29 Agustus 2025

Kelompok Tani Penghasil Kopi Lereng Gunung Arjuno Binaan Bank Indonesia Go Internasional

Jum’at, 13 Desember 2024

Malangpariwara.com – Produksi kopi asli Lereng Gunung Arjuno, Pasuruan, Jatim banyak diminati Negara lain khususnya Korea Selatan.

Terbukti, Wilayah Jawa Timur (Jatim) memang menjadi penghasil kopi yang banyak beredar di kanca nasional hingga internasional, seperti halnya produksi kopi asli Lereng Gunung Arjuno, Pasuruan, Jatim.

Dimana, kelompok tani bernama Sumber Makmur Abadi (Sumadi) memiliki kualitas kopi lereng Gunung Arjuno yang sudah dilirik dan diminati hingga Korea Selatan.

Nur Hidayat Ketua Kelompok Tani Sumadi, mengungkap bahwa kelompok tani Dumadi berlokasi di Jalan Taman Safari, Desa Jatiarjo, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan.

“Kami 54 petani berhasil menciptakan kopi asli Lereng Arjuno jenis Arabica yang ditanam di ketinggian 1.500 mdpl dengan kualitas yang tak kalah dengan lainnya,” ungkapnya

Nur Hidayat mengatakan, bahwa kebun seluas 54 hektar yang dimanfaatkan oleh 54 petani ini dimaksimalkan untuk budidaya kopi secara agroforestri. Dimana, konsep ini menggunakan kombinasi tanaman perkebunan, tanaman hutan dan tanaman pertanian.

Kunjungan BI Malang bersama awak mwdia yang tergabung di BISMA jurnalis Malang ke petani Kopi binaan BI Malang Sumadi.(Foto: BI Malang)

Terlebih, dengan adanya fasilitas green house hasil kerjasama pembinaan bersama Bank Indonesia sejak tahun 2018, semakin membuat hasil kopinya berkualitas dan go internasional.

“Dampak adanya green house ini, kami lebih bisa memenuhi pasar internasional. Karena, biasanya pasar internasional meminta kopi yang spesial taste yang single origin, yakni prosesnya mampu menjaga konsistensi rasa kopi,” ujar Hidayat, Jumat (13/12/2024).

Kelompok tani Sumadi ini juga terus mengembangkan bibit kopi untuk mempersiapkan permintaan pasar internasional yang labih luas lagi.

“Kita persiapkan untuk pasar. Karena manfaat green house ini untuk proses produksi yang full wash bisa 36 jam. Jadi kami perlu proses yang stabil dalam masa panen untuk meningkatkan harga dan kapasitas,” ungkapnya.

Selain adanya green house, suhu udara yang berkisar 18 sampai 23 derajat celcius ini juga bisa dimanfaatkan untuk stabilisasi pengeringan biji kopi sesuai standar.

“Kopi kita terkenal soft (halus) dengan proses dan tingkat kekeringan yang stabil. Cita rasa kita lebih ke creamy dan fruity,” katanya.

Korea Selatan, paling berminat untuk mengambil hasil produksi kopi lereng gunung Arjuno milik kelompok tani Sumadi. Dimana, Rata-rata Korea Selatan sekali beli bisa mengambil 1 ton dengan harga Rp150 ribu per kilogramnya.

“Selain Korea Selatan, pasar kami juga sudah tembus di Swiss, Perancis dan China. Tapi, paling serius Korea, karena mereka datang langsung ke sini, lihat prosesnya dan membuat standarisasi bareng,” tuturnya.

Diketahui, dalam satu hektar, setidaknya ada 2 ribu pohon kopi dengan usia per pohon 4 tahun dengan hasil sebanyak 20 kilogram.

“Sebelum ada green house, untuk kopi spesial taste 1 ton per tahun. Sekarang, bisa 12 ton per tahun,” imbuhnya.

Dengan hasil ini dan dibantu oleh Bank Indonesia sebagai pembina, warga sekitar pun tak perlu khawatir mencari lapangan pekerjaan.

Petani berhasil menciptakan kopi asli Lereng Arjuno jenis Arabica yang ditanam di ketinggian 1.500 mdpl .( Ist)

Sebab, hampir seluruh warga turut menyumbang tenaga dan bekerja sebagai petani dan penghasil kopi.

“Dampak ekonomi dalam 1 hektar, omzet petani bisa Rp200 juta. Nah, Rp50 juta untuk operasional di masa tunggu setahun. Ini bisa masuk target kami juga,” tandas Nur Hidayat.( Djoko W )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *