Pj Walikota Malang Serahkan Bantuan Bedah Rumah Secara Simbolis kepada 8 Penerima Manfaat
Selasa, 2 Juli 2024
Malangpariwara.com – Tingkatkan kualitas hunian bagi masyarakat berpenghasilan rendah, Pemkot Malang intens melalui DPUPRPKP (Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman) Kota Malang menggeber program Bedah Rumah tak Layak Huni (RTLH).
Hari ini Pj Walikota Malang Wahyu Hidayat berkesempatan menyalurkan bantuan kepada 8 penerima manfaat bedah rumah tak layak huni (RTLH) tersebut secara simbolis. Bertempat di wilayah Kelurahan Tulusrejo, Kecamatan Lowokwaru Kota Malang. Selasa (2/7/2024).
Wahyu mengatakan, sebanyak 100 unit rumah di Kota Malang dijadwalkan akan mendapat bantuan sosial (bansos) bedah rumah tak layak huni (RTLH) pada tahun 2024 ini. 100 unit rumah tersebut tersebar di 5 kecamatan se Kota Malang.
“Program ini merupakan wujud komitmen kami. Urusan pemerintahan pusat yang didelegasikan ke daerah salah satunya adalah ketersediaan rumah yang layak,”terang Pj Wali Kota Malang, Wahyu
Orang nomor satu di jajaran Pemkot Malang tersebut menyebut bahwa dengan program ini kedepannya jumlah Rumah Tidak Layak Huni yang ada di Kota Malang bisa semakin berkurang. Hal ini untuk mewujudkan rumah layak huni di Kota Malang
“Kami berharap terkait dengan RTLH ini dapat kami kurangi dan mereka bisa hidup dalam rumah yang layak. Ini membutuhkan proses yang cukup panjang, tidak bisa langsung dibangun, kepastian atas haknya harus diteliti dulu,” ungkapnya.
Penyaluran bansos berupa bedah rumah tersebut dilakukan dengan menggunakan dana yang bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD). Dan tidak semua masyarakat bisa mendapatkannya.
Bantuan tersebut bersumber pada APBD yang disalurkan bagi 76 penerima bantuan dan warga berpenghasilan rendah. Pihaknya berharap bantuan ini dapat bermanfaat bagi warga masyarakat yang berpenghasilan rendah. Sehingga program Pemerintah Kota Malang ini dapat meningkatkan taraf kehidupan warga masyarakat di Kota Malang.
“Penanganan ini memang bersyarat tidak smua orang bisa mendapatkan, akan tetapi Pemkot akan memastikan jika bantuan tersebut tepat sasaran. Untuk itu harus betul-betul kami cermati, karena banyak persyaratannya untuk bisa menerima bantuan tersebut,”tukas Wahyu.
Dirinya memastikan bahwa penyaluran bantuan tersebut tepat sasaran, sebab sebelumnya juga telah dilakukan pemilahan secara cermat untuk menentukan penerima manfaat. Untuk itu ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi.
“Salah satunya kita menangani dari pendapatan yakni masyarakat berpenghasilan rendah, mereka berpenghasilan sehingga saat kita bantu mereka masih ada kerjaan sehari-hari,” jelas Wahyu.
Selanjutnya adalah kepemilikan lahan. Artinya, warga penerima manfaat bansos bedah rumah ini harus dipastikan bahwa rumah yang dibedah adalah rumahnya sendiri. “Jadi harus milik sendiri. Rumah yang bisa kita tangani hanya aladin, yaitu atap, lantai dan dinding,” tutur Wahyu.
Totalnya, pada tahun 2024 ini ada sebanyak 100 unit rumah yang bakal mendapatkan bansos bedah rumah ini. Dimana setiap rumah, mendapatkan alokasi bantuan hingga Rp 20 juta. Dimana penyalurannya dilakukan langsung ke penerima manfaat.
“Meskipun disalurkan melalui rekening, kami kirimkan TFL (tim fasilitator lapangan), tentu agar bantuannya tepat sasaran. Kita khawatir kalau gak ada TFL, Rp 20 juta ini dibuat untuk makan, dan sebagainya,” pungkas Wahyu.

Sementara itu, salah seorang warga penerima manfaat, Razak mengatakan rasa terima kasih kepada Pemkot Malang atas bantuan tersebut. Dirinya mengaku bahwa awalnya, ia mendapat informasi bansos bedah rumah tersebut dari perangkat RW setempat.
“Jadi saya terimakasih mohon bantuannya. Dan terimakasih banyak,” jelas Razak.
Razak mengatakan, anggaran sebesar Rp 20 juta tersebut telah digunakan untuk memperbaiki sebagian rumahnya yang rusak. Tepatnya pada bagian atap dan dinding.

“Ukuran rumah 11 meter persegi. Yang rusak itu 5.1/2 meter persegi. Jadi Rp 20 juta untuk bangun sama tukang. Bagian yang rusak yaitu atap sama dinding,” tutur Razak.(Djoko W)