29 Agustus 2025

Era Sutiaji Sofyan Edi Kota Malang Sukses dari Keterpurukan Hantaman Covid 19 Kini Pertumbuhan Ekonomi Capaian Tertinggi

IMG-20230923-WA0019

Sabtu, 23 September 2023

Malangpariwara.com
Sederet capaian telah diraih maksimal oleh Kepemimpinan Walikota Malang Drs H.Sutiaji – Sofyan Edi Jarwoko.

Terkait perekonomian, selama Pemerintah Kota Malang (Pemkot Malang ) dipimpin Pasangan Sutiaji Edi pertumbuhan Ekonomi menjadi salah satu target peningkatan hingga tercapai 6,23 persen sejak 2018 memimpin.

Puncaknya didapat pada tahun 2022 ini, dimana ekonomi di Kota Malang berhasil tumbuh sebesar 6,23 persen. Bahkan, angka tersebut berhasil menjadi capaian di level tertinggi selama 10 tahun atau selama satu dasawarsa terakhir.

Berdasarkan catatan dari Badan Pusat Statistika (BPS), pada tahun 2018 dan 2019, yakni masa sebelum pandemi pertumbuhan ekonomi Kota Malang mencapai 5,72 dan 5,73. Namun, hantaman keras pandemi Covid-19 pada tahun 2020 sempat membuat ekonomi Kota Malang mengalami kontraksi hingga melemah di angka -2,26 persen.

Namun, lemahnya ekonomi Kota Malang akibat pandemi tak berlangsung lama. Dengan berbagai program, kebijakan dan buah dari sinergitas serta kolaborasi seluruh perangkat daerah, ekonomi di Kota Malang menguat di angka 4,21 persen di tahun 2021.

Sementara di tahun 2022, angka tersebut terus menguat hingga menjadi 6,32 persen. Bahkan disebut menjadi pertumbuhan tertinggi bagi ekonomi di Kota Malang selama 10 tahun terakhir.

Selain itu, secara komparatitf, pertumbuhan ekonomi Kota Malang juga lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi Jawa Timur yang berada di lebel 5,34 persen. Begitu juga untuk pertumbuhan ekonomi nasional yang berada di angka 5,31 persen.

Masih mengacu pada data dari BPS, nilai ekonomi yang terbentuk selama tahun 2022 mencapai Rp 84,8 Triliun. Jika dihitung dengan harga konstan dan mengacu pada tahun 2010, maka nilai ekonomi yang terbentuk adalah sebesar Rp 56,68 Triliun.

Capaian tersebut juga bukan diraih begitu saja. Berbagai upaya pun telah diramu menjadi beragam kebijakan untuk meningkatkan perekonomian, dan bermuara pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Salah satunya adalah dengan pembangunan Malang Creative Center (MCC). Dimana pembangunan gedung berlantai 8 ini dinilai menjadi salah satu tumpuan dalam menumbuhkan ekonomi di Kota Malang. Terlebih dengan fokus untuk menjadi wadah dalam menginkubasi geliat ekonomi kreatif (ekraf) di Kota Malang.

Bangunan yang dibangun sejak tahun 2021 itu telah resmi beroperasi sejak tahun 2022. Dalam perjalanannya, MCC juga sempat mendapat banyak kritikan dari masyarakat. Namun seiring berjalannya waktu, tak dipungkiri ternyata MCC juga cukup berperan dalam mendongkrak ekonomi di Kota Malang.

Sampai saat ini, ada sebanyak 17 subsektor ekraf yang aktif berkegiatan di MCC. Tercatat ada sebanyak 1.357 event yang telah digelar hingga Juli tahun 2023 ini. Gedung 8 lantai itu juga telah dimanfaatkan untuk memperkuat ekosistem, kreasi, konservasi, produksi, pemasaran produk hingga kolaborasi para pelaku ekonomi kreatif di Kota Malang.

Selain MCC, perombakan yang dilakukan pada sepanjang Jl. Basuki Rahmat juga dinilai memberi dampak yang signifikan. Perubahan yang dilakukan pada kawasan yang saat ini dikenal sebagai Kayutangan Heritage ini telah berhasil mendatangkan jutaan wisatawan, dan secara simultan berdampak pada perekonomian.

Hasilnya pun juga tak main-main, meski usia terbilang muda, pembenahan yang dilakukan berhasil membawa Kayutangan Heritage meraih prestasi pada Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2023 oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).

Selain itu, iklim investasi pun juga turut terungkit atas pembenahan yang dilakukan. Hal ini pun juga diikuti dengan meningkatnya kunjungan ke Kampung Tematik Kayutangan Heritage yang lebih dulu mengudara pada geliat pariwisata di Kota Malang.

Catatan Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kota Malang, tiket masuk wisata tematik yang ada Kampoeng Heritage Kajoetangan telah terjual sebanyak 39.154 tiket sepanjang Januari-Juli 2023. Jumlah itu tentu menjadi penyumbang tingkat kunjungan wisatawan di Kota Malang.

Tidak berhenti disini, hal itu secara berkesinambungan juga diikuti dengan tumbuhnya iklim investasi di Kota Malang. Baik di level makro, maupun di level usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

Catatan dari Dinas Tenaga Kerja, Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (Disnaker-PMPTSP) Kota Malang, saat ini sudah ada 32 ribu pelaku usaha yang telah ber NIB. Dimana dari jumlah tersebut, didominasi oleh pelaku UMKM. Hal itu pun juga tercatat menumbuhkan iklim investasi di Kota Malang.

Dari jumlah pelaku usaha tersebut, Disnaker-PMPTSP Kota Malang memperkirakan bahwa iklim investasi di Kota Malang bisa mencapai Rp 20 Triliun. Hal itu pun tentunya juga berdampak pada meningkatnya pendapatan asli daerah (PAD) Kota Malang.

“Terima kasih selama empat tahun ini, seluruh stakeholder telah berkolaborasi dalam mewujudkan akselerasi ini. Sehingga Alhamdulillah Pemerintah Kota Malang terus berbenah, karena tren pertumbuhan kita semakin menggembirakan,” ujar Sutiaji.

Jelang akhir jabatan Walikota Malang, Drs. H. Sutiaji, masih terus berupaya memberikan karya terbaik demi pembangunan inklusif di Kota Malang utamanya dalam menguatkan ekosistem ekonomi kreatif. Malang Creative Center (MCC) sebagai rumah inkubasi bagi 17 subsektor ekonomi kreatif menjadi kado manis terakhir yang diberikan Walikota Sutiaji untuk Kota Malang.

“Kami persembahkan MCC ini untuk warga Kota Malang tercinta. Ini adalah rumah kita semua, para insan kreatif yang akan menghidupkan ekonomi kreatif dan mendorong ekosistem ini menjadi semakin kuat. Persembahan di akhir masa jabatan kami harapannya dapat memberikan dampak tidak hanya untuk Kota Malang, Jawa Timur atau Indonesia, tapi hingga ke dunia. Terima kasih atas kolaborasi yang luar biasa,” tuturnya pada acara Grand Launching MCC, Jumat (22/9/2023).

Arief Wahyudi SH sekertaris Komisi B DPRD Kota Malang (Djoko W)

Terpisah Sekertaris Komisi B DPRD Kota Malang Arief Wahyudi Bahwa Kota Malang cepat bergerak bersinergi bersama Legislatif memunculkan rumusan rumusan strategis untuk menghidupkan roda perekonomian Masyarakat, terutama bagaiman agar UMKM sebagai penyanggah utama perekonomian Kota Malang bisa benar benar tangguh dan naik kelas, yaitu dari yang mikro menjadi usaha kecil , dari usaha kecil menjadi menengah dan yang sudah menengah menjadi besar.

“Tentu untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi Masyarakat tidak bisa tergantung pada satu OPD saja, namun semua harus bersinergi semata untuk kesejahteraan Masyarakat,” tandasnya. (Djoko W)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *