UMM Press Jadi Tuan Rumah Konsolidasi Penerbit Buku Nasional
Jum’at, 13 September 2024
Malangpariwara.com – Saat ini, era digital telah berkembang pesat. Maka tidak heran apabila segala kegiatan bisa dilakukan secara online. Seperti halnya membaca buku yang kini dapat dilakukan kapan saja dengan hanya membuka sebuah gadget.
Hal itu mendorong Afiliasi Penerbit Perguruan Tinggi Muhammadiyah Aisyiyah (APPTIMA) untuk menggelar menggelar workshop tata kelola penerbitan buku dan konsolidasi pada 10-12 September di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
Dalam kegiatan tersebut, UMM Press yang menjadi tuan rumah dan APPTIMA melihat bahwa e-book memiliki selling poin rupiah yang tidak kalah menarik dari pada buku cetak.
Ketua APPTIMA Budi Nugroho menjelaskan, workshop ini berupaya mendorong para generasi baru agar dapat meningkatkan kebiasaan membaca buku di manapun berada. Beberapa materi juga disiapkan seperti tata sejarah penerbitan buku, kelola penerbitan buku, kebijakan kelembagaan penerbitan buku ilmiah, hingga tips menulis buku ilmiah.
Adapun para peserta merupakan anggota dari Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah (PTMA) seluruh Indonesia. Selain itu turut hadir pewakilan Perpustakaan Nasional, Gramasurya, dan lainnya.
“Kegiatan ini menjadi wadah untuk belajar persama terkait pengelolaan maupun penerbitan buku pada masing-masing perguruan tinggi. Harapannya, kita bisa saling bantu untuk meningkatkan kualitas dan kapasitas pengelolaan buku tersebut,” kata Budi.
Menurutnya, peningkatan kapasitas SDM pengelola penerbitan merupakan hal penting dan menjadi sebuah tantangan tersendiri. Maka dari itu, APPTIMA akan terus melakukan pendampingan dan pelatihan. Ia juga berterimakasih karena UMM mendukung penuh dan memfasilitasi kegiatan tersebut dengan baik. Utamanya penerbit UMM Press yang mampu menjalankan perannya dengan baik.
Ke depan, APPTIMA akan terus mendukung perkembangan literasi di era digital. Salah satunya dengan tidak hanya berfokus pada penerbitan buku yang dilakukan oleh para akademisi namun juga mendorong literasi para mahasiswa dengan mengadakan pelatihan untuk menulis artikel opini, jurnal, hingga novel.
Harapannya, itu akan bisa meningkatkan daya baca, nalar, serta menulis pada setiap individu mahasiswa.
“Kami juga tentu akan memastikan bahwa kualitas buku tetap terjaga di masing-masing penerbit. Selalu memperhatikan detail-detail kecil seperti substansi, penulis, performa tim, desain layout, cover, hingga hilir marketingnya,” katanya menambahkan.
Terakhir, ia menilai bahwa semua pihak memiliki peran untuk meningkatkan daya baca dan literasi masyarakat. Termasuk di dalamnya Muhammadiyah yang turut andil memakukan bangsa melalui pendidikan sejak sebelum kemerdekaan.
“Kita harus bisa menciptakan suasana menulis yang menyenangkan untuk para akademisi agar nantinya dapat menghasilkan buku yang bermutu sehingga layak baca dan layak dipasarkan. Hal itu tentu akan bermuara pada upaya mencerdaskan bangsa,” pungkasnya. (Djoko W)