ORDIK Pascasarjana UB 2025, Menteri Lingkungan Hidup Hanif Tekankan Kolaborasi Akademisi

Universitas Brawijaya (UB) menggelar Orientasi Pendidikan dan Kemahasiswaan (ORDIK) Pascasarjana Tahun Akademik 2025/2026 pada 18–19 Agustus 2025. Hadirkan Dr. Hanif Faisol Nurofiq, S.Hut., M.P., Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI.(Djoko W)
Senin, 18 Agustus 2025
Malangpariwara.com – Universitas Brawijaya (UB) menggelar Orientasi Pendidikan dan Kemahasiswaan (ORDIK) Pascasarjana Tahun Akademik 2025/2026 pada 18–19 Agustus 2025.
Kegiatan ini diikuti oleh 2.255 mahasiswa baru program magister dan doktoral, dengan rangkaian acara yang berlangsung di Gedung Samantha Krida UB dan fakultas masing-masing.
Dengan tema “Membangun Intelektual Pascasarjana yang Profesional, Berintegritas, dan Visioner Menuju Indonesia Emas 2045”, ORDIK menjadi momen penting untuk membekali mahasiswa baru dalam menghadapi tantangan akademik, sekaligus menanamkan nilai profesionalisme, integritas, dan kepedulian terhadap isu lingkungan.
Rektor UB Tekankan Pentingnya Riset

Rektor Universitas Brawijaya, Prof. Widodo, S.Si., M.Si., Ph.D.Med.Sc, menegaskan bahwa riset merupakan pondasi utama pendidikan pascasarjana.
“Aktivitas belajar mahasiswa pascasarjana berangkat dari riset yang melibatkan kerja sama dan koordinasi dengan berbagai pemangku kepentingan. Tugas mahasiswa adalah mengembangkan ilmu pengetahuan yang tidak sekadar bersumber dari buku teks, melainkan melalui penelitian mendalam yang menghasilkan temuan baru,” ujar Prof. Widodo.
Menurutnya, riset yang berkualitas akan menjadi kontribusi nyata UB bagi pembangunan bangsa, khususnya pada bidang keberlanjutan dan lingkungan hidup.
Menteri Lingkungan Hidup Hanif: Akademisi Penopang Kebijakan

ORDIK Pascasarjana UB menghadirkan Dr. Hanif Faisol Nurofiq, S.Hut., M.P., Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, sebagai narasumber utama. Ia menegaskan pentingnya kolaborasi antara kampus dan pemerintah dalam membangun kebijakan lingkungan yang berbasis akademik.
“Beberapa waktu lalu kita telah melakukan kerja sama dengan 41 rektor di seluruh Indonesia sebagai tindak lanjut MoU dengan Kementerian Lingkungan Hidup. Ini menunjukkan betapa pentingnya peran akademisi dalam memperkuat fungsi kajian yang menjadi landasan kebijakan kementerian. Hari ini, di UB Malang yang juga merupakan almamater saya, saya merasa bangga bisa mendorong peningkatan kapasitas akademik mahasiswa,” ungkap Hanif Faisol.
Ia menambahkan bahwa 90 persen instrumen kebijakan, pengawasan, dan penegakan hukum di Kementerian Lingkungan Hidup berbasis pada kajian akademik.
“Tanpa dukungan akademisi, kualitas lingkungan hidup kita akan merosot tajam, apalagi di tengah upaya menuju negara maju 2045. Universitas seperti UB menjadi mitra strategis dalam memberi dasar analisis bagi persetujuan lingkungan maupun penanganan dugaan pelanggaran hukum,” tegasnya.
Selain Menteri Lingkungan Hidup, ORDIK Pascasarjana UB juga menghadirkan materi dari jajaran pimpinan universitas, di antaranya:
Prof. Dr. Ir. Imam Santoso, M.P. – Peraturan Akademik UB & Standar KKNI.
Prof. Dhiana Puspitawati, SH., LLM., Ph.D. – Ketahanan & Publikasi Jurnal Ilmiah.
Prof. Dr. Iwan Permadi, SH., M.Hum. – Layanan Perpustakaan dan akses karya ilmiah.
Dr. Raden Arief Setyawan, ST., M.T. – Transformasi Digital dan layanan TIK.
drg. Miftakhul Cahyati, Sp.PM – Layanan Klinik Universitas Brawijaya.
Menuju Indonesia Emas 2045

Melalui ORDIK, mahasiswa baru Pascasarjana UB tidak hanya diperkenalkan dengan sistem akademik dan budaya kampus, tetapi juga dibekali motivasi, jejaring sosial, serta perspektif keberlanjutan.
Harapannya, mereka mampu menjadi agen perubahan yang profesional, berintegritas, dan visioner dalam menyongsong Indonesia Emas 2045. (Djoko Winahyu)