Lima Mahasiswa UB Temukan VISMATE, Alat Bantu Disabilitas Tuna Netra

Jum’at, 6 Oktober 2023
Malangpariwara.com –
Memudahkan penderita disabilitas tunanetra dan tunarungu dalam kegiatan sehari-hari, 4 Mahasiswa UB ciptakan sebuah alat bernama Visual Mate atau VISMATE alat alternatif bagi penyandang disabilitas tuna Netra dalam komunikasi maupun mobilisasi.
Lima mahasiswa ini diantaranya Beni Kurniawan (Teknik Elektro), M. Dwi Nur Afini (Teknik Elektro), M. Rashannaufal G (T. Elektro), dan M. Bintang Saktya (Sistem Informasi).
Dalam membuat alat bernama Visual Mate atau VISMATE yang bisa menjadi alternatif bagi penyandang disabilitas tuna Netra dalam komunikasi maupun mobilisasi dibawah bimbingan Ir. Nurussa’adah M.T.

“VISMATE merupakan sebuah alat yang memudahkan penderita disabilitas tunanetra dan tunarungu dalam kegiatan sehari-hari. Terdapat fitur untuk memudahkan pengguna yaitu deteksi hambatan dijalan untuk mengarahkan pengguna agar tidak terjadi kecelakaan. Deteksi rintangan atau hambatan diperoleh dari pengukuran oleh sensor jarak ToF (Time of Flight),” kata salah satu anggota tim Beni.
Pada alat ini terdapat Camera yang berfungsi untuk menerjemahkan foto kedalam bentuk tulisan dengan menggunakan metode image recognition.
Tulisan tersebut akan diterjemahkan dengan suara (text to speech) sehingga memudahkan interaksi antara penderita tunanetra dengan tunarungu.
Alat ini juga terintegrasi dengan Internet of Things menggunakan interface aplikasi berbasis android.
Pada aplikasi ini terdapat fitur tracking untuk memudahkan pengguna dengan keluarga dalam pemantauan jarak jauh secara realtime.
Penyandang disabilitas merupakan kondisi di mana seseorang mengalami keterbatasan fisik, intelektual, mental dan atau sensorik dalam jangka waktu lama yang dapat menghambat interaksi dengan lingkungan.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2020 jumlah penyandang disabilitas di Indonesia mencapai 22,5 juta orang atau sekitar lima persen dari penduduk Indonesia.
Salah satu jenis disabilitas yang umum ditemukan pada kalangan masyarakat adalah penyandang tunanetra.
Kendala yang umum dialami penyandang disabilitas tunanetra adalah kendala artitektural yang disebabkan oleh kondisi fisik lingkungan yang kurang mendukung untuk diakses oleh penyandang disabilitas seperti kesulitan dalam mengakses media cetak yang tidak dilengkapi dengan huruf braille atau petunjuk taktual (dapat diraba).
Hal ini cukup menyulitkan penyandang tunanetra untuk memperoleh informasi yang mereka butuhkan dari media cetak tersebut tanpa bantuan dari orang disekitar mereka.
Selain kendala untuk memperoleh informasi, penyandang tunanetra juga memerlukan alat bantu untuk menolong mereka dalam bermobilisasi.
Dalam hal berkomunikasi penyandang tunanetra memiliki kendala ketika perlu berkomunikasi dengan penyandang tunarungu wicara.
Tunarungu wicara dan tunanetra merupakan disabilitas yang saling bertolak belakang. Hal ini disebabkan penyandang tunarungu wicara mengandalkan kemampuan visualnya dalam berkomunikasi, sedangkan penyandang tunanetra mengandalkan kemampuan pendengarannya sehingga menimbulkan masalah yang cukup kompleks sehingga mereka memerlukan perantara atau bantuan orang ketiga untuk berkomunikasi.

Teknologi yang berperan dalam meningkatkan kemandirian dari penyandang tunanetra terhadap bantuan pendampingan dengan metode computer vision dan menjadikan “VISMATE” sebagai sahabat disabilitas dengan banyaknya fitur dari berbagai sensor.
Hal tersebut membantu penyandang tunarungu untuk sarana berkomunikasi baik dengan penyandang lain maupun khalayak dengan menggunakan aplikasi smartphone yang terintegrasi Internet of Things.(Djoko W)