Belasan Maba FK-UB Alami Histeria Saat Jalani BKM

Foto: aktifitas di FK-UB (Djoko W)
Rabu, 28 September 2022
Malangpariwara.com –
Kegiatan Bina Karakter Mahasiswa (BKM)
di Fakultas Kedokteran dan Fakultas Ilmu Kesehatan UB pada seri ke empat Minggu(25/09/22) mendadak gaduh karena belasan Maba dalam satu kelas tiba tiba seperti kesurupan bahkan tiga orang diantaranya terpaksa diangkut ke RSUB untuk menjalani perawatan.

Kegiatan Bina Karakter Mahasiswa (BKM)
di Fakultas Kedokteran dan Fakultas Ilmu Kesehatan UB ini digelar Fakultas Kedokteran untuk pemantapan karakter mahasiswa baru. Acara ini dibagi di dua gedung, yakni Gedung Faal dan Graha Medika.
Salah satu mahasiswa baru yang tidak mau disebutkan namanya, membenarkan hal itu. Ia mengatakan mendapat kabar ada temannya seperti kesurupan di salah satu gedung sesaat sebelum proses penutupan BKM pada sore hari.
“Karena saya beda gedung jadi dapat informasi itu dari teman-teman,” katanya.
Dari informasi yang dia dapat, sebelum mengalami seperti kesurupan itu ada perdebatan antara panitia dan mahasiswa.
“Memang ada debat begitu katanya, tapi saya tidak tahu karena beda gedung,” jelasnya.

FK UB( Foto: Djoko W)
Menanggapi hal itu, dr. Eriko Prawestiningtyas, Sp.F. Wakil Dekan bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Kewirausahaan Mahasiswa
FK UB tak menampik ada kejadian histeria itu tetapi membantah adanya kesurupan yang dialami mahasiswa baru.
Dijelaskan lebih lanjut, peristiwa itu disebut histeria atau reaksi konversi dari ilmu kedokteran.
“Itu tidak ada kesurupan, jadi reaksi konversi dari mahasiswa. Dikarenakan beberapa hal bisa kelelahan fisik dan psikis,” katanya, Rabu (28/09/22) dalam konferensi persnya.

Eriko mengatakan, ada sekitar 13 mahasiswa yang mengalami histeria tersebut. Tiga diantaranya harus dilarikan ke RS UB untuk menjalani perawatan karena mengalami sesak napas.
“Dari sekian mahasiswa dapat dikondisikan dan pulang sesuai jadwal. Namun ada tiga mahasiswa yang dirujuk ke RS UB, setelah dapat perawatan mereka dinyatakan bisa pulang dan tidak perlu perawatan lanjut,” jelasnya.
Histeria atau reaksi konversi dikatakan Eriko berbeda dengan kesurupan. Ia menjelaskan ketika seseorang mengalami histeria atau reaksi konversi itu dalam keadaan sadar. Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab seseorang mengalami hal tersebut.
“Faktor kelelahan fisik dan psikis itu memicu. Jadi mereka mencurahkan kekesalan sambil berteriak dan menangis. Ada juga sambil sedikit protes dan komplain. Beberapa yang mungkin turut merasakan ikut terpancing dan mengalami hal sama, kemudian dibilang kesurupan,” tuturnya.
“Bagi mahasiswa ini mungkin baru karena dulu sering daring dan sekarang seluruh kegiatan dilakukan luring. Saya rasa juga dibutuhkan effort sendiri serta kondisi masing-masing juga berbeda,” imbuh Eriko.
Saat ini belasan mahasiswa yang mengalami histeria massal dilaporkan sudah menjalani aktivitas dengan baik. Termasuk tiga orang yang sempat mendapat perawatan di RS UB.
“Kami pastikan seluruh kegiatan BKM diawasi supervisor dan tim kesehatan. Kami akan melaksanakan penyesuaian setelah insiden tersebut,” tegasnya.
Perlu diketahui bahwa kegiatan BKM di FK dan Fikes UB (di tingkat universitas disebut Krida Mahasiswa) ini merupakan kegiatan rutin dan wajib diikuti oleh para Mahasiswa Baru sebagai rangkaian program pembinaan karakter dan softskill bagi mahasiswa baru di FK dan Fikes UB.
“Dengan kejadian tersebut, kami akan melakukan pengawasan dan evaluasi lebih lanjut,” tandas dr.Eriko (Djoko W)