Calon Wakil Bupati no Urut 1 Lathifah Sohib Jaring Aspirasi Petani Wanita Milenial

Calon Wakil Bupati Malang nomor urut satu, Lathifah Sohib, ( ist)

Sabtu, 19 Oktober 2024

Malangpariwara.com – mendapatkan keluhan terkait susahnya mendapatkan lapangan pekerjaan dari para petani wanita yang ada di Dusun Arjomulyo, Desa Bangelan, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang. Calon Wakil Bupati Malang nomor urut satu, Lathifah Sohib akan mendorong perkembangan petani milenial di Kecamatan Tersebut.

“Disini petani tadi, mengeluhkan tentang penyerapan para tenaga kerja bagi lulusan SMK dan SMA. Jadi tadi curhat terkait dengan anak-anak mereka lulus SMA/SMK cari pekerjaan sulit karena selalu ditanyakan pengalaman kerja. Padahal mereka fresh graduate belum punya pengalaman kerja sama sekali,” terang Lathifah,

Calon Wakil Bupati Malang nomor urut satu, Lathifah Sohib saat bertemu dengan para petani wanita di Dusun Arjomulyo, Desa Bangelan, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang.( Ist)

Lathifah menerangkan, Kecamatan Wonosari merupakan salah satu daerah di Kabupaten Malang hampir yang mayoritas mata pencaharian masyarakatnya adalah bertani.

Mengingat lokasi yang tergolong cukup subur dan skill yang dimiliki penduduknya, petani milenial akan mudah diterapkan di wilayah itu.

“Maka solusinya kami ingin anak-anak. Karena disini mayoritas 90 persen itu pekerjaan orang tua mereka petani. Saya kepingin juga mereka tertarik bekerja di sektor pertanian. Maka solusi yang akan kami lakukan mendorong pertanian moderen di Kabupaten Malang, sehingga para generasi muda tertarik untuk bekerja di sektor pertanian,” ungkapnya.

Dirinya memberi contoh, salah satu program Pemerintah Kabupaten Malang dalam masa kepemimpinan Sanusi sebagai Bupati Malang. Telah dilakukan penerapan petani milenial di Kecamatan Poncokusumo, dengan menanam sayuran kentang yang produksinya sukses diserap dengan baik oleh pasar.

Lathifah menyebut, pertanian modern ini akan dikemas seperti pertanian-pertanian di beberapa negara seperti jepang. Dengan memanfaatkan alat moderen untuk memudahkan petani mengolah lahan untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.

“Kita akan melihat di negara-negara seperti jepang dan sebagainya. Mereka kan tidak mau memegang pacul, arit, untuk modernisasi peralatan juga perlu. Supaya mereka meskipun bekerja di sawah tapi tidak kelihatan seperti petani-petani kolonial menjadi petani yang milenial,” tuturnya.(Djoko W)

About The Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *