langsung oleh Dr. Ir. Anies Chamidah, MP.

Galuh salah satu tim mahasiswa dari Fakultas Ilmu Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya (FPIK UB) mengatakan bahwa
limbah agar agar memiliki kandungan selulosa yang cukup tinggi, yang berkisar antara 27,38% – 39,45%.

“Selulosa inilah yang akan diubah menjadi hydrogel, yang nantinya akan dicampurkan dengan kitosan,” terangnya.

Kitosan sendiri memiliki sifat sebagai antibakteri yang tidak berbau dan tidak berbahaya bagi tubuh.

“Inti penyerap ini memiliki sifat yang ramah lingkungan, karena dibuat dari pemanfaatan limbah hasil produksi agar-agar dan limbah karapas (kulit) udang, sehingga akan lebih mudah didegradasi oleh bakteri pengurai. Selain itu, inti penyerap ini juga aman bagi pengguna karena terkandung kitosan didalamnya,” ujar Galuh, salah satu tim, Selasa lalu (4/8/2021).

Galuh berharap penelitian yang dilakukan dapat menjadi solusi atas keresahan yang terjadi di masyarakat.

Seperti yang sudah diketahui, wanita akan mengalami siklus bulanan secara alami yang biasa disebut dengan menstruasi. Pada periode tersebutlah, pembalut masih menjadi kebutuhan utama wanita. Walaupun sudah ada beberapa alternatif lainnya seperti menstrual cup dan pembalut kain, namun mayoritas wanita terutama di Indonesia, masih banyak menggunakan pembalut pada saat menstruasi.

Namun, penggunaan bahan sintetis seperti dioxin, pewangi dan pemutih yang sering diaplikasikan pada pembalut wanita memiliki efek samping yang kurang baik bagi kesehatan tubuh. salah satunya adalah kanker serviks.

Berdasarkan data dan informasi Kemenkes pada tahun 2015, jumlah penderita penyakit kanker serviks di Indonesia mencapai 98.692 kasus, dimana sebagian besar masih termasuk dalam usia subur. (Djoko Winahyu)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *