Beredar Sejumlah Kabar Hoaks Soal BBM dan Layanan SPBU, Pertamina Patra Niaga Imbau Masyarakat Selalu Waspada

Pertamina Patra Niaga meminta masyarakat untuk waspada terhadap penyebaran informasi palsu atau hoaks yang beredar di media sosial terkait bahan bakar minyak (BBM) dan pelayanan SPBU.(Istimewa)
Selasa, 7 Oktober 2025
Malangpariwara.com – Pertamina Patra Niaga meminta masyarakat untuk waspada terhadap penyebaran informasi palsu atau hoaks yang beredar di media sosial terkait bahan bakar minyak (BBM) dan pelayanan SPBU. Sejumlah hoaks dinilai meresahkan dan menyesatkan publik.
Pj. Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Roberth MV Dumatubun, menjelaskan praktik manipulasi informasi ini sangat disayangkan karena mencemarkan nama baik perusahaan sekaligus pemerintah.
“Masyarakat perlu mewaspadai hoaks lainnya seperti adanya hoaks seperti pembatasan pembelian BBM akhir-akhir ini dan juga informasi seperti pengujian-pengujian yang tidak dilakukan oleh ahlinya serta informasi-informasi hoaks lainnya seperti rekrutmen fiktif yang mengatasnamakan Pertamina,” ujar Roberth, Minggu (5/10/2025).
Sejumlah kabar palsu yang menyebar di antaranya adalah mengenai pengujian RON BBM dengan alat portable, pembatasan pengisian BBM, kebakaran SPBU, hingga video viral di Lumajang.
Pada hoaks pertama, Pertamina menegaskan informasi mengenai hasil pengujian Research Octane Number (RON) menggunakan alat portabel seperti Oktis-2 tidak valid secara ilmiah. Pengujian resmi hanya dapat dilakukan dengan mesin CFR (Cooperative Fuel Research Engine) sesuai metode ASTM D2699 yang diakui secara internasional.
Kedua, tambah Roberth. “Pembatasan pengisian BBM hingga 7 hari untuk mobil dan 4 hari untuk motor, serta larangan bagi penunggak pajak kendaraan adalah tidak benar,” jelasnya.
Penyaluran BBM, khususnya BBM Subsidi, tetap berjalan sesuai ketentuan pemerintah melalui mekanisme yang berlaku agar lebih tepat sasaran dan transparan. Hal ini juga sudah disampaikan oleh kementerian ESDM melalui juru bicara KESDM.
Selanjutnya, Pertamina juga membantah isu adanya kebakaran SPBU akibat kebijakan pembatasan BBM. Video yang beredar adalah rekaman lama insiden di Aceh pada 2024.
Begitu pula dengan video viral di Lumajang yang disebut sebagai aksi warga menggeruduk SPBU, ternyata bukan peristiwa penjarahan, melainkan warga yang berteduh di SPBU saat hujan deras usai karnaval.
“Keributan terjadi akibat pengaruh minuman keras, bukan karena layanan SPBU. Tidak ada penjarahan atau kerusakan, hanya sampah yang berserakan keesokan harinya,” terang Roberth.
Ia menambahkan, masyarakat diimbau untuk tidak mudah percaya pada informasi yang belum terverifikasi.
“Pertamina Patra Niaga pun mengajak masyarakat untuk selalu memastikan kebenaran informasi melalui kanal resmi perusahaan yakni Pertamina Call Center 135 dan akun resmi media sosial Pertamina,” tutupnya.(Djoko W)