Walikota Malang Dorong Pondok Pesantren Punya Kemandirian Era Society 5.0

Suasana sarasehan Strategi pengembangan ponpes menjadi mandiri di era Society 5.0.(ist)
Selasa, 18 Oktober 2022
Malangpariwara.com –
Di tengah berkembangnya era Society 5.0, Pemkot Malang mendorong kepada Pondok Pesantren untuk punya kemandirian. Terlebih, jelang Hari Santri 22 Oktober, Wali Kota Malang Drs. H. Sutiaji pun menemui perwakilan pondok pesantren se-Kota Malang di Hotel Savana Selasa (18/10/22).
Ia meminta pondok pesantren bisa menjadi inkubasi talenta anak muda sehingga kemandirian para santri juga bisa terwujud.
“Jadi pondoknya memang harus mandiri, terus disana sudah dibekali dengan ilmu-ilmu keterampilan yang sehingga ketika dia keluar tidak bingung mencari pekerjaan. Jadi ini kita kuatkan,” terang Sutiaji usai pertemuan yang bertajuk ‘Strategi Pengembangan Pondok Pesantren Menjadi Mandiri dan Bermutu Menghadapi Era Society 5.0’ itu.
Disamping itu, Sutiaji juga menyampaikan pentingnya menyikapi digitalisasi. Pondok pesantren harus bisa memanfaatkan nilai positifnya sehingga bisa menjadi modal yang berharga.
“Digitalisasi di satu sisi juga bisa menjadi momok, tapi tinggal kita sosialisasi bagaimana. Maka society 5.0 itu menjadi keharusan bahwa dengan digitalisasi, malah bisa menjelaskan atau menarasikan sesuatu yang dulu abstrak sekarang menjadi riil,” jelas Sutiaji.
Dikatakan Sutiaji untuk mengasah keterampilan santri di pondok pesantren sendiri sebenarnya sudah cukup mudah. Terlebih di pondok pesantren, aktifitas berjualan juga diperbolehkan sehingga bisa mewadahi potensi dan peluang yang muncul.
“Sehingga digitalisasi tidak menjadi penghambat tapi justru menjadi pemantik sebuah pertumbuhan dan perkembangan anak-anak. Baik masalah keilmuan maupun keterampilan,” tambahnya.

Kabag Kesra Pemkot Malang Ahmad Mabroer menambahkan, setidaknya 80 peserta yang datang kali ini merupakan perwakilan dari berbagai pondok pesantren yang ada di seluruh wilayah Kota Malang.
Diharapkan, setelah mendapatkan literasi agama yang mumpuni, maka pondok pesantren juga bisa menambah wawasan dan kemampuan di era Society 5.0.
“Karena kemandirian pesantren itu penting, mereka harus sudah punya bekal karena mereka ke masyarakat. Dalam segala hal, mandiri pada sisi ekonomi, bisa berwirausaha, karena memang ruang kerja yang diciptakan pemerintah tidak begitu banyak jadi kemandirian ini yang diharapkan. Diharapkan menjadi pelaku pelaku usaha dengan pembekalan dan penambahan wawasan,” tukas Mabroer.
Menurut Mabroer, di Kota Malang sendiri sebenarnya ada beberapa pondok pesantren yang bisa dijadikan contoh karena punya kemandirian yang luar biasa. Tidak hanya kemandirian, tapi juga inovasi yang kreatif.
“Monggo bisa dengan pesantrennya prof. Bisri, lalu pesantren Al-Umm itu juga bagus pada sisi pengelolaan lingkungan juga bagus, dari air wudhu itu diteruskan untuk hidroponik. Lalu pesantren Al Hayat Islamiyyah, pesantren Labi di Buring itu juga mengolah bahan foam menjadi bata. Banyak ya,” pungkasnya. (Djoko W)