UB Kembangkan Buah Melon Kualitas Premium Gunakan Drip Irrigation Berbasis IoT Di Masa Pandemi
Jum’at, 22 Oktober 2021
Malangpariwara.com –
Dua orang inovator UB ini patut dicontoh. Dia berhasil mengembangkan buah melon kualitas premium dengan sistem pertanian modern. Inovasi tersebut tentu bisa menjadi inspirasi di tengah lesunya ekonomi akibat pandemi Covid-19.
Adalah Eka Maulana, ST., MT., M.Eng. – UB Tech yang saat ini sedang menerapkan pada kebun Melon di Agro Techno Park Jatikerto Kabupaten Malang.

Inovasi pertanian moderen yang sedang diterapkan bersama Tim ini disampaikan dua narasumber diacara Bonsai ( Bincang dan Obrolan Santai ) bersama wartawan di lokasi Agro Techno Park Jatikerto Kabupaten Malang, Kamis (21/10/21).
Pewarta diajak keliling kebun percontohan dan melihat langsung pertanian dalam greenhouse.
Pertanian di dalam greenhouse adalah sistem produksi pertanian yang menggabungkan pemanfaatan perlindungan tanaman dari intensitas hujan, sinar matahari, dan iklim mikro. Caranya dengan mengoptimalkan pemeliharaan tanaman, Drip Irrigation System Berbasis IoT sehingga mampu meningkatkan produksi buah premium.

Sistem pertanian presisi berdasarkan Internet of Thing untuk budidaya tanaman Melon ini terus dikembangkan Universitas Brawijaya (UB) sebagai penelitian yang tentunya akan menjadi bahan inspirasi bagi dunia pertanian moderen ini.
Drip Irrigation System Berbasis IoT tersebut merupakan hasil inovasi dari Eka Maulana, ST., MT., M.Eng. – UB Tech bersama tim ATP UB yang saat ini sedang diterapkan pada kebun Melon di Agro Techno Park Jatikerto Kabupaten Malang.

Teknologi drip Irrigation merupakan salah satu bentuk pertanian presisi yang menggunakan metode penyiraman bermodelkan sistem tetes (drip) yang dikendalikan berdasarkan kadar air dari media tanam.
“Secara logika ketika tanah kering maka sistem drip ini aktif. Berapa kadar air dalam media itu kapan sistem drip itu aktif itu data dan informasi terkait mekanisme dikirim melalui koneksi IoT. Secara prinsip yang sudah diterapkan air dengan tambahan nutrisi saja,”kata Eka sambil menunjukkan alat yang menancap di media tanam melon.
Eka menjelaskan, sistem tersebut tidak hanya bisa digunakan untuk Irigasi tapi bisa digunakan untuk deteksi lain termasuk kebutuhan nutrisi , pencahayaan, suhu, serta kelembaban greenhouse kebun Melon tersebut.
“Dalam prosesnya, sistem drip irrigation tersebut bekerja sesuai dengan kebutuhan nutrisi masing-masing tanaman yang akan diairi. Jadi bukan sekedar dari seberapa banyak dia mengairi tanaman tapi disesuaikan dengan usia tanaman. Pengendalian sistem ini termonitor dari segi waktu dan variabel data yang sudah terekam dengan baik,”urainya Eka.

Sementara itu, Manager Pertanian dan Pengembangan ATP Suyadi,SP.MP. menimpali, katanya, proses pemberian nutrisi melalui air yang dialirkan ke media pada tanaman secara berkala tersebut diberikan sesuai dengan kebutuhan tanaman.
“Dalam sehari bisa dilakukan sebanyak 5 sampai 10 kali. Sehingga dengan teknologi itu kita tidak perlu secara manual memberikan nutrisinya. Bisa ditinggal untuk mengerjakan pekerjaan yang lain, karena secara otomatis akan menyalakan mesin drip dan mengaliri nutrisi ke media tanam sesuai dengan kebutuhan tanaman,”tukas Suyadi.

Suyadi mengaku dengan IoT mempermudah pekerjaan, karena secara otomatis mesin akan menyala ketika media tanam sudah membutuhkan nutrisi.
“Sehingga tidak sampai terjadi kekurangan nutrisi. Karena jika kita manual, maka kita masih menggunakan insting saja kapan tanaman membutuhkan nutrisi,”katanya.
Penerapan sistem drip tersebut ternyata memberikan hasil maksimal pada tanaman Melon.
“Hasil buahnya bisa lebih bagus dan ideal, sebab ketersediaan nutrisinya stabil. Karena jika nutrisinya tidak stabil maka perkembangan buah melon tidak optimal, buah bisa pecah atau tingkat kemanisan akan rendah,”katanya.

Suyadi menambahkan, Melon yang dibudidayakan dengan menggunakan sistem drip irrigation tersebut berkualitas premium mulai dari rasa, net atau kulit berjaring yang tersusun rapi, dan berat yang ideal dibandingkan melon yang konvensional.
“Pasarnya ekslusif, memang rasa pasti berbeda dengan yang dijual pada pasar konvensiaonal. Di Jatikerto ada beberapa jenis dari yang jenis rock, golden, dan honey,”ungkapnya. ( Djoko Winahyu )