22 Januari 2025

Di Akhir 2024 Nilai Investasi di Kota Malang Ditarget Mencapai Rp 2,3 Triliun

c1_20241202_15251546

Senin, 2 Desember 2024

Malangpariwara.com – Dinas Tenaga Kerja, Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (Disnaker-PMPTSP) Kota Malang mencatat adanya trend positif pada iklim investasi di Kota Malang. Bahkan, pada triwulan ketiga 2024 ini nilai investasi di Kota Malang diklaim telah melampaui target.

Kepala Disnaker-PMPTSP Kota Malang, Arif Tri Sastyawan, menyampaikan bahwa di triwulan ketiga, nilai investasi di Kota Malang tercatat sudah mencapai Rp 2,06 triliun. Capaian itu melebihi target yang ditetapkan sebesar Rp 1,4 triliun.

“Optimis hingga akhir Desember 2024 ini nantinya bisa menyentuh Rp 2,3 triliun. Angka itu pun merupakan perhitungan rasional dan tidak berlebihan,” ujar Arif belum lama ini.

Dirinya mencatat ada sejumlah sektor yang dinilai menjadi pendorong utama dalam meningkatkan investasi di Kota Malang. Seperti usaha restoran dan kafe. Selain itu juga usaha atau bisnis property, seperti perumahan.

Terkait iklim investasi, hal tersebut juga menjadikan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) lebih dominan dibandingkan Penanaman Modal Asing (PMA). Dimana realisasinya masih di bawah Rp 1 Miliar.

“Selama setahun ini belum ada perusahaan asing yang langsung berinvestasi, kecuali hanya melalui penyertaan modal,” imbuh Arif.

Namun demikian, dirinya tetap mendorong agar adanya investasi dari asing atau PMA. Khususnya di sektor perhotelan dan rumah makan, dengan memberikan kemudahan dalam proses perizinan.

Dirinya juga lantas berharap bahwa lonjakan investasi yang signifikan itu dapat memberikan dampak langsung kepada masyarakat. Salah satunya berkaitan dengan terciptanya lapangan pekerjaan.

Selain itu, Arif mengungkapkan pihaknya tengah menyusun Peta Investasi untuk tahun 2025. Dimana hal itu diharapkan dapat menarik lebih banyak investor dan meningkatkan nilai investasi di masa depan.

“Tahun depan, target minimalnya harus sama atau lebih tinggi. Kalau turun, artinya ada yang tidak beres, misalnya banyak pengusaha yang gulung tikar,” pungkas Arif.(Djoko W)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *