Tak Ada Orasi Ratusan Aremania Bentangkan Puluhan Poster Tuntutan

Ribuan Aremania merasa Lelah Marah Sedih Diam Tanpa Suara" melakukan aksi damai turun ke jalan.(Ist)
Kamis, 20 Oktober 2022
Malangpariwara.com – “Lelah Marah Sedih Diam Tanpa Suara” menjadi pilihan aksi damai ratusan Aremania turun ke jalan.
Aksi keprihatinan ini dilakukan guna menuntut adanya pengusutan tragedi stadion Kanjuruhan hingga tuntas yang telah menewaskan 133 korban jiwa Ran ratusan Luka Luka, Kamis (20/10/2022).
Ratusan Aremania ini melakukan long march dari Stadion Gajayana hingga Balai Kota Malang dengan menggunakan pakaian dan atribut serba hitam. Sebagai tanda duka cita mendalam terhadap seluruh korban tragedi stadion Kanjuruhan.
Sejumlah poster dengan berbagai tulisan mereka bawa. Selain dibentangkan, puluhan poster tersebut juga dipasang di dinding pagar Gedung DPRD Kota Malang.
Mulai dari “Nyawa Saudara Kami Diracun Bagai Nyamuk”, “Kami Ditunggangi Rasa Kemanusiaan”, “Revolusi PSSI”, ” Pecat dan Adili”, “Malang Melawan”, hingga hingga “Tangis Seorang Ibu Tak Bisa Dibayar Dengan Kata Maaf”.

Dalam aksi tersebut, tidak satu pun massa aksi yang melakukan orasi. Semua diam tanpa kata.
Meskipun tidak ada satu pun yang menyampaikan orasi, nampak jelas mereka ingin sekali agar kasus tragedi Kanjuruhan diusut tuntas. Terlebih ratusan nyawa hilang dalam tragedi 1 Oktober 2022 tersebut.
Sebelum membubarkan diri, di akhir aksinya, ratusan Aremania ini menyanyikan lagu Bagimu Negeri bersama-sama. Kemudian disusul bernyanyi lagu berjudul Salam Satu Jiwa.

Terpisah, Arief Wahyudi yang juga sebagai anggota DPRD Kota Malang kebetulan juga sejak lama aktif sebagai suporter Arema ikut menanggapi aksi diam yang dilakukan Aremania hari ini. Ketika ditemui Malangpariwara di antara ratusan Aremania, AW menyampaikan hari ini Aremania menunjukkan karakter asli yang cinta damai tanpa anarkhis dan kebrutalan walaupun sekitar seribu orang berkumpul dan melakukan long march tanpa pengawalan resmi dari aparat keamanan. Sehingga kalau pada saat rekonstruksi di stadion Kanjuruhan kemarin tersampaikan melalui pengarah rekonstruksi bahwa suporter brutal dan anarkhis tentu hal tersebut menjadi tanda tanya besar bagi Masyarakat.
“Saya hari ini menyaksikan dan ikut dalam unjuk rasa long march tanpa orasi yang sangat menyentuh.
Tanpa korlap , tanpa pengamanan ternyata Aremania begitu tertib , dan baru kali ini saya menyaksikan unjuk rasa yang begitu damai, walaupun jumlah massa aksi cukup banyak,” ungkapnya.
Dari aksi kali ini Arief Wahyudi berharap Negara melalui aparat penegak hukum dapat mengusut secara transparan dan sampai tuntas tragedi kemanusiaan Kanjuruhan ini.
AW menekankan bahwa segala bentuk bantuan , empaty dari siapapun juga tentu dapat meringankan dan sebagai penghiburan bagi keluarga yang ditinggalkan, namun jangan sampai segala bentuk perhatian yang ada mengaburkan pengusutan secara tuntas tragedi ini.
“AW juga menyampaikan , bahwa penanganan lanjutan atas kurban luka maupun cidera harus mendapatkan perhatian serius dari Pemerintah maupun pihak pihak lain terutama baik yang secara langsung maupun tidak langsung terlibat didalam penyelenggaraan sepak bola di tanah air,” tegas Anggota Dewan FPKB Dapil Klojen ini. (Djoko W)