Kunjungi MCC DPRD Kota Malang Evaluasi Pengelolaan MCC untuk Efisiensi Anggaran
Malang, 24 Desember 2024
Malangpariwara.com – Guna mencari solusi dan efisiensi anggaran, Selasa (24/12/2024) di pimpin ketua Komisi B DPRD Kota Malang Bayu Rekso Aji bersama dinas terkait, DPRD Kota Malang mengunjungi Malang Creative Center (MCC).
Menurut Bayu, dengan anggaran besar yang telah dialokasikan, MCC dinilai perlu memberikan kontribusi lebih optimal bagi pertumbuhan ekonomi. Kunjungan ini juga membahas potensi pengelolaan mandiri MCC agar tidak membebani APBD Kota Malang.
“Pada 2019-2020, MCC menerima alokasi anggaran sebesar Rp150 miliar untuk operasional. Namun, penggunaan anggaran ini dinilai perlu diawasi untuk memastikan efektivitasnya,” kata Bayu.
Aleg PKS Dapil Klojen ini juga mengaku kalau kunjungannya ini bersama anggota Komisi B juga untuk menyerap aspirasi terkait pengelolaannya,” tukasnya.
Dikatakan Bayu, alokasi anggaran MCC untuk tahun depan diperkirakan sekitar Rp 6-7 miliar, meskipun belum mencakup satu tahun penuh. Angka tersebut memotivasi DPRD untuk mengevaluasi strategi pengelolaan yang lebih efisien. Salah satu opsi yang dibahas adalah kerja sama dengan pihak ketiga untuk mengurangi beban APBD.
Bayu juga menyebutkan, Diskopindag Kota Malang dan pengelola MCC telah memaparkan konsep pengelolaan mandiri finansial. Konsep ini melibatkan penyesuaian regulasi untuk memungkinkan kerja sama dengan pihak swasta.
“Kami ingin memastikan MCC tetap berfungsi maksimal tanpa membebani anggaran daerah,” ujar aleg yang juga pengusaha kuliner ini.
Masalah sarana dan prasarana di MCC dinilai sudah cukup memadai untuk mendukung aktivitas kreatif.
“MCC kini menjadi destinasi wisata kreatif yang mendukung perputaran ekonomi lokal,” imbuhnya.
Senada, Kepala Diskopindag Kota Malang, Eko Sri Yuliadi juga menyebut bahwa kunjungannya juga bertujuan untuk melihat langsung aktivitas MCC. Menurutnya, fasilitas MCC sudah dimanfaatkan dengan baik.
Menurut Eko, Regulasi berupa perda terkait pengelolaan MCC menjadi prioritas agar kontribusinya dapat lebih maksimal.
“MCC mendukung 17 sektor ekonomi kreatif yang ada di Kota Malang. Pembahasan dengan DPRD juga mencakup rencana kontribusi MCC terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD). Salah satu usulan adalah pengenaan retribusi atau pajak atas fasilitas tertentu di MCC.
Menariknya momen kunjungan ini juga dimanfaatkan untuk diskusi bersama pihak pengelola MCC juga mencakup potensi pengembangan untuk mendukung pelaku UMKM.
MCC telah menciptakan banyak lapangan kerja baru dan mendukung perkembangan ekonomi lokal.
“Pada Januari 2025, MCC direncanakan memfasilitasi ekspor produk UMKM seperti keripik nangka, keripik tempe, dan daun pisang. Produk-produk ini akan diekspor ke Australia,” ungkap Eko.
Eko menilai MCC memiliki dampak besar terhadap pertumbuhan ekonomi Kota Malang. Pertumbuhan ekonomi Kota Malang saat ini mencapai 6,09, lebih tinggi dibandingkan rata-rata Provinsi Jawa Timur dan nasional.
Sebagai agregator dan inkubator, MCC mencetak pelaku usaha baru melalui berbagai kegiatan pelatihan dan event. Meskipun tidak terlihat aktivitas jual beli langsung di MCC, dampaknya dirasakan dalam perkembangan UMKM.
“Sektor kuliner, akomodasi, dan transportasi yang didukung UMKM menjadi indikator utama pertumbuhan ini,” jelasnya.(Djoko W)