17 Agustus 2025

Tuntaskan Maslah Banjir di Suhat, Pemkot Malang Ajukan Anggaran 512 Miliar dari APBN

IMG_20220919_204625_resize_73_compress8

Walikota Malang Drs.H Sutiaji didampingi Plt. Kepala DPUPRPKP, Ir. Diah Ayu Kusumadewi, MT sidak gorong gorong di Kawasan Suhat.(ist)

Senin, 19 September 2022

Malangpariwara.com
Berbicara masalah banjir tak akan ada selesainya jika tidak ada solusinya.

Untuk menuntaskan permasalahan banjir di sejumlah kawasan Pemkot Malang akhirnya harus membuat terobosan solusi yang tepat. Salah satunya membangun Gorong gorong saluran drainase.

Seperti yang telah disampaikan Walikota Malang, Pemerintah Kota (Pemkot) Malang berencana melakukan pemasangan gorong-gorong saluran drainase di sepanjang Jalan Soekarno-Hatta, Kota Malang yang memiliki panjang 1,8 kilometer dengan kebutuhan anggaran sekitar Rp 512 miliar.

Hal itu disampaikan Wali Kota Malang Sutiaji. Orang nomor satu di lingkungan Pemkot Malang ini untuk menuntaskan permasalahan banjir di sejumlah kawasan.

“Gorong-gorong kedalamannya 6 sampai 11 meter di sepanjang Jalan Soekarno Hatta 1,8 kilometer, pembiayaannya total Rp 512 miliar,” ungkap Sutiaji.

Pihaknya menyebut, bahwa anggaran sebesar Rp 512 miliar tidak dibiayai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Malang, melainkan pihaknya telah mengajukan beban pembiayaan pembuatan gorong-gorong saluran drainase tersebut ke pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) RI.

“Kita sudah disurvei, sudah masuk pada musrenbang provinsi, kami pun sudah mengajukan itu ke Pak Menteri, Pak Sekjen, semua dirjen sudah kita masuki. Artinya kita kepung lah (pengajuan pembiayaan saluran drainase), mudah-mudahan (cepat terealisasi),” urai Sutiaji.

Alasan Pemkot Malang mengajukan pembiayaan ke pemerintah pusat karena anggaran yang dibutuhkan cukup besar, pihaknya menuturkan bahwa kawasan Jalan Seokarno-Hatta Kota Malang merupakan jalan provinsi bukan jalan kota.

“Ketika ini sudah (terealisasi) insya Allaah (banjir) di sini (Soekarno-Hatta) tuntas, di Letjen Sutoyo tuntas, Lowokwaru tuntas, Tulusrejo tuntas, sampai ke Kedawung tuntas. Rencana dari sini akan kita buang ke Sungai Brantas,” beber Sutiaji.

Menurutnya, selama ini Kota Malang sering dilanda banjir selain karena intensitas hujan tinggi, juga karena konsep tata kelola perkotaan Kota Malang menggunakan sistem irigasi bukan sistem drainase.

Terlebih lagi, menurut Sutiaji di sistem saluran irigasi yang ada di Kota Malang banyak hambatan jalan berkelok penyebab terjadi penyempitan. Hal ini yang memicu terjadinya saluran air tidak dapat menampung debit air sehingga meluap dan menyebabkan banjir.

Disinggung mengenai realisasi pembuatan gorong-gorong saluran drainase di sepanjang Jalan Soekarno-Hatta Kota Malang, Sutiaji masih belum dapat memastikan.

Tapi, dengan segala upaya yang telah dilakukan termasuk pengajuan ke Kementerian PUPR RI, pihaknya berharap pembangunan gorong-gorong saluran drainase dapat terealisasi secepatnya. Hal itu juga untuk mendukung penuntasan masalah banjir di Kota Malang pada tahun 2028 mendatang.

Sementara itu, rencana pembuatan gorong-gorong saluran drainase sudah lebih dulu direncanakan oleh Pemkot Malang sebelum proses pembuatan masterplan drainase.

“Tapi ini menjadi satu bagian. Ini sudah dulu, baru kemarin kita susun masterplan. Salah satu di antaranya drainase di lainnya mengarah pembuangannya kesini. Apakah nanti nggak banjir Brantas, itu sudah dipikirkan debit airnya,” tandas Sutiaji.

Plt. Kepala DPUPRPKP, Ir. Diah Ayu Kusumadewi, MT memantau jalannya pengerukan sedimen di selokan
Kawasan dekat PR Grendel (Djoko W)

Terpisah, saat dikonfirmasi Malangpariwara, terkait rencana pembangunan gorong gotong saluran drainase, Senin(19/09/22) melalui ponselnya, Plt. Kepala DPUPRPKP, Ir. Diah Ayu Kusumadewi, MT menjawab sampai saat masih belum ada jawaban dari Pemerintah Pusat.

” Belum mas sementara Pusat masih konsentrasi menyelesaikan Infrastruktur skala prioritas,” tukasnya.

Sambil menunggu pusat,
Pemerintah Kota (Pemkot) Malang melalui Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPRPKP), terus berupaya mencari terobosan baru.

“Kemarin provinsi mau bikin gorong-gorong dari RSUB ke Brantas.Ternyata gagal lelang. Untuk itu Kami masih fokus pada normalisasi sungai, dan sudetan – sudetan. Disamping mengawal masterplan drainase,” urainya

Dilapangkan ternyata penyebab banjir banyak ruko gorong gorongnya tertutup baik disengaja di tutup atau karena tersumbat material yang amblas.

Untuk itu Diah Ayu menghimbau pada masyarakat untuk tidak membuang sampah di badan air. Menghimbau juga agar tidak membangun bangunannya yang mengganggu badan air.(Djoko Winahyu)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *