Sajikan Wisata Edukatif, Kampung Glintung Water Street Hadirkan Festival Urban Farming
Sabtu, 27 November 2021
Malangpariwara.com – Pemerintah Kota (Pemkot) Malang melalui Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) bersama Forum Kelompok Sadar Wisata (Forkompokdarwis) Kota Malang, terus berupaya untuk menggeliatkan kembali sektor wisata di kota Malang. Salah satunya dengan menggelar Virtual Event Kampung Tematik.
Kali ini giliran Kampung Glintung Water Street (GWS) yang unjuk kebolehan melalui Festival Urban Farming pada Jumat (26/11/2021).
Ketua Forkompokdarwis Kampung GWS Ageng Wijayakusuma, menjelaskan kampung yang terletak di RW 5 Kelurahan Purwantoro, Kecamatan Blimbing, ini memang dikonsep urban farming.
“Jadi, di Kampung GWS ini memang kami tata sebagai kawasan urban farming yang menyajikan wisata edukatif. Baik pengelolaan sampah, pertanian, perikanan dan lain-lain,” terangnya.
Menurutnya, konsep urban farming sengaja dipilih untuk mengangkat potensi yang ada di wilayahnya. Sehingga yang awalnya tidak bisa menjadi jujugan wisata, pada akhirnya bisa dikunjungi wisatawan karena pengembangan potensi yang dimiliki.
Konsep urban farming diterapkan salah satunya melalui sistem aquaponik yang bisa menjadi sebuah alternatif menanam tanaman dan memelihara ikan dalam satu wadah sekaligus.
“Urban farming kita menggunakan sistem aquaponik. Jadi pupuk dari kotoran Ikan, mulai awal pembibitan kita taruh di kotak, kemudian saat bibit sudah tumbuh, kita taruh di botol gelas dari daur ulang sampah,” terangnya.
Disebutkan, dari hasil urban farming dengan sistem aquaponik ini, kampung GWS mampu menghasilkan sayur-sayuran untuk kebutuhan sehari-hari sekaligus inovasi olahan Ikan.
“Jadi untuk sayur-sayuran itu kita panen, untuk ikan-ikannya sama warga diolah menjadi bakso, stik, sosis, nuget, sempol berbahan dasar lele,” sebutnya.
Lebih lanjut, Ketua Forkompokdarwis Kota Malang, Isa Wahyudi, mengaku kagum dengan upaya kemandirian pangan yang dilakukan Kampung GWS melalui penerapan urban farming.
“Dari tahun ke tahun, urban farming di Kampung GWS ini menunjukkan perkembangan yang luar biasa,” ujar pria yang akrab di sapa Ki Demang ini.
Bukan hanya itu, Kampung GWS juga menjadi satu-satunya Kampung Wisata Tematik di Kota Malang, yang tak pernah tutup selama pandemi. Pasalnya, kampung ini sudah dinobatkan menjadi Kampung Tangguh Mandiri Semeru karena ketahanan pangan dan kegiatan sosial kemasyarakatan yang mereka jalankan.
“Jadi, saya rasa kampung ini tidak hanya sekedar layak huni, tapi juga layak dikunjungi dalam rangka studi ketahanan pangan kampung. Oleh sebab itu, urban farming diangkat agar bisa menjadi keunggulan kampung ini,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Disporapar Kota Malang, Ida Ayu Made Wahyuni mengaku sangat mengapresiasi dan mendukung penuh gelaran Virtual Event Kampung Tematik.
“Pemerintah Kota (Pemkot) Malang melalui Disporapar pastinya mengucapkan selamat dan sukses atas pelaksanaan kegiatan Festival Urban Farming di Kampung GWS. Dimana gelaran ini sukses dilaksanakan secara hybrid, offline dan online,” ucap dia.
Ida pun berharap melalui kegiatan semacam ini bisa kembali menggeliatkan wisata di Kota Malang utamanya saat pandemi Covid-19.
“Semoga selalu tetap berinovasi. Terlebih bagi Kampung GWS semoga kedepan semakin dikuatkan budidaya ikan, urban farming, maupun kreasi produk olahan barang bekas,” pungkasnya.
Wali Kota Malang Drs. H. Sutiaji sangat mengapresiasi kekompakkan warga RW 5 Kelurahan Purwantoro. Menurutnya, hal semacam ini perlu didukung dan disebarluaskan agar warga lainnya juga mengikuti kegiatan positif seperti ini.
“Warga Kota Malang memang kreatif dan memiliki jiwa optimis untuk memajukan Kota Malang ini. Ide seperti ini harus terus didukung oleh semua pihak,” pungkasnya.(Djoko W/ Agus N)