17 Agustus 2025

“Air Menjadi Urusan /Tanggung Jawab Setiap Orang” Ini Kata Guru Besar Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

IMG_20220921_162529_resize_47_compress22

Rabu, 21 September 2022

Malangpariwara.com – Analisis Akademik tentang fenomena genangan dan banjir di Kota Malang, menurut ketua Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Wilayah Jawa Timur Prof. Dr. Ir. H Mohammad Bisri, MS, ada beberapa faktor yang menjadi akar permasalahan kenapa Kota Malang tergenang dan banjir, padahal letaknya di dataran tinggi.

Ada 6 faktor yang menjadi akar permasalahan kenapa Kota Malang tergenang dan banjir diantaranya:

  1. Pertumbuhan penduduk yang terus meningkat. Dimana berdasarkan data BPS tahun 2022, pertumbuhan penduduk pada 2020 sebanyak 843.810 orang. Ditambah lagi dengan adanya penambahan jumlah mahasiswa dari luar Malang yang berasal dari 62 perguruan tinggi negeri dan swasta.

“Diperkirakan penambahan penduduk dari mahasiswa berjumlah 900.000 orang. Sehingga total penduduk di Kota Malang sebanyak 1,8 juta-an,” sebutnya.

  1. Akar masalah berikutnya adalah adanya alih fungsi lahan. Dengan jumlah penduduk dari tahun ke tahun yang semakin tidak terkendali, kebutuhan hunian dan sarana ekonomi akan semakin meningkat, akibatnya alih fungsi lahan dari lahan terbuka (sawah, ladang dan lain-lain,) menjadi lahan tertutup (perumahan, industri, hotel, kawasan perdagangan dan lain-lain.)
  2. Faktor berikutnya adanya Intensitas curah hujan yang tinggi akibat adanya fenomena perubahan iklim.
  3. Berikutnya adalah sistem drainasi dan infrastruktur eksisting kurang memadai dimana Genangan dan Banjir tidak bisa ditampung dan dialirkan karena beberapa tampungan (Boezem) jaman Belanda berubah fungsi. Misalnya Boezem di Jalan Kawi Atas yang telah berubah fungsi jadi Mall.

Selain itu, saluran Drainasi Primer di Kota Malang sangat sedikit. Sehingga banyak yang menggunakan saluran irigasi sebagai saluran drainasi primer.

“Padahal secara prinsip saluran irigasi semakin ke hilir semakin kecil. Sedangkan saluran drainasi semakin ke hilir semakin besar,” urai mantan Rektor UB ini.

  1. Akar masalah berikutnya adalah Pelanggaran garis sempadan sungai atau saluran dan penegakkan hukum.
  2. Ditambah lagi budaya buang sampah di sungai dan saluran
Prof. Dr. Ir. Muhammad Bisri, MS

Mantan Rektor UB 2014-2018 mengatakan, solusi dari permasalahan diatas adalah pemerintah Kota Malang melalui dinas terkait harus segera mengendalikan 6 akar masalah tersebut. Melalui pengerukan sampah dan sedimen di saluran drainasi, membuat Master Plan drainasi dan Konservasi Air.

“Karena itu untuk mengendalikan Akar Masalah, penting untuk memiliki
MASTERPLAN DRAINASI terkait Sistem Jaringan Drainasi dan Konservasi Air,” tukasnya.

“Konservasi Air adalah usaha-usaha untuk memasukkan air sebanyak-banyaknya ke bumi atau tanah dalam rangka pengisian atau imbuhan air tanah atau pengawetan air tanah (menabung air),” imbuh Prof. Bisri kepada Malangpariwara, Rabu(21/09/22).

Baca juga : Pembangunan Tak Terkonsep Secara Integral Penyebab Banjir di Perkotaan

Terdapat dua teknologi konservasi yang bisa digunakan yakni teknologi Natural recharge (imbuhan air secara alamiah).
Artificial recharge (imbuhan air secara buatan).

“Masterplan drainasi Kota Malang akan dikombinasi antara teknologi saluran dan konservasi air sumur injeksi,” ucap Guru Besar Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Bidang Konservasi Sumber Daya Air.

Manfaat konservasi air dengan sumur injeksi yaitu, menyimpan Air, mengurangi genangan dan banjir, menambah cadangan Air tanah (groundwater), menahan Intrusi Air Laut dan Mengurangi Penurunan Tanah (Land Subsidance).(Djoko W)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *