Mahasiswa Relawan Siaga Bencana UMM dan MDMC Gelar Simulasi Kebakaran di Muhammadiyah Boarding School Mojokerto

Ratusan siswa Muhammadiyah Boarding School (MBS) Mojokerto mengikuti simulasi kebakaran skala besar(isy)
Senin, 6 Oktober 2025
Malangpariwara.com – Ratusan siswa Muhammadiyah Boarding School (MBS) Mojokerto mengikuti simulasi kebakaran skala besar, Jumat (3/10/2025).
Tujuannya untuk menguji kesiapan seluruh warga sekolah dalam menghadapi situasi darurat nyata.
Simulasi diselenggarakan oleh Mahasiswa Relawan Siaga Bencana (Maharesigana) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) bekerja sama dengan Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC).
Latihan dirancang menyerupai kondisi darurat sebenarnya, meliputi evakuasi mandiri, pemadaman api awal, dan pertolongan pertama.

Skema simulasi dibuat realistis, melatih siswa dan staf untuk melakukan evakuasi mandiri, pemadaman api awal, dan pertolongan pertama pada korban.
Ketua Umum Maharesigana UMM, Rindya Ferry Indrawan, menjelaskan mahasiswa merupakan aktor penting dalam membangun budaya tanggap bencana di lingkungan pendidikan.
“Kami ingin menunjukkan bahwa mahasiswa bisa menjadi motor penggerak budaya siaga bencana. Melalui simulasi ini, kami berharap adik-adik di Muhammadiyah Boarding School tidak hanya tahu prosedur evakuasi, tetapi juga berani mengambil peran ketika keadaan darurat terjadi,” tegasnya, menyoroti pentingnya keberanian bertindak.
Kegiatan ini juga merupakan tindak lanjut vital dari rangkaian pelatihan Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) yang telah digelar intensif mulai 24-26 September 2025.

Sementara itu, Ketua Pimpinan Pusat MDMC, Budi Setiawan, S.T., M.T. menegaskan, latihan lapangan lebih penting daripada teori semata.
“Kesiapsiagaan bukan hanya teori, tapi keterampilan yang harus terus dilatih agar warga sekolah siap bertindak saat bencana benar-benar datang,” ujarnya, mendorong agar MBS Mojokerto terus menjaga standar kesiapsiagaan tertinggi.
Pihak sekolah menilai kegiatan ini bagian penting dari penguatan karakter siswa. Direktur MBS Mojokerto menyampaikan bahwa pendidikan kebencanaan menjadi bagian dari visi pengembangan kapasitas santri.
“Pelatihan ini merupakan bagian dari komitmen kami dalam mendorong penguatan kapasitas warga pondok, khususnya generasi muda, agar memiliki kesiapsiagaan yang memadai,” jelasnya.
Ia menambahkan sekolah menjadi ruang strategis dalam membangun budaya tanggap sejak dini. Dengan berakhirnya simulasi, MBS Mojokerto menegaskan kesiapan menghadapi potensi kedaruratan di masa mendatang.(Djoko W)