27 September 2025

Wisuda ke-70 Polinema, 830 Lulusan Didorong Jadi Problem Solver dan Agen Dampak Sosial di Masyarakat

img_1758969031615

Politeknik Negeri Malang (Polinema) menggelar Wisuda ke-70 tahap kedua, Sabtu (27/9/2025), dengan meluluskan sebanyak 830 mahasiswa dari berbagai jenjang. (Djoko W)

Sabtu, 27 September 2025

Malangpariwara.com – Politeknik Negeri Malang (Polinema) menggelar Wisuda ke-70 tahap kedua, Sabtu (27/9/2025), dengan meluluskan sebanyak 830 mahasiswa dari berbagai jenjang.

Para wisudawan didorong untuk mampu menjadi problem solver di lingkungannya masing-masing.

Wisudawan merupakan 10 lulusan Magister Terapan, 546 Sarjana Terapan, 268 Diploma III, dan 6 Diploma II.

Direktur Polinema, Supriatna Adhisuwignjo, ST., MT.(Djoko W)

Direktur Polinema, Supriatna Adhisuwignjo, ST., MT. berharap para lulusan tidak hanya siap kerja.

“Lulusan harus bisa menjadi seorang problem solver bagi permasalahan yang ada di lingkungannya termasuk di industri nantinya,” tegasnya.

Dijelaskannya, semua aktivitas pendidikan di kampus diarahkan agar mahasiswa mampu memberi kontribusi, bahkan sebelum mereka lulus.

Salah satu implementasi nyata dari komitmen tersebut adalah penyerahan 200 karya tugas akhir mahasiswa kepada UMKM dan kelompok masyarakat, sebagai bagian dari inisiatif hilirisasi hasil inovasi kampus.

Secara keseluruhan, dari total seluruh rangkaian wisuda tahap 1 hingga tahap 4 mendatang, Polinema menargetkan sekitar 1.500 karya mahasiswa untuk dimanfaatkan secara langsung oleh masyarakat dan dunia industri.

“Apa yang sudah dikaryakan dan dihasilkan oleh para mahasiswa khususnya, ini nanti menjadi salah satu bentuk bagaimana apa yang sudah diupayakan, melalui skripsi, melalui prospek mata kuliah, yang kita akan perbanyak yang bisa disalurkan dan dimanfaatkan masyarakat,” imbuh Supriatna.

Dalam sambutannya Direktur juga menegaskan, wisuda kali ini bukan hanya seremoni seremonial pelepasan lulusan, melainkan momentum untuk memperkuat paradigma baru pendidikan vokasi.

Polinema saat ini tengah menjalankan transformasi besar melalui program “Kampus Berdampak”, selaras dengan kebijakan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi bertajuk “Diktisaintek Berdampak”.

Program ini mendorong kampus tidak hanya mencetak lulusan kompeten, tetapi juga menghasilkan solusi nyata bagi masyarakat dan industri.

Supriatna juga menyoroti tantangan besar dunia pendidikan tinggi saat ini. Mulai dari akses pendidikan yang masih terbatas, mismatch antara dunia akademik dan kebutuhan industri, hingga tuntutan era VUCA dan dominasi kecerdasan buatan.
Oleh karena itu, menurutnya, lulusan Polinema harus memiliki kombinasi hardskill yang kuat dan karakter unggul.

Untuk memastikan lulusan siap bersaing, kampus telah menjalankan sejumlah strategi, di antaranya penerapan kurikulum berbasis OBE (Outcome Based Education) dan OBA (Outcome Based Assessment), serta metode pembelajaran Project Based Learning (PBL), Case Method (CM), dan Teaching Factory (TEFA).

Hasilnya, Polinema kini telah meraih Akreditasi Institusi “UNGGUL” dari BAN-PT dan beberapa program studi mendapatkan akreditasi internasional dari IABEE.

Dari sisi pengembangan karier mahasiswa, Polinema mengaktifkan Unit Penunjang Akademik Layanan Uji Kompetensi (UPA-LUK) untuk sertifikasi profesi, serta Unit Pengembangan Karir dan Kewirausahaan (UPA-PKK) untuk pembinaan softskill, organisasi, hingga kompetisi.

Polinema juga terus memperkuat jejaring internasional. Dalam dua tahun terakhir, kampus ini mengirimkan 16 lulusan program INTENSE untuk melanjutkan studi sekaligus magang kerja di Taiwan.

Selain itu, Polinema menjalankan program Joint Degree dengan perguruan tinggi luar negeri dan membuka kelas industri bersama PT Bukit Asam dan Chandra Asri Petrochemical.

“Tugas besar Polinema dalam mempersiapkan mahasiswa dan lulusannya untuk berdaya saing di tingkat global telah sejalan dengan program Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi bertajuk Diktisaintek Berdampak,” pungkas Supriatna.(Djoko W)