17 Agustus 2025

Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadiin Gelar Astuba ke-6 Sebagai Pilot Project Pramuka Pesantren

img_1755417834650

Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadiin Gelar Astuba ke-6 Sebagai Pilot Project Pramuka Pesantren.( Ist)

Malang, 17 Agustus 2025

Malangoariwara.com – Yayasan Pendidikan Islam (YPI) Hidayatul Mubtadiin Tasikmadu menggelar kegiatan pramuka dengan nama Astuba (Ajang Silaturahmi Tunas Bangsa) ke-6. Kegiatan tahunan ini digelar selama tiga hari yang dimulai hari Kamis sampai Sabtu (14-16/8/2025).

Ketua Yayasan Pendidikan Islam Hidayatul Mubtadiin, Nur Laila, S.Ag., mengungkapkan bahwa kegiatan ini sebagai ajang silaturahmi dan peringatan hari Pramuka yang di praksarai oleh Armahadi Scout (Scout Pramuka di YPI Hidayatul Mubtadiin Tasikmadu)

“Kegiatan ini digelar oleh anak-anak Armahadi Scout yang digelar mulai tanggal 14 sampai 16 Agustus 2025 sebagai ajang silaturahmi dan peringatan hari Pramuka dengan nama Astuba,” kata Nur Laila, Sabtu (16/8/2025).

Astuba sendiri diikuti oleh 687 peserta mulai tingkat dasar Paud, RA, MI, MTS dan MA serta Pondok Pesantren.

Nur Laila menjelaskan bahwa Astuba memiliki berbagai kegiatan, seperti upacara Hari Pramuka, Materi penunjang serta perlombaan, dengan mengundang berbagai instansi seperti Polwan,TNI, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang dan Puskesmas.

“Pada hari pertama, kami mengundang pihak kepolisian ( Polwan) untuk memberikan materi cinta tanah air dan PBB pada tingkat dasar Paud, RA dan MI kelas 1,2 dan 3 sedangkan untuk tingkat MI kelas 4-6, MTs dan MA materi cinta tanah air dan PBB diberikan oleh TNI, serta materi penanggulangan bencana oleh BPBD,” ujarnya.

Nur Laila menambahkan bahwa pada hari kedua ada materi kesehatan dari Puskesmas mojolangu, materi keagamaan dan pembiasaan keagamaan, ditambah dengan beberapa perlombaan.

Perlombaan sendiri juga beragam jenis dan tingkatannya, untuk tingkat dasar mulai cerdas cermat, clay, dan untuk tingkat atas lomba pionering dan semaphore serta lomba menghias tenda.

“kegiatan ini dimulai dari jam 07.00 pagi sampai 15.30 atau setelah sholat ashar, kegiatan ini sengaja tidak mengadakan perkemahan, karena beberapa pertimbangan. imbuhnya.

Nur Laila juga menekankan kegiatan ini sebagai ajang kebersamaan, kemandirian, kedisiplinan dan semangat yang tak pernah padam. Bahkan, kegiatan ini juga diberikan penekanan terhadap kecintaan terhadap tanah air.

“salah satu yang kami lakukan untuk penutupan kegiatan ASTUBA adalah kami menghadirkan kesenian daerah yang dibungkus dengan drama kolosal (jaranan) selain itu, di penutupan ini kami mengadakan outbound halang rintang dan jaring laba-laba. Untuk tingkat MTS dan MA kami juga mengadakan sisir sungai,” lanjutnya.

Penutupan Astuba dihadiri oleh Dewan Pengasuh KH Agus Toha Mahfudz, seluruh dewan pengurus, Ketua Kwarcab Kota Malang Ginanjar Yoni Wardoyo, Kapolsek Lowokwaru, Ketua Kwarcab, Lurah Tasikmadu

Sementara itu, Ketua Kwartir Cabang (kwarcab) Kota Malang, Ginanjar Yoni Wardoyo menegaskan bahwa kegiatan ini juga bisa sebagai pilot project pramuka pesantren. Menurut Ginanjar, Astuba menjadi motor penggerak pramuka pesantren di Kota Malang.

“Kurang lebih 40 ribu gugus depan adalah pesantren yang merupakan basis generasi muda. Melalui Astuba bisa menjadi motor penggerak di Kota Malang bahwa pesantren merupakan motor untuk kemajuan pramuka yang menjadi inspirasi dan mendorong pesantren Kota Malang untuk mengaktifkan Pramuka,” jelasnya.

Anggota Komisi D DPRD Kota Malang itu juga menyebut bahwa pendidikan keagamaan yang sejalan dengan kegiatan kepanduan dalam segi karakteristik. Ia menambahkan bahwa Pramuka di Pondok Pesantren bisa menjadi identitas dan karakter.

“Tadi ada yang mengikuti pramuka dengan bersarung. Nah ini yang bisa menjadi karakter pada Pramuka Pesantren,” katanya.

Ginanjar juga berkomitmen untuk mendorong Pramuka tumbuh dan berkembang di tengah-tengah masyarakat. Sebagai Ketua Kwarcab Kota Malang ia menegaskan bahwa akan melakukan sinergi dengan berbagai elemen masyarakat.

“Kita lebih ke insan di elemen masyarakat mengenai saka wisata, saka entrepreneur dan sebagainya dan pengaplikasian Trisatya dan Dasa Dharma dengan produk yang nyata,” tegasnya.

Menurutnya, di pesantren Pramuka sendiri sangat lengkap mulai dari Pramuka Siaga, Penggalang dan Penegak sehingga kolaborasi mengenai kegiatan kepanduan dan kegiatan santri sangat mudah di korelasikan.

“Saya ingin pramuka dengan basis pesantren yang memang memiliki kegiatan khas santri bisa memadukan kegiatan santri dan kegiatan kepanduan,” pungkasnya.

Ia berharap kedepan Pramuka Astuba ini bisa dicontoh dengan pesantren lain dengan keterampilan, produk, dan berbagai warna lain dalam Pramuka. Ia juga menekankan pentingnya pramuka untuk membangun ketahanan bangsa yang sesuai dengan tema tahun ini.

“Nantinya Pramuka bisa hadir ditengah-tengah masyarakat dan juga di lingkup Pemerintahan melalui perangkat daerah dengan melakukan sinergi dan kolaborasi,” tutup Anggota DPRD Komisi D itu.( Djoko W)