2 September 2025

Inflasi Agustus di Kota Malang Catat Deflasi 0,07 Persen

img_1756763252708

Deputi Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Malang, Dedy Prasetyo,( Djoko W)

Malang,1 September 2025

Malangpariwara.com – Kota Malang mencatat deflasi sebesar 0,07 persen pada Agustus 2025. Angka ini berbanding dengan Juli lalu yang mengalami inflasi 0,12 persen. Jika dihitung setahun, inflasi Kota Malang berada di level 2,13 persen.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), turunnya harga pangan menjadi penyebab utama deflasi. Komoditas yang paling berpengaruh adalah tomat dan cabai rawit, masing-masing dengan deflasi -0,11 persen dan -0,10 persen. Harga dua produk hortikultura itu turun karena panen raya.

Selain itu, harga telur ayam ras, sawi putih, dan bensin juga menurun. Penurunan harga bensin terjadi karena adanya penyesuaian harga BBM non-subsidi. Sementara harga telur dan sawi turun karena pasokan di pasar masih mencukupi.

Meski ada deflasi, sejumlah barang dan jasa tetap naik harga. Beras menjadi penyumbang inflasi paling besar, yaitu 0,08 persen, disebabkan pasokan beras premium berkurang. Inflasi juga dipengaruhi kenaikan biaya pendidikan perguruan tinggi, harga emas perhiasan, daging ayam ras, dan buah pepaya.

Deputi Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Malang, Dedy Prasetyo, dalam pernyataan tertulisnya menyampaikan bahwa capaian ini tidak lepas dari koordinasi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID).

Pada Agustus, TPID menggelar beberapa kegiatan seperti pelatihan smart farming, lomba resep makanan berbahan non-beras, serta pasar murah di lima titik.

Selain itu, pemantauan stok beras SPHP, antisipasi beras oplosan, hingga pemantauan harga bahan pokok terus dilakukan. Rapat koordinasi rutin juga ikut mendukung pengendalian inflasi di daerah.

Bank Indonesia bersama pemerintah pusat dan daerah menegaskan akan terus melanjutkan sinergi melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP). Program 4K yang meliputi keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif akan tetap diperkuat. Tujuannya agar inflasi tetap terjaga di sasaran 2,5 ±1 persen sepanjang tahun ini.(Djiko W/ Yaya)