Kenakan Baju Adat Daerah Nusantara Polinema Gelar Upacara Hardiknas 2024
Kamis, 2 Mei 2024
Malangpariwara.com – Politeknik Negeri Malang (Polinema) menggelar upacara peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), Kamis (2/5). Seluruh peserta mulai dosen dan karyawan memakai baju adat daerah.
Direktur Polinema, Supriatna Adhisuwignjo menjadi inspektur upacara membacakan amanat dari Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim mengenai tema Hardiknas tahun ini, yakni “Bergerak Bersama, Lanjutkan Merdeka Belajar”.
“Kita sudah berjalan menuju arah yang benar, tetapi tugas kita belum selesai. Semua yang telah kita jalankan harus diteruskan sebagai gerakan yang berkelanjutan. Semua yang sudah kita upayakan harus dilanjutkan sebagai perjalanan ke arah perwujudan sekolah yang kita cita-citakan,” kata Supriatna.
Usai Upacara, kepada wartawan Supriatna mengatakan jika sejak diterapkan program kebijakan Merdeka Belajar 2020 lalu, Polinema telah mengimplementasikannya dengan berbagai penyesuaian. Diantaranya dengan perubahan kurikulum yang mengakomodir MBKM, disertai prioritas pada program magang industri.
“Karena Polinema bergerak di bidang pendidikan vokasi, maka sejak empat tahun lalu merekonstruksi kurikulum,” jelasnya.
Lebih lanjut Supriatna mengatakan, bahwa perubahan kurikulum khususnya pada program magang industri diploma IV dan sejenisnya yang lamanya mencapai enam bulan dapat diakui dalam SKS. Nah Alhamdulillah pada 2023 Polinema mendapat penghargaan dari Menteri Pendidikan sebagai perguruan tinggi negeri yang menyelenggarakan MBKM terbanyak.
“Artinya kampus ini telah ikut menyukseskan Merdeka Belajar Kampus Merdeka hingga mendapat penghargaan,”
Kemudian kampus ini juga mendapat kepercayaan untuk menggelar program kampus merdeka. Terdapat enam perguruan tinggi yang menyelenggarakan, sedangkan Polinema ditunjuk sebagai Hostnya.
“Hal ini dapat dilihat jika kampus ini memberikan kontribusi penuh dalam menyukseskan MBKM di tingkat Kementrian,”
Program MBKM dilakukan secara bertahap, diawali dengan pertukaran mahasiswa yang semakin diperbanyak. Kemudian pengakuan kredit, yang dilakukan dengan berbagai kampus di luar negeri. Termasuk juga rintisan KKN di sekitar Kota Malang yang merupakan pilihan pola rekonstruksi kurikulum dan kredit transfer.
Dengan menggunakan pola kebijakan desa mitra yang dapat dijadikan sarana KKN. Termasuk pula dalam program ini agar karya mahasiswa dapat terhilirisasi kepada masyarakat sekitar.
Dimana peran dosen dalam membuka jalan peluang menjaring desa mitra melalui pengabdian masyarakat. Hal ini dapat diikuti mahasiswa melalui kegiatan bakti sosial.
Ternyata program ini dapat ditindaklanjuti dengan menggelar program pengabdian Internasional. Yakni dengan menggandeng kampus luar negeri. Termasuk dalam hal ini program Summer dan Immersion Camp.
“Lewat program ini Polinema berkontribusi membangun bangsa melalui pembangunan desa mitra. Ini merupakan bukti jika menggarap satu titik dapat dilakukan dalam berbagai aktifitas,” tandas Direktur Polinema Supriatna Adhisuwignjo mengakhiri.( Djoko W)