1 September 2025

Perdana Kumpul Ngaji Alumni SMA Islam 87″ Seduluran Sak Lawase “Pentingnya Beragama Dalam Kehidupan”

img_1756618472908

Ber inovasi dari Kumpul Kumpul jagongan canda makan bareng, grub SMA Islam 87" Seduluran Sak Lawase mulai merubah konsep jadi kumpul ngaji.( Djoko W) .

Minggu, 31 Agustus 2025

Malangpariwara.com – Ber inovasi dari Kumpul Kumpul jagongan canda makan bareng, grub SMA Islam 87″ Seduluran Sak Lawase mulai merubah skema jadi kumpul ngaji.

Untuk mempererat ukhuwah islamiah & seduluran sak lawase menggelar Thalabul Ilmi (Ngaji & Diskusi Bareng).

Kumpul ngaji yang di ketuai H. Achmad Hafid ini dibentuk pada bulan Agustus 2025 dan pelaksanaan pertama kumpul ngaji pada tanggal (30/8/25)di rumah Arif Nachenk jalan Lahor 25.

,”Ya kami memang ngobrol bareng bersama temen temen kok ternyata gayeng mulai muncul ide ide kreatif yang intinya semua kegiatan itu bermakna,” ujar Hafid.

Kumpul ngaji 87″ perdana ini mengundang Ustadz Alfin Shahih
Dengan tema “Pentingnya Beragama Dalam Kehidupan”.
Tak kurang dari 35 alumni mengikuti tausiah dengan seksama sesekali ada joke Ustadz Alfin.

Sesuai sengan tema Ustadz Alfin membahas Pentingnya beragama dalam kehidupan.

Menurutnya pentingnya beragama dalam kehidupan itu
terletak pada perannya sebagai pedoman moral dan spiritual, sumber kekuatan dan ketenangan, perekat sosial dan solidaritas, serta sebagai kendali terhadap diri dan hawa nafsu.

“Agama memberikan arah dan makna hidup, membantu individu menghadapi kesulitan, menumbuhkan nilai-nilai luhur, serta membangun masyarakat yang harmonis dan beradab,” katanya

Manfaat Agama dalam kehidupan sehari-hari menjadi
Pedoman hidup dan moralitas. Selain itu juga agama membimbing manusia untuk memahami perbedaan antara kebaikan dan keburukan, serta memberikan pedoman moral dalam setiap aspek kehidupan.

Agama membantu mengendalikan akal pikiran dan hawa nafsu, mengarahkan individu untuk berbuat baik dan menjauhi kemaksiatan.

“Terpenting Agama dapat mempererat hubungan antar sesama, membangun solidaritas, dan meningkatkan rasa kebersamaan dalam masyarakat serta membantu manusia memahami makna hidup dan mempersiapkan diri untuk kehidupan di akhirat, memberikan pencerahan spiritual,” ujarnya.

Ustadz Alfin juga mengingatkan kepada jamaah untuk selalu menjaga lisan.

“Artinya, menjaga lisan berarti berbicara secara bijaksana dan menghindari ucapan yang menyakiti orang lain, menyebabkan fitnah, atau menimbulkan kebencian, serta berdiam diri jika tidak mampu berkata baik. Hal ini penting untuk menciptakan hubungan yang harmonis, menghindari dosa seperti ghibah dan fitnah, menjaga kehormatan diri, dan meraih ketenangan hati,” imbuhnya

Cara melakukannya meliputi membiasakan zikir, berdoa, berpikir sebelum berbicara, dan membangun lingkungan yang positif.

Mengapa Menjaga Lisan Penting?
Cerminan Akhlak dan Keimanan:
Lisan yang terjaga mencerminkan akhlak mulia dan kesempurnaan iman seseorang.

Mencegah Dosa:
Menjaga lisan menghindarkan diri dari dosa besar seperti berbohong, ghibah (menggunjing), dan fitnah.

Menciptakan Hubungan Harmonis:
Ucapan yang baik dan santun membangun hubungan yang baik dan harmonis antar sesama manusia.

Menjaga Kehormatan Diri:
Orang yang menjaga lisannya akan dihormati dan memiliki kepercayaan lebih di mata orang lain.

Bagaimana Cara Menjaga Lisan?
Berpikir Sebelum Berbicara: Pikirkan dampak perkataan Anda sebelum mengucapkannya.

Berdiam Diri (Diam): Jika tidak bisa berkata baik, lebih baik diam, karena diam adalah pilihan yang lebih baik daripada perkataan yang tidak bermanfaat.

Berzikir dan Berdoa: Perbanyak zikir dan doa agar lisan selalu terarah pada kebaikan dan dijauhkan dari hal yang tidak perlu.

Menghindari Topik Negatif: Jauhi topik pembicaraan yang bersifat ghibah, fitnah, atau hal-hal yang dapat menimbulkan kebencian.
Membangun Lingkungan Positif: Kelilingi diri dengan orang-orang yang senantiasa mengajak pada kebaikan.

Memeriksa Berita: Jangan mudah menyebarkan berita yang belum jelas kebenarannya, tetapi periksa terlebih dahulu dengan teliti.
Menjaga Lisan di Era Digital: Prinsip menjaga lisan juga berlaku di dunia maya, termasuk tidak memposting hal yang tidak baik di media sosial.

Sesi terakhir tanya jawab. Banyak hal baru yang di dapat para jamaah sehingga akan menjadi pegangan dan rujukan untuk kehidupan kedepannya.

Atas nama paniti yang juga sebagai ketua alumni 87″, Hushein mengucapkan banyak terimakasih kepada para donatur dan temen temen grub seduluran.

” Semoga virus baik ini akan membawa dampak dan yang ikut ngaji bareng semakin bertambah jumlah jamaahnya,” pungkasnya.( Djoko W)