Warkop Kates Buka 24 Jam Suguhkan Tempat Ngopi Hidden Gem di Belakang UMM

Di tengah menjamurnya kafe atau warkop ada satu yang menawarkan suasana asri, tenang dan jauh dari kebisingan.(Ist)
Kamis, 31 Juli 2025
Malangpariwara.com – Mau ngopi pasti cari suasana yang tenang nyaman lain dari pada yang lain.
Di tengah menjamurnya kafe atau warkop ada satu yang menawarkan suasana asri, tenang dan jauh dari kebisingan.
Namanya Warkop Kates.
Menu kopinya tak main-main, ada yang dipesan langsung dari petani di lereng Gunung Arjuna.
Kates singkatan dari Kadung Tresno terletak di daerah Tegalgondo, tepatnya di area belakang Kampus III Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Tempat ini menjadi salah satu hidden gem karena suasananya yang jarang ditemui di tempat lain.
Warkop ini didirikan oleh Agung Satrio Adi Nugroho (29), warga Tegalgondo Malang. Setiap sudut, dari bangunan hingga kursi dan meja, banyak yang dibuat dengan tangannya sendiri. Tak heran jika suasana yang ditawarkan begitu jujur dan bersahaja.
Berawal dari lahan kosong milik sang ayah, ia mulai membangun Warkop Kates pada tahun 2021 dan resmi dibuka awal 2022. Ia memilih lokasi yang sepi dan tenang, jauh dari keramaian jalan utama.
“Aku orangnya nggak suka rame, jadi milih di belakang kampus. Banyak pohon, tenang,” ungkap Rio, panggilan akrabnya. Bahkan pepohonan yang ada di sekitar tempat ini bukan hanya penghias, tapi juga ditanam sendiri agar bisa dipanen saat musim tiba.
Menariknya, awalnya ia ingin membangun Joglo sebagai bangunan utama, namun karena keterbatasan tukang, akhirnya bangunan menyesuaikan. Meskipun demikian, nuansa adem tetap terasa kuat.
Kopi Tubruk Pilihan, Tak Bikin Kantong Kosong
Yang menjadi daya tarik lain Warkop Kates adalah kopi tubruk, menu yang seringkali dipandang sebelah mata di tempat lain. Rio justru menaruh perhatian khusus pada sajian ini.
“Inti dari semua kopi itu ya tubruk. Jadi saya ingin membuat tubruk yang khas,” ujarnya.
Meski hanya tubruk, Rio memastikan kualitas biji kopi yang digunakan adalah grade terbaik. Beberapa berasal langsung dari petani, seperti varian Arjuna (arabika specialty) dan robusta fine grade. Ia mengaku mempelajari dunia kopi secara otodidak, lewat internet dan eksperimen mandiri.
Selain kopi tubruk dengan harga Rp8000, Warkop Kates punya daftar menu yang cukup beragam namun tetap dalam jalur rasa yang khas. Mulai dari kopi sampai non kopi dengan harga relatif murah, tak jauh berbeda dari tubruk.
Buka 24 Jam, Nongkrong Tak Perlu Terburu Waktu
Mulai sebulan lebih ini, Warkop Kates buka 24 jam. Hal ini bermula dari kebutuhan pribadi ketika sang istri sedang hamil.
“Daripada buka-tutup, mending buka terus. Jadi kalau istriku butuh, bisa langsung,” ungkapnya.
Sejak saat itu, warkop ini menjadi tempat singgah mahasiswa hingga malam, bahkan dini hari.
Meski dibantu karyawan, Rio tetap turun tangan langsung untuk menjaga kualitas. Ia tidak keberatan jika pengunjung datang untuk nugas, meski awalnya ingin warkop ini jadi tempat santai tanpa nuansa workspace.
Sesekali ada acara seperti live music, tapi tidak rutin. “Aku lebih suka biasa tapi stabil. Tempat ini kan memang buat cari tenang,” katanya.
Kini, Rio berharap bisa menambah kursi dan memanfaatkan ruang kosong yang masih ada agar lebih nyaman.
“Biar nggak bosan. Yang penting tetap jadi tempat yang jujur dan tenang,” tutupnya.( Djoko W)