Jemaah Ngaji Kemisan Doakan Abah Anton Kembali Pimpin Kota Malang
Kamis, 26 September 2024
Malangpariwara.com – Kegiatan spiritual masyarakat telah menjadi sorotan. H. Mochamad Anton, yang lebih dikenal dengan sebutan Abah Anton, mengadakan pengajian Rutinan Kamisan(malam Jum’at) telah menjadi agenda tetap di kediamannya, Jalan Tlogo Indah 16, Kelurahan Tlogomas, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang. Seperti pada Kamis malam, (26/9/24), dihadiri ribuan jemaah dari berbagai penjuru Malang raya.
Abah Anton yang saat ini merupakan calon wali kota Malang, menjelaskan bahwa pengajian ini bukanlah sebuah strategi politik menjelang pemilihan kepala daerah.
Menurutnya, pengajian ini sudah berlangsung sejak lama, bahkan sebelum ia terjun ke dunia politik.
“Dulu saya ajak warga RW saya untuk bikin kegiatan yang manfaat. Akhirnya saya ajak bikin forum pengajian. Kegiatan ini murni untuk ibadah,” jelas, Abah Anton.
Pengajian ini berawal sekitar tahun 2004, ketika Abah Anton masih menjabat sebagai ketua RW 1 Kelurahan Tlogomas.
Dengan niat memakmurkan musala di sekitarnya, ia mengajak warga untuk berkumpul dalam sebuah forum pengajian.
Awalnya, kegiatan ini hanya diikuti oleh belasan jemaah. Namun, seiring berjalannya waktu, pengajian yang diadakan sebulan sekali pada malam Jumat Legi. Ternyata semakin berkembang dan menarik perhatian banyak masyarakat, tidak hanya dari RW 1, tetapi juga dari seluruh Malang Raya.
Majelis istighosah cinta umat yang rutin digelar MH Anton (Abah Anton) semakin diminati emak-emak. Jemaahnya pun semakin membludak. Uniknya mereka rela urunan sewa mikrolet untuk hadir di majelis ini.
“Secara pribadi yang membuat saya trenyuh, ibu-ibu ini rutin hadir. Mereka rela urunan sewa mikrolet,” ungkap Abah Anton, Kamis (26/09/24).
Majelis cinta umat ini digelar di kediaman Abah Anton, jalan Tlogo Indah No 16 Kota Malang. Rutin diselenggarakan tiap malam Jum’at. Tiap kali diadakan, yang hadir semakin bertambah jemaahnya, hingga saat ini mencapai ribuan.
Dalam kesempatan tersebut Abah Anton menekankan, jika di majelis ini bukan saatnya kampanye. Namun yang terpenting para seluruh jamaah dapat istiqomah hadir di majelis cinta umat ini.
Majelis ini semakin hari jemaahnya makin membludak. Maka calon Walikota ini memberi wejangan, mari rapatkan barisan melalui majelis ini. Dengan demikian majelis-majelis di Kota Malang makin makmur.
“Saya yakin, semakin banyak majelis, maka semakin barokah Kota Malang ini,” ucap Abah.
Salah satu jemaah yang hadir Dewi Suarni (63 th) warga jalan Tirto Rahayu Landungsari. Ia mengaku sudah tujuh tahun istiqomah hadir di majelis ini. Ia mengaku hatinya tenang tiap kali ikut di acara istighosah ini.
Ia bersama 20 ibu-ibu tetangganya terbiasa menyewa mikrolet untuk hadir di majelis yang digelar Abah Anton ini. Tiap orang urunan lima ribuan katanya.
Lain lagi Sunarsiyah warga Dinoyo mengatakan jika belum lama ikut pengajian tetapi membenarkan jika kegiatan pengajian rutinan di Kediaman Abah Anton itu sudah puluhan tahun.
” Alhamdulillah setelah saya mengikuti pengajian dan sholawatan di majelis Rutinan Abah Anton ada ketenangan jiwa. Semakin rindu ingin cepat cepat hari Kamis agar bisa mengikuti pengajian rutinan. Saya berangkat bersama saudara saudara,” ujarnya.
“Kami menginginkan pemimpin yang dermawan dan religius dan peduli wong cilik seperti Abah Anton,” tandasnya.
Pada kesempatan pengajian rutinan yang di pimpin KH Abu Said dari Kota Batu memanjatkan doa bersama sama untuk kesuksesan kelancaran perjalanan Abah Anton untuk mencari amanah masyarakat agar kembali memimpin Kota Malang.
Dalam mencari dukungan Abah Anton tak meninggalkan Partai.
“Perlu disampaikan, bahwa ada yang namanya koalisi rakyat, tidak meninggalkan koalisi partai. Koalisi partai harus dibangun selaras dengan koalisi rakyat. Karena berkaitan, saya yakin jika keduanya bersatu, kekuatan ini akan membuahkan hasil,” ujar Anton.
Selain itu ia mengaku bahwa dalam pencalonannya kali ini dirinya juga membawa pesan dari masyarakat. Yang menginginkan adanya perubahan pembangunan di Kota Malang.
“Saya sampaikan bahwa sebetulnya sudah dipertimbangkan oleh para tokoh masyarakat, habaib dan ulama, dimana mendengar aspirasi masyarakat paling bawah yang menghendaki pembangunan yang lebih baik di Kota Malang,” pungkas Anton. (Djoko W)