Menteri LH Ke UB Tegaskan Kolaborasi dengan Dunia Akademisi Perkuat Landasan Ilmiah Tentukan Kebijakan

Senin, 18 Agustus 2025

Malangpariwara.com
Menteri Lingkungan Hidup menegaskan pentingnya kolaborasi dengan dunia akademisi untuk memperkuat landasan ilmiah dalam setiap kebijakan yang dikeluarkan oleh kementeriannya.

Hal ini diungkapkan saat menjadi narasumber ORDIK Pascasarjana UB 2025.

“Saya rasa untuk melakukan kolaborasi dengan semua lini di akademisi seluruh tanah air,” ujar Menteri.

Ia menjelaskan bahwa langkah ini merupakan tindak lanjut dari kerja sama sebelumnya dengan Forum Rektor.

“Beberapa waktu yang lalu kita telah melakukan kerja sama MoU dengan Forum Rektor yang dihadiri dan diwakili 41 rektor di seluruh tanah air,” ungkapnya.

Menurutnya, hampir 90% instrumen kebijakan, pengawasan, dan penegakan hukum di Kementerian Lingkungan Hidup dilandasi oleh basis ilmiah.”Ini berbeda dengan kementerian yang lain,” katanya.

“Jadi, saintifik autoritinya demikian sangat kental di dalam Kementerian Lingkungan Hidup, sehingga wajib hukumnya untuk melakukan kolaborasi dengan semua universitas,” imbuhnya.

Ia menambahkan bahwa kehadirannya di Universitas Brawijaya adalah salah satu manifestasi dari komitmen tersebut.

“Hari ini kita berada di Universitas Brawijaya Malang yang juga merupakan almamater saya,” akunya.

Rektor Universitas Brawijaya (UB) menegaskan bahwa pengembangan ilmu dan teknologi di perguruan tinggi harus berlandaskan pada pelestarian lingkungan hidup.

Hal ini disampaikan setelah menerima kunjungan Menteri Lingkungan Hidup.

“Kita menerima pasca lebih dari 2.000, dan mahasiswa pasca ini menjadi inti dari pengembangan ilmu dan teknologi yang ada di perguruan tinggi,” ujar Rektor.

Ia melanjutkan, “Kehadiran Pak Menteri Lingkungan Hidup tadi memberikan penekanan yang sangat kuat bahwa seluruh pengembangan keilmuan dan teknologi harus tetap berpedoman pada kelestarian lingkungan hidup, sehingga energi-energi, teknologi-teknologi juga harus hijau.”

Rektor UB juga menekankan bahwa semua pengetahuan dan teknologi harus “hijau,” yang berarti harus selaras dengan konservasi lingkungan hidup.

“Kalau tidak dimulai sekarang ya akan susah kira-kira begitu,” tuturnya.

Selain itu, ia berharap UB dapat berkontribusi besar dalam pelestarian lingkungan hidup dan kebijakan-kebijakan di Indonesia.

“Insyaallah kita akan banyak berkontribusi dalam rangka untuk pelestarian lingkungan hidup, kebijakan-kebijakan lingkungan hidup di Indonesia,” ucapnya.

Di akhir pernyataannya, Rektor UB juga menyebutkan bahwa kampusnya telah menerima mandat khusus.

“UB juga mendapat mandat untuk bersama-sama merumuskan indikator instrumen untuk mendukung indeks kelestarian lingkungan hidup Indonesia,” tandasnya.(Djoko W)